CEO Philips ASEAN, Caroline Clark: Awasi Kehamilan dari Jauh

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 27 Februari 2017 13:00 WIB

Philips Indonesia

TEMPO.CO, Jakarta - Bagi masyarakat awam, Philips mungkin hanya terkenal sebagai merek pembuat perangkat rumah tangga, seperti penanak nasi, setrika, dan mesin pencukur. Padahal merek asal Belanda ini punya lini produk alat-alat medis canggih, seperti mesin CT-Scan, CAT Scan, dan banyak lagi. “Produk kami sudah digunakan di banyak rumah sakit di Indonesia,” kata CEO Philips wilayah Asia Tenggara dan Pasifik, Caroline Clark, kepada Praga Utama dari Tempo, Rabu, 22 Februari 2017, pekan lalu.

Sebagai salah satu produsen perangkat medis, Philips melihat masih banyak masalah kesehatan masyarakat di Tanah Air, yang sebetulnya bisa diatasi menggunakan teknologi. “Menurut kami, Indonesia yang wilayahnya sangat luas dan jumlah penduduk yang sangat banyak membutuhkan solusi untuk mengatasi aneka masalah kesehatan,” kata Caroline. Karena itu, Philips mengembangkan program bernama Mobile Obstetrics Monitoring (MOM) yang ditujukan untuk para ibu hamil.

Seperti apa program tersebut dan bagaimana penerapannya? Berikut ini petikan wawancara Tempo dengan Caroline yang didampingi Presiden Direktur Philips Indonesia, Suryo Suwignjo.

Seperti apa sebetulnya program MOM yang diperkenalkan Philips?
Secara sederhana, MOM adalah program pemantauan kehamilan bagi para ibu. Kami mengembangkan aplikasi berbasis teknologi yang dapat digunakan para bidan di berbagai daerah, terutama yang masih terpencil. Para bidan ini, selain dibekali peralatan medis yang biasa digunakan untuk memeriksa ibu hamil, juga dilengkapi dengan ponsel yang berisi aplikasi untuk mencatat kondisi kehamilan pasiennya. Data yang dicatat bidan kemudian masuk ke server di rumah sakit besar, sehingga bisa dipantau para dokter spesialis.

Baca: Dirut Pelni Elfien Guntoro: Pariwisata Bisnis Masa Depan

Lalu, apa manfaat program ini untuk para ibu hamil?
Program ini ditujukan agar aneka masalah dalam kehamilan bisa dideteksi lebih dini. Sebab, kami melihat, belum semua bidan di Indonesia punya kemampuan mendiagnosis pelbagai masalah medis yang dialami ibu hamil. Mereka masih membutuhkan bantuan para dokter, tapi hal itu terkendala terbatasnya jumlah dokter spesialis dan fasilitas medis, terutama di daerah-daerah terpencil.

Hal inilah yang menyebabkan tingkat kematian ibu dan bayi masih cukup tinggi di Indonesia (126-190 kematian per 100 ribu kelahiran setiap tahun, menurut data World Health Organization pada 2013). Berdasarkan penelitian medis, tingginya angka itu disebabkan masalah kesehatan yang tidak terdeteksi lebih dini.

Secanggih apa aplikasi MOM ini? Masalah kesehatan semacam apa yang bisa dideteksi?
Macam-macam. Yang jelas, data-data vital terkait dengan kehamilan pasien akan dicatat para bidan, termasuk gambar ultrasonik, lalu dikirimkan ke pusat data berbasis cloud di rumah sakit besar milik pemerintah daerah. Aplikasi MOM ini akan mengeluarkan peringatan jika data vital yang dikirimkan bidan mengindikasikan adanya masalah. Dokter di rumah sakit melakukan diagnosis, untuk kemudian menentukan langkah pencegahan atau perawatan lanjutan bersama bidan.

Baca: Toto Nugroho Presiden Direktur Pertagas

Berdasarkan pilot project MOM yang kami jalankan di Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, pada 2013, kami menemukan fakta bahwa mayoritas ibu hamil mengalami anemia (kekurangan darah) selama mengandung. Hal itu bisa berakibat fatal saat proses bersalin. Dalam proyek tersebut, kami memantau sekitar 650 ibu hamil dan aneka problem kesehatan mereka bisa terdeteksi lebih cepat, sehingga dokter bisa menentukan penanganan yang tepat. Semua pasien yang dipantau memakai MOM melahirkan dalam kondisi sehat dan angka kematian ibu dan bayi menjadi nol.

Apakah aplikasi semacam ini hanya bisa digunakan untuk memantau kehamilan? Bagaimana dengan masalah kesehatan lainnya?
Pada dasarnya, berbagai alat medis yang kami produksi punya kemampuan mengolah data pasien dan terhubung dengan jaringan Internet. Kami menyebut teknologi ini sebagai sistem tele-health Philips. Di negara lain, banyak rumah sakit khusus jantung atau kanker yang menerapkan teknologi ini.

Dengan teknologi semacam ini, rumah sakit-rumah sakit kecil yang berlokasi di daerah terpencil bisa bekerja sama dengan rumah sakit di kota besar yang punya tim dokter spesialis untuk menilai kondisi pasien lewat data yang dikirimkan. Dengan demikian, penanganan perawatan pasien lebih cepat dan murah.

Baca : Lima Konsep Imam Saptono Kembangkan BNI Syariah

Tapi, di dunia medis Indonesia ada aturan ketat, terutama soal hubungan antara produsen alat medis dan rumah sakit maupun dokter. Bagaimana sistem semacam ini diterapkan tanpa melanggar aturan?
Suryo:
Betul. Ini jadi salah satu kendala penerapan teknologi semacam telehealth yang dimiliki Philips. Di Indonesia, ada aturan data pasien tidak boleh dikirimkan ke rumah sakit atau dokter di negara lain. Padahal, pada era digital seperti saat ini, rumah sakit atau dokter bisa memanfaatkan teknologi untuk bekerja sama dengan rumah sakit atau dokter lain yang punya alat lebih canggih dan kemampuan spesialis untuk penanganan pasien.

Saat ini, sebetulnya sudah banyak rumah sakit di Indonesia, baik milik pemerintah maupun swasta, yang memakai alat-alat medis buatan Philips yang punya teknologi telehealth. Tapi yang baru menerapkan sistem ini secara penuh baru sebagian rumah sakit swasta. Seharusnya, jika teknologi semacam ini bisa dimanfaatkan, beban rumah sakit rujukan bisa berkurang. Biaya pasien dalam berobat juga lebih murah karena tidak harus keluar ongkos banyak.

Baca : Anak Sang Pendekar Bodoh Lesatkan Bisnis Resto DCost

Lantas, bagaimana sistem MOM diterapkan? Di mana saja program ini sudah berjalan?
Suryo:
Kami bekerja sama dengan pemerintah daerah. Program MOM kami sisipkan dalam konsep smart city yang sekarang mulai banyak diterapkan di berbagai daerah. Dalam penerapannya, kami bekerja sama dengan PT Telkom Indonesia. Di sini, Telkom sebagai penyedia infrastruktur telekomunikasi yang jaringannya sudah mencapai pelosok-pelosok. Kebetulan, Telkom punya anak usaha yang bergerak di bidang medis, yakni AdMedika dan TelkoMedika.

Jadi pemerintah daerah yang berminat menerapkan program MOM bisa bekerja sama dengan Telkom melalui skema smart city. Saat ini, selain Kabupaten Sijunjung yang jadi lokasi pilot project, MOM diterapkan di Jayapura. Jadi para bidan di sana kami bekali peralatan dan kemampuan untuk memeriksa serta mencatat data pasien. Datanya kemudian dikirim dan disimpan di rumah sakit milik pemerintah daerah. Rencananya, beberapa daerah lain menyusul.

Baca : Inilah Resep Word of Mouth Marketing yang Dongkrak Go-Jek

Di luar sistem telehealth dan MOM, apakah Philips akan berinvestasi dalam hal manufaktur peralatan medis?
Saat ini Philips sudah punya pabrik di Batam. Namun pabrik kami di sana baru ditujukan untuk produksi peralatan rumah tangga, seperti yang banyak di jual di toko-toko. Alat medis besar, seperti untuk rumah sakit, kami belum ada rencana memproduksi di Indonesia. Namun, bagi kami, Indonesia adalah pasar penting karena sejarah kami di sini sangat panjang. Segmen rumah tangga maupun peralatan medis komersial potensinya masih sangat bagus.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

5 hari lalu

Bantu Warga Terdampak Gunung Ruang, Kementerian Kesehatan Salurkan 13 Ribu Masker

Kementerian Kesehatan membantu warga terdampak Gunung Ruang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara dengan penyediaan masker.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

5 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

15 hari lalu

Hipertensi Jadi Penyakit Paling Banyak di Pos Kesehatan Mudik

Kementerian Kesehatan mencatat hipertensi menjadi penyakit yang paling banyak ditemui di Pos Kesehatan Mudik Idulfitri 1445 H/2024 M.

Baca Selengkapnya

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

32 hari lalu

3 Kunci Penanganan Penyakit Ginjal Kronis Menurut Wamenkes

Wamenkes mengatakan perlunya fokus dalam tiga langkah penanganan penyakit ginjal kronis. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

33 hari lalu

Edy Wuryanto Ingatkan Pemerintah Antisipasi Demam Berdarah

Banyak rumah sakit penuh sehingga pasien tidak tertampung. Masyarakat miskin kesulitan akses pelayanan kesehatan.

Baca Selengkapnya

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

45 hari lalu

Astra Gandeng Raline Shah Sebagai Juri Tamu di 15th SATU Indonesia Awards 2024

Pendaftaran SATU Indonesia Awards dibuka mulai 4 Maret - 4 Agustus 2024.

Baca Selengkapnya

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

52 hari lalu

Guru Besar FKUI Rekomendasikan Strategi Memberantas Skabies

Dalam pengukuhan Guru Besar FKUI, Sandra Widaty mendorong strategi memberantas skabies. Penyakit menular yang terabaikan karena dianggap lazim.

Baca Selengkapnya

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

57 hari lalu

Pilihan Menu Makan Siang Gratis Ala Prabowo: Paket Ayam dan Perkedel, Gado-Gado hingga Siomay

Berikut ini perkiraan sejumlah menu makan siang gratis ala Prabowo-Gibran....

Baca Selengkapnya

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

31 Januari 2024

Peringatan Penyakit Tropis Terabaikan, Mana Saja Yang Masih Menjangkiti Penduduk Indonesia?

Masih ada sejumlah penyakit tropis terabaikan yang belum hilang dari Indonesia sampai saat ini. Perkembangan medis domestik diragukan.

Baca Selengkapnya