TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Pengembangan Bisnis dan Industri Perum Bulog, Imam Subowo, mengatakan produk dengan brand 'Kita', memang ditujukan untuk pergeseran aktivitas ke kegiatan komersial. Dengan adanya brand 'Kita' itu, Bulog menginginkan ada standar produk.
"Dengan adanya branding, berarti Bulog harus ada standar produk, standarnya harus dijaga," kata Imam Subowo saat ditemui di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Rabu 8 Februari 2017.
Imam menuturkan selain menjaga standar produk, brand 'Kita' juga untuk menjaga keberlanjutannya dari sisi stok. Kedua hal itu sangat penting, baik untuk kegiatan yang bersifat public service obligation ataupun kegiatan komersial.
Brand 'Kita' akan segera meluncur ke pasar pada Maret atau April mendatang, dan akan tersedia di tempat Rumah Pangan Kita atau RPK. Untuk tahap awal, kata Imam, baru komoditas beras dan gula yang akan diluncurkan dengan nama Beras Kita dan Gula Manis Kita.
Setelah dua komoditas tersebut, Bulog akan menyiapkan komoditas lainnya untuk dibranding dengan nama 'Kita', seperti minyak goreng. Namun Bulog akan melakukannya secara bertahap, dan kualitas dari produk 'Kita' itu akan ada di kualitas medium dan premium.
Ketika ditanyakan mengenai harga produk ini, Imam menjelaskan tentu saja akan lebih murah dibandingkan dengan produk sejenis. Karena semboyan produk dari Bulog adalah mudah, murah dan sehat. Namun belum diketahui berapa perbedaan harganya. "Sudah ada hitungannya, tapi belum kami keluarkan."
Sebelumnya Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan komoditas dengan brand 'Kita' dijual, sebagai bukti bahwa negara mampu menjual barang yang sehat dengan kualitas baik, dan harga yang relatif murah.