TEMPO.CO, Jakarta - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk., mengincar pekerja informal untuk menjadi debitur program kredit pemilikan rumah (KPR) mikro yang baru diluncurkan oleh perseroan di Semarang, Jawa Tengah.
Direktur Utama BTN Maryono mengatakan program yang dibuat oleh perseroan ini juga sekaligus diperuntukkan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. "Program ini bisa untuk membeli rumah baru, renovasi rumah dan membangun rumah di atas lahan yang sudah dimiliki," katanya saat memberikan sambutan dalam peluncuran program, Jumat, 24 Februari 2017.
Maryono mengatakan nilai kredit yang dapat disalurkan oleh BTN paling besar Rp75 juta dengan jangka waktu 10 tahun. Dengan demikian, menurut perhitungan bank tersebut, debitur dapat mencicil sebesar Rp15.000 per hari atau secara mingguan atau bulanan. Menurutnya, pengajuan dan pembayaran bisa dilakukan di outlet bank, kantor pos atau mitra Laku Pandai.
Maryono juga berharap program ini dapat mendorong masyarakat untuk menabung. Menurutnya, salah satu syarat untuk mengikuti program KPR mikro ini adalah telah menabung paling sedikit selama tiga bulan.
Selain itu, Maryono mengatakan pekerja informal dapat memperoleh pinjaman KPR mikro ini apabila mendapatkan rekomendasi dari asosiasi atau paguyuban. Salah satu contohnya adalah apabila seorang pedagang bakso ingin mendapatkan pinjaman ini maka perlu rekomendasi dari asosiasi terkait.
