Freeport Krisis, Jumlah Penumpang Garuda ke Timika Turun  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 23 Februari 2017 08:58 WIB

Tambang Grassberg Freeport-McMoran Cooper & Gold Inc. di Papua. REUTERS/Stringer

TEMPO.CO, Timika - Kisruh antara PT Freeport Indonesia, unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan Inc, dengan pemerintah Indonesia kini mulai berdampak pada penurunan jumlah penumpang maskapai PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) yang terbang dari dan menuju Timika.

General Manajer PT Garuda Indonesia Kantor Cabang Timika, Agung Anugerah, mengatakan, penurunan jumlah penumpang mulai dirasakan semenjak awal Februari ini saat Freeport tidak lagi mengekspor konsentrat serta menghentikan produksinya.

"Sekarang memang lagi musim 'low session'. Namun penurunan jumlah penumpang ini juga tidak lepas dari permasalahan yang terjadi di Freeport. Selama ini tiket karyawan yang menggunakan penerbangan Garuda Indonesia dipesan oleh perusahaan tempat mereka bekerja," ujar Agung, di Timika, Rabu, 23 Februari 2017.

Baca : Kronologi Kontrak dan Eksploitasi Tambang Freeport di Papua

Dia tidak menyebut secara rinci berapa persen penurunan jumlah penumpang maskapai Garuda Indonesia dari Timika ke berbagai rute itu maupun sebaliknya.

Namun Agung memastikan jika situasi krisis di Freeport terus berlanjut maka hal itu akan berdampak cukup besar terhadap tingkat keterisian penumpang pesawat Garuda Indonesia dari Timika ke berbagai rute maupun sebaliknya.

"Kami tetap memberikan pelayanan seperti biasa. Sampai sekarang belum ada perubahan jadwal penerbangan pesawat Garuda tujuan Timika maupun ke luar Timika," kata Agung.

Baca : Menkeu: Kalau Freeport Berhenti, Jatuh Sahamnya

Maskapai penerbangan Garuda Indonesia kini mengoperasikan pesawat Boeing 737 seri 800 untuk melayani rute penerbangan dari Jakarta-Denpasar-Timika-Jayapura (PP) setiap hari dan rute Jakarta-Makassar-Timika-Jayapura (PP) setiap hari.

Maskapai penerbangan milik pemerintah itu juga melayani rute penerbangan Timika-Sorong-Manado (PP) tiga kali sepekan dan rute Biak-Nabire-Timika (PP) tiga kali sepekan.

Freeport mengklaim telah berhenti ekspor konsentrat sejak 12 Januari 2017 lalu. Pada 11 Januari 2017 lalu Presiden Joko Widodo menandatangani Peraturan Pemerintah Nomor 1 tahun 2017 tentang Perubahan Keempat atas PP Nomor 23 tahun 2010 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara atau biasa disingkat PP Minerba.

Baca : Kasus Freeport, Sri Mulyani: Semua Demi Penerimaan Negara

PP ini menegaskan perusahaan pemegang KK harus memurnikan mineral di Indonesia. Jika tidak membangun smelter maka dilarang ekspor. Kemudian jika ingin tetap ekspor harus mengubah statusnya dari KK menjadi izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Dengan menjadi IUPK, maka Freeport juga berkewajiban melepas 51 persen sahamnya kepada Indonesia tahun ini.

Perusahaan pada Senin 20 Februari lalu mengumumkan akan menggugat pemerintah Indonesia ke arbitrase internasional. Perusahaan yang memiliki tambang emas dan tembaga Grasberg, di Papua tersebut enggan mengikuti permintaan pemerintah agar beralih status dari KK menjadi IUPK.

ANTARA | ABDUL MALIK


Video Terkait:


Berita terkait

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

1 jam lalu

Bahlil Sebut Izin Freeport Diperpanjang sampai 2061, Tunggu Revisi PP Minerba

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia mengatakan proses perpanjangan izin Freeport, yang habis pada 2041, hampir selesai.

Baca Selengkapnya

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

16 hari lalu

Riwayat Saham Freeport Indonesia: Dijual ke Bakrie dan Dibeli Lagi, Kini 61 Persennya Diincar RI

Presiden Jokowi memerintahkan divestasi saham lanjutan PT Freeport Indonesia sehingga negara mempunyai saham 61 persen.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

32 hari lalu

Jokowi: Freeport Bukan Milik Amerika Lagi

Presiden Jokowi kembali mengingatkan bahwa Indonesia merupakan mayoritas pemegang saham PT Freeport.

Baca Selengkapnya

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

3 Desember 2023

Freeport Produksi 1,6 Miliar Pon Tembaga dan 1,9 Juta Ons Emas per November 2023

Hingga November tahun ini, PT Freeport Indonesia telah memproduksi 1,6 miliar pon tembaga dan 1,9 juta ons emas .

Baca Selengkapnya

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

2 Desember 2023

Freeport Rogoh USD 370 Juta untuk Tutup Tambang Tembagapura pada 2041, Untuk Apa?

Freeport menyiapkan dana sebesar 370 juta dolar AS untuk menutup tambang di Tembagapura.

Baca Selengkapnya

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

19 November 2023

Sejarah Konsesi Tambang PT Freeport Indonesia yang Kembali Diperpanjang hingga 2061

Izin operasi tambang perusahaan Freeport Indonesia kembali diperpanjang hingga 2061. Begini awal mula konsesi tambang tembaga dan emas di Papua ini.

Baca Selengkapnya

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

6 Juli 2023

Kemendag Targetkan Perpanjangan Izin Ekspor Freeport Rampung Pekan Ini

Kemendag buka suara soal perpanjangan izin ekspor konsentrat tembaga milik PT Freeport Indonesia.

Baca Selengkapnya

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

12 Juni 2023

Perpanjangan Izin Ekspor PT Freeport, Stafsus Menteri ESDM: Masalah Waktu Pembangunan Smelter

Staf Khusus Staf Khusus Menteri ESDM Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batu Bara, Irwandy Arif, membantah pemerintah tidak tegas dalam melarang ekspor tembaga.

Baca Selengkapnya

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

31 Mei 2023

RI Minta Tambahan Saham 10 Persen, Begini Kata Luhut dan Bos Freeport

Menko Luhut Binsar Pandjaitan dan Bos Freeport Indonesia Tony Wenas buka suara tentang tambahan kepemilikan saham 10 persen.

Baca Selengkapnya

Izin Ekspor Freeport Diperpanjang, Pengamat Khawatir Program Hilirisasi Berantakan

2 Mei 2023

Izin Ekspor Freeport Diperpanjang, Pengamat Khawatir Program Hilirisasi Berantakan

Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmy Radhi mengatakan pemerintah seharusnya tidak memberikan izin perpanjangan relaksasi ekspor konsentrat PT Freeport Indonesia (PTFI).

Baca Selengkapnya