BI Waspadai Kenaikan Fed Rate Maret

Reporter

Jumat, 17 Februari 2017 08:00 WIB

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah tahun emisi 2016 di Bank Indonesia Jakarta pada Senin, 19 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo menyatakan akan terus memperhatikan perkembangan ekonomi Amerika Serikat. Saat ini, menurut Agus, AS sudah mencapai tingkat inflasi yang sesuai dengan proyeksi mereka, yakni 2 persen. Malahan, inflasi AS sudah melebihi 2 persen.


Baca : Bank Indonesia Pertahankan Suku Bunga 4,75 Persen


"Kami juga menyimak perkembangan ketenagakerjaan di mana perkembangan menunjukkan kondisi yang baik," kata Agus dalam konferensi persnya usai Rapat Dewan Gubernur di Kompleks BI, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.

Agus berujar, BI juga akan mewaspadai kenaikan suku bunga bank sentral AS atau Fed Fund Rate (FFR) yang diperkirakan terjadi pada Maret. "Sehingga akan terjadi kenaikan FFR tiga kali selama satu tahun dan bukan dua kali. Tapi kami masih merasa bahwa FFR akan naik dua kali," ujarnya.


Baca : Ekspor Membaik, BI: Perbaikan Ekonomi Berlanjut di 2017


Bila FFR meningkat, menurut Agus, BI akan melihat kebijakan fiskal yang diterapkan oleh AS. "Apakah akan jauh lebih agresif sehingga perlu pembiayaan yang besar? Bagaimana juga kebijakan moneternya? Karena akan ada rencana relaksasi regulasi terkait sistem keuangan," tuturnya.

Kebijakan-kebijakan yang akan diambil oleh AS, Agus menilai, dapat berdampak terhadap stabilitas sistem keuangan dunia dan juga Indonesia. "Sejauh ini, dari kajian kami, ekonomi Indonesia dalam keadaan terjaga, stabilitas terjaga, dan ada kecenderungan pertumbuhan ekonomi membaik," katanya.

Pada 2016, pertumbuhan ekonomi mencapai 5,02 persen. Inflasi di awal tahun meningkat, yakni 0,97 persen. Namun, Agus optimistis tingkat inflasi akan sesuai target BI, yakni 4 plus minus 1 persen. "Neraca pembayaran juga mencapai US$ 12,1 miliar, jauh lebih baik dari 2015 yang minus US$ 1,1 miliar."

Transaksi berjalan, menurut Agus, juga mencatatkan kinerja yang positif. Sepanjang 2016, defisit transaksi berjalan berada di bawah 1,8 persen dari produk domestik bruto (PDB). "Kalau pemerintah komit untuk terus melakukan reformasi struktural, kita dalam kondisi siap jika FFR dinaikkan," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

1 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

2 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

3 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

3 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

6 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

7 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya