Empat Pembangkit Panas Bumi Beroperasi Tahun Ini  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Senin, 27 Februari 2017 11:15 WIB

Presiden Joko Widodo (kedua kiri) didampingi Menko bidang Kemaritiman Luhut Panjaitan (kiri), Menteri ESDM Ignasius Jonan (tengah), Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto (kedua kanan) dan Direktur Utama Pertamina Geothermal Energy Irfan Zainuddin (kanan) meninjau Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Unit 5 & 6 PT Pertamina Geothermal Energy Lahendong disela-sela peresmian di Tompaso, Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara. Diharapkan PLTP ini dapat menggerakkan perekonomian rakyat. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menargetkan empat unit pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) dengan kapasitas total 215 megawatt (MW) beroperasi tahun ini. Pengoperasian PTLP tersebut meningkatkan kapasitas terpasang pembangkit uap panas Tanah Air menjadi 1.858 MW dari tahun sebelumnya 1.643 MW.

Direktur Panas Bumi Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi Yunus Saefulhak menerangkan, salah satu pembangkit tersebut adalah PLTP Sarulla Unit II berkapasitas 110 MW di Sumatera Utara. “Pembangkit Sarulla Unit I sudah beroperasi pada akhir tahun lalu. Pembangkit ini dikembangkan oleh konsorsium Sarulla Operation limited,” ujar Yunus, seperti dikutip dari situs Kementerian Energi, Sabtu, 25 Februari 2017.

Baca: Pemerintah Siapkan Inalum untuk Kelola Freeport

Pembangkit lainnya adalah PLTP Karaha Bodas berkapasitas 30 MW di Jawa Barat dan PLTP Ulubelu Unit 4 di Lampung. Keduanya dikelola PT Pertamina (Persero). Yang terakhir adalah PLTP Sorik Marapi Modular di Sumatera Utara yang dikelola KS Orka Renewables.

Sebelumnya, Ketua Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Purnomo menyatakan kecewa atas Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pemanfaatan Sumber Energi Terbarukan untuk Penyediaan Tenaga Listrik. Regulasi ini dianggap bisa menghambat upaya penemuan cadangan panas bumi.

Baca: Investor Australia Siapkan Rp 39 Triliun untuk Indonesia

Abadi menyoroti Pasal 11 dalam beleid tersebut yang menyebutkan bahwa kontrak jual-beli listrik panas bumi baru bisa ditandatangani setelah pengembang memiliki cadangan terbukti. Padahal, untuk memperoleh cadangan terbukti, pengusaha harus melakukan pengeboran eksplorasi. Rata-rata biaya pengeboran mencapai US$ 8-10 juta per sumur. Jika eksplorasi gagal, risiko menjadi tanggung jawab pengembang.

"Siapa yang mau membiayai eksplorasi? Pengusaha tidak ingin mengebor sumur yang listriknya belum tentu dibeli," kata Abadi.

Pemerintah juga membuka kembali ruang negosiasi antara PLN dan pengembang yang menambang uap panas di Jawa, Sumatera, dan Bali. Abadi mencatat, negosiasi itu merupakan muara masalah tersendatnya proses perjanjian jual-beli listrik antara PLN dan pengembang.

Baca: Menteri Basuki Ingin Pemda Tambah Ruang Terbuka Hijau

Sebab, dalam peraturan sebelumnya, PLN diwajibkan membeli listrik dengan harga patokan tertentu yang berbeda di setiap daerah. Semakin besar biaya investasi di wilayah penambangan, harga jual listrik makin tinggi. Skema ini disebut sebagai feed-in tariff. "Aturan ini justru kembali ke rezim sebelum Undang-Undang Panas Bumi dibuat."

Menanggapi hal ini, Yunus mengatakan regulasi baru diterbitkan dengan tujuan menekan biaya pengembangan listrik berbasis energi bersih. Pihaknya sudah mengusulkan pemberian insentif bagi kontraktor. Insentif bakal diatur dalam peraturan Menteri Keuangan.

Menurut Yunus, salah satu insentif tersebut adalah pembebasan iuran pada masa eksplorasi. “Intinya, potensi EBT (energi baru terbarukan) untuk dikembangkan masih bisa dicari dan berpeluang besar."

Indonesia memiliki potensi panas bumi sebesar 29 ribu MW. Sampai saat ini, yang dimanfaatkan baru 1.643 MW. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional mengamanatkan sumbangan energi panas bumi dalam bauran energi pembangkit listrik harus mencapai 7.200 MW pada 2025.

ROBBY IRFANY

Berita terkait

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

11 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

18 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

26 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

45 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Kejar Kapasitas PLTP 1 Gigawatt di 2026

Pertamina Geothermal Energy (PGEO) menargerkan tambahan 55 megawatt pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

58 hari lalu

Peringatan, Erupsi Gunung Semeru dan Marapi Siaga III

MAGMA Indonesia memperingatkan adanya Erupsi Gunung Semeru dan Marapi. Masyarakat diimbau tidak beraktivitas pada radius 5 kilometer.

Baca Selengkapnya

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

18 Januari 2024

34 Ribu Rice Cooker Gratis Telah Dibagikan, Terbanyak Jawa-Bali

Jawa-Bali merupakan daerah yang paling banyak menerima rice cooker gratis. Total anggaran program ini Rp 347 miliar.

Baca Selengkapnya

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

6 Desember 2023

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

Anies Baswedan sebut akan libatkan Ignasius Jonan bangun jalur kereta api di Kalimantan Selatan, jika terpilih. Ini serba-serbi eks Menhub itu.

Baca Selengkapnya

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

6 Desember 2023

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

Anies Baswedan berjanji bakal melibatkan mantan Menhub Ignasius Jonan dalam pembangunan transportasi kereta api di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

1 Desember 2023

Google Memulai Proyek Geothermal untuk Memasok Energi di Pusat Data

Raksasa Google bekerja sama dengan Fervo membangun proyek listrik geothermal untuk memasok energi yang lebih bersih bagi pusat data Google.

Baca Selengkapnya

Citibank Tutup Layanan Consumer Banking, Berikut 5 Tokoh Alumnusnya: Ada Ignasius Jonan

25 November 2023

Citibank Tutup Layanan Consumer Banking, Berikut 5 Tokoh Alumnusnya: Ada Ignasius Jonan

Citibank tutup bisnis consumer banking dan kartu kredit di Indonesia sejak 17 November lalu. berikut 5 tokoh alumnus Citibank, termasuk Ignatius Jonan

Baca Selengkapnya