Permintaan Ikan Tinggi Bikin Peternak Daerah Ini Kerepotan

Reporter

Kamis, 16 Februari 2017 06:00 WIB

Ilustrasi ikan-ikanan. Pixabay.com

TEMPO.CO, PONTIANAK - Pemerintah Kota Pontianak kewalahan dalam memenuhi permintaan konsumsi ikan lele, nila dan emas di pasar ritel, rumah makan dan restoran. Tingginya permintaan ini mendorong kelompok usaha nelayan dan masyarakat mandiri guna memproduksi ketiga komoditas perikanan tersebut.


Baca : Belanda Borong Komoditas Ini Berton-ton dari Sulawesi Utara


Kepala Dinas Pangan, Pertanian dan Perikanan Pontianak M. Bintoro mengatakan pasokan untuk pasar ritel, rumah makan dan restoran masih sepenuhnya dihasilkan dari pembibitan Balai Benih Ikan (BBI) Parit Mayor.

“Kami sedang mendorong, produksi ikan air tawar tidak hanya dari BBI saja tapi membina para nelayan dan masyarakat yang ingin membuat kolam atau terpal di sekitar rumahnya sehingga bisa memproduksi ikan air tawar secara mandiri,” kata Bintoro seperti dikutip laman bisnis.com, Rabu 15 Februari 2017.

Bintoro mengatakan, permintaan tertinggi ketiga ikan tersebut berasal dari pemilik rumah makan, restoran dan pasar modern dengan total ada 628 outlet. Total memesan ikan lele, nila dan atau sebanyak 500 kilogram -600 kilogram ikan per hari atau rerata mencapai 5.000 kilogram per bulan.


Baca : Pengembangan Maritim, Wali Kota Risma Gandeng Korea Selatan


Pasokan ikan tawar yang belum optimal untuk memenuhi konsumsi masyarakat Kota Pontianak terkendala dengan terbatasnya jumlah kolam air tawar di sentra BBI Parit Mayor yang memiliki area pembudidayaan ikan mencapai 1,8 Hektare (Ha).

“Ada 3 kolam penampungan air yang sudah disterilkan untuk menampung air sungai Kapuas, masih kurang kolam lagi karena kami memiliki ribuan benih ikan lele, nila dan mas. Kami masih ingin mengembangkan lagi bibit-bibit ikan tersebut,” tuturnya.

Adapun benih ikan lele, kata Bintoro, saat ini sebanyak 8.000 ekor dengan 20 ekor indukan, sementara ikan nila ada 2 indukan dengan jumlah benih sebanyak 30 ribuan ekor dan ikan mas sebanyak 15 ribuan ekor benih dengan 12 indukan.

Hasil dari pembenihan itu, lanjutnya, kemudian dijual kepada kelompok masyarakat yang mengembangkan usaha pembesaran benih secara mandiri dengan harga bervariasi mulai dari Rp200 per ekor dengan panjang antara 2-3 sentimeter dan Rp250 per ekor dengan panjang 5-7 sentimeter.

“Supaya nelayan tidak tergantung dengan ikan tangkapan laut maka kami membentuk kelompok usaha petani (KUP) nelayan yang bisa menghasilkan ikan air tawar selain masyarakat bukan berprofesi sebagai nelayan. Ada 27 KUP nelayan yang aktif punya kolam ikan air tawar saat ini,” ucapnya.

BISNIS.COM

Advertising
Advertising

Berita terkait

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

6 hari lalu

Menteri KKP Ajak Investor Asing Investasi Perikanan

Kementerian Kelautan dan Perikanan atau KKP mengajak investor untuk investasi perikanan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

9 hari lalu

KKP Tangkap Kapal Malaysia Pencuri Ikan yang Tercatat sudah Dimusnahkan tapi Masih Beroperasi

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menangkap kapal pencuri ikan berbendera Malaysia. Kapal itu tercatat sudah dimusnahkan tapi masih beroperasi

Baca Selengkapnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

27 hari lalu

Kementerian Kelautan dan Perikanan Buka Pendaftaran Taruna 2024, Simak Jalur dan Syaratnya

Kementerian Kelautan dan Perikanan buka pendaftaran peserta didik 2024. Cek di sini caranya.

Baca Selengkapnya

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

28 Februari 2024

Produksi Garam Nasional Lampaui Target

Produksi terbesar diperoleh dari sektor produksi garam rakyat yang mencapai 2,2 juta ton,

Baca Selengkapnya

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

5 Februari 2024

Cina Dominasi Investasi Asing Sektor Kelautan Indonesia

Nilai investasi di sektor kelautan dan perikanan Indonesia pada 2023 mencapai Rp 9,56 triliun. Cina menjadi investor asing terbesar Indonesia.

Baca Selengkapnya

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

30 Januari 2024

Langkah KKP Hadapi Tuduhan Antidumping dan Countervailing Duties

KKP telah menunjuk pengacara (lawyer) dalam penyelesaian kasus tersebut.

Baca Selengkapnya

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

18 Januari 2024

Dibuat untuk Meningkatkan Keadilan Nelayan, Ini 5 Fakta Penangkapan Ikan Terukur di Indonesia

Aturan penangkapan ikan terukur terus dimatangkan pemerintah.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

14 Januari 2024

Top 3 Dunia: Eropa Terpecah karena Houthi, Dugaan Suap ke Pejabat RI Diungkap

Top 3 dunia adalah Eropa terpecah dalam serangan Houthi Yaman, AS mengungkap dugaan suap ke pejabat RI, hingga kapal tanker gunakan kru Cina.

Baca Selengkapnya

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

13 Januari 2024

Dugaan Suap Perusahaan Jerman, Ini Tanggapan Kementerian Kelautan

Pejabat Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) diduga terima suap dari perusahaan asal Jerman. Ini tanggapan KKP.

Baca Selengkapnya

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

14 Desember 2023

Wartawan Tempo Menang Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari

Febriani, Wartawan Tempo juara pertama pada Kategori Cetak pada lomba Anugerah Jurnalistik Sahabat Bahari (AJSB) 2023.

Baca Selengkapnya