Nusa Tenggara Timur Bakal Kembangkan Garam Industri  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 16 Februari 2017 23:02 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) berbicara dengan Gubernur NTT Frans Lebu Raya saat berada di alun-alun rumah jabatan Gubernur NTT, Kupang. Tempo/Jhon Seo

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Nusa Tenggara Timur Frans Lebu Raya menyatakan wilayahnya mempunyai potensi mengembangkan industri garam. Menurut dia, kondisi cuaca di Nusa Tenggara Timur yang panas cocok untuk mengembangkan industri itu. "Saat ini PT Garam (Persero) tengah mengelola, tapi jumlahnya masih kecil hanya 40 hektare," kata dia di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 16 Februari 2017.

Menurut Frans, karena punya potensi yang besar, saat ini warga juga ikut terlibat. Meski demikian, agar industri garam di Nusa Tenggara Timur bisa berkembang diperlukan lahan seluas 1.000 hektare. "Akan ditelusuri supaya pembangunan industri garam bisa terlaksana," ucapnya.

Baca: Menteri Susi Jajaki Ekspor Ikan Patin ke Amerika

Gubernur Frans menyebutkan saat ini ada cukup banyak lahan terlantar di Provinsi Nusa Tenggara Timur. Lahan terlantar itu dimiliki oleh perusahaan-perusahaan. Dari pengamatannya ada daerah di mana banyak lahan milik perusahaan yang terlantar, yaitu di Kabupaten Kupang, Flores, Lembata, dan Nagekeo.

Sebelumnya, saat membuka rapat terbatas tentang proyek strategis nasional, Presiden Joko Widodo menyatakan pertumbuhan ekonomi di Provinsi Nusa Tenggara Timur bisa di atas rata-rata. Pada 2016, pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur mencapai 5,18 persen. "Ada tren NTT mulai mengejar daerah-daerah lainnya," kata dia.

Baca: Dievaluasi Konsultan, Nilai Kontrak LRT Sumsel Turun

Potensi lain yang bisa dikembangkan dari Nusa Tenggara Timur, ucap Jokowi, ialah sektor pariwisata. Presiden menyebutkan Nusa Tenggara Timur mempunyai obyek wisata, dari Labuan Bajo, Pulau Komodo, hingga Danau Kelimutu. Agar makin berkembang, kawasan wisata itu perlu didukung infrastruktur. "Selain itu, diperlukan promosi dan sumber daya manusia yang andal," ucapnya.

Saat ini, pemerintah sudah memulainya dengan memperbaiki pos lintas batas negara. Perbaikan pos lintas batas diperlukan karena Nusa Tenggara Timur merupakan wilayah terdepan yang berbatasan dengan Timor Leste. "Saya sudah meresmikan pengoperasian pos lintas batas negara di Mota'ain. Itu belum cukup," kata Presiden Jokowi.

ADITYA BUDIMAN

Berita terkait

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

4 jam lalu

Menteri AHY Serahkan 300 Sertifikat Gratis untuk Masyarakat Sulawesi Tenggara

Menteri ATR/Kepala BPN Agus Harimurti Yudhoyono atau AHY menyerahkan 300 sertifikat tanah secara simbolis untuk masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

6 jam lalu

Kaesang Ungkap Pesan Jokowi untuk PSI Hadapi Pilkada 2024

Kaesang mengingatkan kader PSi untuk ikut berpartisipasi dalam Pilkada 2024 pada wilayah dengan potensi jumlah kursi terbanyak.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

6 jam lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

18 jam lalu

Jokowi Tunjuk Luhut sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional, Ini Daftar Anggotanya

Luhut Binsar Pandjaitan ditunjuk sebagai Ketua Dewan Sumber Daya Air Nasional.

Baca Selengkapnya

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

18 jam lalu

Terkini: Lahan Padi Cina 1 Juta Hektar di Kalimantan Menuai Polemik, Cara Daftar Subsidi LPG 3 Kilogram

Rencana pembukaan lahan 1 juta hektar untuk padi Cina di Kalimantan menuai pro dan kontra. Cara mendaftar menjadi penerima subsidi LPG 3 kilogram.

Baca Selengkapnya

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

19 jam lalu

Jokowi Minta Menlu Persiapkan Negosiasi Ketahanan Pangan dengan Vietnam

Presiden Jokowi menerima laporan hasil lawatan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi ke Vietnam beberapa hari lalu.

Baca Selengkapnya

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

19 jam lalu

Usai Tak Lagi Dianggap Kader PDIP, Gibran Bilang Belum Bergabung Kemana-Mana

"Kami berteman dengan semua, semua partai kami anggap rumah ya," ujar Gibran.

Baca Selengkapnya

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

20 jam lalu

Jokowi hingga Ma'ruf Amin Dukung Rencana Prabowo-Gibran Rangkul Semua Kalangan

Jokowi memastikan pemerintah mendukung proses peralihan pemerintahan ke Prabowo-Gibran dapat berjalan baik dan lancar.

Baca Selengkapnya

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

20 jam lalu

Menlu Retno Setuju Upaya Bersama Berantas Judi Online: Ini Kejahatan Transnasional

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menilai penting penanganan judi online dapat diselesaikan secara bekerja sama.

Baca Selengkapnya

Lengser Tahun Ini, Jokowi dan Lee Hsien Loong Jembatani Keberlanjutan Kerja Sama RI-Singapura

21 jam lalu

Lengser Tahun Ini, Jokowi dan Lee Hsien Loong Jembatani Keberlanjutan Kerja Sama RI-Singapura

Jokowi dan Lee Hsien Loong akan menelaah balik 10 tahun kerja sama yang sudah dilakukan sambil menyatakan komitmen kerja sama.

Baca Selengkapnya