TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan aset industri asuransi naik dua kali lipat sejak 2010 hingga 2015. Potensi industri tersebut dinilai besar.
Sri mengatakan aset industri asuransi Indonesia pada 2010 mencapai Rp 105,2 triliun. Nilainya meningkat hingga Rp 853,4 triliun pada 2015. "Naik hingga 700 persen lebih," kata dia di DPR, Jakarta, Rabu, 22 Februari 2017. Namun kontribusinya terhadap aset jasa keuangan dalam negeri masih rendah yaitu 10 persen.
Meski berkontribusi rendah, Sri Mulyani mengatakan total aset industri asuransi terbesar kedua setelah aset perbankan. Aset industri asuransi didominasi aset asuransi jiwa yaitu 41 persen.
Menurut dia, penetrasi asuransi semakin meningkat karena daya beli masyarakat meningkat. Masyarakat juga mulai memikirkan tabungan dan jaminan masa depan anggota keluarganya.
Sri Mulyani mengatakan potensi industri asuransi masih besar. Ia membandingkan pengeluaran masyarakat untuk asuransi pendidikan yang hanya Rp 1,03 juta per tahun. Padahal rata-rata pendapatan per kapita penduduk Indonesia sekitar Rp 44,8 juta per tahun.
Penetrasi asuransi di Indonesia pun masih rendah jika dibandingkan dengan negara di ASEAN. Penetrasi asuransi di ini sebesar 1,9 persen sementara penetrasi asuransi di ASEAN rata-rata sebesar 3,5 persen. VINDRY FLORENTIN
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
2 hari lalu
Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.