Pemerintah Bidik Wisata Bahari Sumbang Devisa US$ 4 Miliar  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 7 Februari 2017 15:24 WIB

Presiden Joko Widodo (kanan) bersama Menpar Arief Yahya menyusuri kawasan wisata Raja Ampat dalam rangkaian kunjungannya ke Papua Barat, 1 Januari 2016. ANTARA/HO/Setpres-Agus Suparto

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pariwisata Arief Yahya mengatakan selama ini memang pemerintah dianggap kurang memperhatikan sektor kelautan. Karena itu, Kementerian Pariwisata seta Kementerian Kelautan dan Perikanan bekerja sama menggenjot wisata bahari. Hingga 2019, pariwisata bahari ditargetkan mampu menyumbang devisa sebesar US$ 4 miliar (Rp 53,3 triliun).

“Kami harapkan dengan kerja sama ini, wisata bahari terus membaik,” ujarnya di Jakarta, Selasa, 7 Februari 2017.

Kementerian Pariwisata dan Kementerian Kelautan Perikanan telah melakukan penandatanganan kerja sama untuk pengembangan wisata bahari. Acara itu juga dihadiri pejabat eselon I dari masing-masing kementerian.

Menurut Arief, sampai saat ini, wisata bahari hanya berkontribusi 10 persen dari total pendapatan devisa negara. "Jadi, kalau devisa kita US$ 10 miliar, sebenarnya US$ 12,6 miliar. Untuk menghafal jadi US$ 10 miliar saja. Wisata bahari hanya menyumbangkan 10 persen, (yakni) US$ 1 miliar," kata Arief.

Baca: Ekonomi Membaik di 2016, Tahun ini Waspadai Kisruh Pilkada

Arief menjelaskan, wisata bahari Malaysia memiliki kontribusi terhadap devisa mencapai 40 persen. Dengan nilai devisa US$ 20 miliar, wisata bahari milik Malaysia bisa menyumbang devisa negaranya sebesar US$ 8 miliar, atau 8 kali lipat dari Indonesia. "Padahal pantai terpanjang di dunia adalah Indonesia. Koral terbaik dua pertiganya atau 70 persennya ada di Indonesia. Namun potensi ini tidak menunjukkan performance Indonesia," ujarnya.

Menurut Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, wisata bahari seharusnya menghasilkan lebih banyak pendapatan dibanding wisata darat. Sebab, jika dibandingkan dengan Maldives, sangat jauh.

Susi berpendapat, dengan luas pulau yang kecil, yang dia perkirakan tak lebih besar daripada Pulau Nias, Maldives bisa menghasilkan pendapatan total US$ 7 miliar dan untuk wisata baharinya bisa menghasilkan US$ 2 miliar.

Baca: Sri Mulyani Optimistis Investasi Tahun Ini Lebih Baik

Karena itu, Susi meminta jajaran eselon I di kementeriannya dan Kementerian Pariwisata merealisasikan kerja sama tersebut dan tak sekadar menjadi tanda tangan nota kesepahaman.

"Semua kerja sama jangan hanya MOU tanda tangan enggak ada follow up, ya. Saya mohon diperhatikan betul, biasanya MOU habis diteken, dimasukkan laci, sudah," tutur Susi.

RICHARD ANDIKA | ABDUL MALIK

Berita terkait

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

34 hari lalu

Terpopuler: Sri Mulyani Tanggapi Ramai Barang Bawaan ke Luar Negeri, THR Jokowi dan Ma'ruf Amin

Berita terpopuler bisnis pada Senin, 25 Maret 2024, dimulai dari respons Sri Mulyani Indrawati soal ramai pembahasan barang bawaan ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

35 hari lalu

Terkini: Nilai THR Jokowi dan Ma'ruf Amin, Kisah Sri Mulyani Dirayu Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia

Berita terkini: Berapa nilai THR yang diterima Jokowi dan Ma'ruf Amin? Kisah Sri Mulyani saat dirayu Susi Pudjiastuti untuk pulang ke Indonesia.

Baca Selengkapnya

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

35 hari lalu

Cerita Sri Mulyani Dibujuk Susi Pudjiastuti Pulang ke Indonesia Menjadi Menkeu

Sri Mulyani bercerita pertemuan dia dengan Susi Pudjiastuti yang membujuknya pulang ke Indonesia menjadi Menteri Keuangan.

Baca Selengkapnya

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

25 Februari 2024

KKP Klaim Penerapan Sanksi Administratif Tingkatkan Efek Jera

Sejak penerapan sanksi administratif di sektor kelautan dan perikanan, KKP menyebut kebijakan tersebut mampu meningkatkan efek jera.

Baca Selengkapnya

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

18 Februari 2024

Terkini: Wanti-wanti Susi Pudjiastuti soal Makan Siang Gratis Prabowo, Investor Pertanyakan Kelanjutan IKN

Berita terkini bisnis pada siang ini dimulai dari Susi Pudjiastuti yang mengingatkan soal program makan siang gratis Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

18 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Setuju Subsidi BBM Dialihkan untuk Makan Siang Gratis: Asalkan Anggarannya Tidak Disunat

Melalui kicauannya di media sosial X, Susi Pudjiastuti mengaku lebih setuju subsidi BBM dialihkan untuk makan siang gratis anak-anak di sekolah.

Baca Selengkapnya

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

8 Februari 2024

Susi Pudjiastuti Tolak Keras Rencana Ekspor Benih Lobster: Ini Program Hulurisasi

Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menolak keras rencana pemerintah membuka kembali keran ekspor benih lobster atau benur.

Baca Selengkapnya

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

6 Februari 2024

Setahun Pilot Susi Air Disandera TPNPB-OPM, Begini Kondisinya Saat Ini

TPNPB-OPM menyatakan belum melepaskan pilot Susi Air lantaran pemerintah Indonesia dan pemerintah Selandia Baru belum mau berbicara dengan mereka.

Baca Selengkapnya

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

6 Februari 2024

TPNPB-OPM Bantah akan Bebaskan Pilot Susi Air Besok

Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) membantah akan membebaskan pilot Susi Air besok

Baca Selengkapnya

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

27 Januari 2024

Pengukuhan Yonvitner Jadi Guru Besar IPB, Paparkan Potensi Kerugian Sumber Daya Pesisir akibat Perubahan Iklim

Pakar ilmu pengelolaan sumber daya pesisir dan lautan, Yonvitner dikukuhkan menjadi Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan IPB.

Baca Selengkapnya