Meski Tertekan Pidato Trump, Rupiah Diprediksi Bisa Menguat

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 2 Maret 2017 07:40 WIB

Lembaran mata uang Rupiah edisi baru. ANTARA/Adwit B Pramono

TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah hari ini diperkirakan kembali menguat setelah dalam tiga hari terakhir mengalami pelemahan. Rupiah kemarin melemah akibat sentimen negatif pidato Presiden Amerika Serikat Donald Trump.

Analis Senior PT Binaartha Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan rupiah hari ini bergerak di kisaran support Rp 13.380 per dolar Amerika dan resisten Rp 13.296 per dolar Amerika. “Meski demikian, tetap cermati berbagai sentimen yang dapat berpengaruh pada berubahnya kurs rupiah,” katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 2 Maret 2017.

Menurut Reza, sebelumnya, meski secara tren laju rupiah belum dapat keluar dari tren sideways-nya, mulai ada penguatan yang didukung sentimen yang dapat berimbas positif pada keberlanjutan penguatan nilai tukar rupiah. “Kami harapkan laju rupiah dapat kembali menguat serta didukung oleh positifnya rilis data-data makro, baik dari internal maupun eksternal,” ujarnya.

Baca: 15 Blok Migas Belum Laku, Ini yang Dilakukan Pemerintah

Reza mengatakan, jika terjadi pelemahan rupiah pun, yang akan terjadi masih dalam kisaran terbatas. Bagaimanapun, perlu dicermati berbagai sentimen yang ada, terutama imbas dari penguatan dolar Amerika setelah merespons pidato Trump dan kurang adanya imbas dari rilis inflasi yang lebih baik daripada bulan sebelumnya. Dengan skenario pelemahan, rupiah akan bergerak pada kisaran support Rp 13.386 per dolar Amerika dan resisten Rp 13.315 per dolar Amerika.

“Harapan kami akan adanya penguatan pada laju rupiah tidak akan terwujud jika pelaku pasar kembali memburu dolar sehingga membuat laju dolar Amerika kembali melanjutkan penguatan,” katanya.

Pidato Trump di hadapan kongres, kata Reza, menitikberatkan pada upaya perbaikan ekonomi Amerika untuk kembali pulih dengan adanya rencana penambahan anggaran untuk beberapa pos yang dianggap dapat meningkatkan aktivitas ekonomi. Pidato ini sedianya sudah direspons positif oleh para pelaku pasar dengan terapresiasinya laju dolar Amerika.

Baca: Sentimen Positif Raja Salman Tak Mampu Dongkrak IHSG

Meski begitu, rilis data inflasi Indonesia per Februari 2017 sebesar 0,23 persen, yang lebih rendah dibanding Januari, tampaknya belum cukup mengangkat laju rupiah. Sebab, meski tercatat lebih rendah, inflasi tersebut lebih tinggi jika dibandingkan dengan inflasi yang sama di bulan Februari di tahun-tahun sebelumnya, di mana rata-rata tercatat deflasi.

Berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia, dalam tiga hari terakhir rupiah mengalami pelemahan. Pada Senin lalu kurs rupiah diperdagangkan di level Rp 13.339 per dolar Amerika, kemudian melemah menjadi Rp 13.347 per dolar Amerika pada Selasa, dan terakhir melemah menjadi Rp 13.361 per dolar Amerika.

ABDUL MALIK

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

2 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

4 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

10 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

1 hari lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya