Ekonomi Membaik pada 2016, Tahun ini Waspadai Kisruh Pilkada

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 7 Februari 2017 14:53 WIB

(ki-ka) Ketua KPUD Jakarta Sumarno, Pangdam Jaya Mayjen Teddy Lhaksmana, Plt Gubernur DKI Sumarsono, Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi M. Iriawan, Ketua Bawaslu Mima Susanti saat memberikan keterangan pers di Kantor KPUD DKI Jakarta, 7 Februari 2017. Konferensi pers tersebut terkait jelang masa tenang dan pelaksanaan Pilkada DKI Jakarta pada 15 Februari 2017. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun lalu berhasil membukukan 5,02 persen atau mengencang dibanding 2015 yang tumbuh 4,88 persen. Ekonom PT Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, menyatakan, pada 2016, kinerja ekonomi menunjukkan pemulihan seusai pertumbuhan lima tahun yang turun. Nilai produk domestik bruto (PDB) per kapita sepanjang tahun lalu naik 7,2 persen menjadi US$ 3.605.

Meski begitu, dia mengingatkan, kinerja ekonomi perlu mewaspadai ketidakpastian politik menjelang pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah. “Terutama pilkada Jakarta. Dampaknya adalah bisa mengganggu kepercayaan investor pada kuartal I dan II 2017,” ucap Leo dalam hasil riset yang dipublikasi, Selasa, 7 Februari 2017.

Baca: Sri Mulyani: Selama Ekonomi ASEAN Positif, Ekspor Tumbuh

Menurut Leo, pemerintah perlu segera memenuhi dan merealisasi paket kebijakan untuk mendorong iklim investasi. Risiko lain terhadap laju ekonomi tahun ini adalah tentang harga komoditas yang bisa memberi dua dampak yang kontras. Di satu sisi, kenaikan harga komoditas, terutama batu bara dan minyak kelapa sawit (CPO), sejak semester II 2016 memberikan keuntungan guna menopang pertumbuhan ekonomi.

Badan Pusat Statistik pada Senin kemarin mengumumkan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV 2016 sebesar 4,94 persen secara tahunan (YoY) dan secara kumulatif sepanjang 2016 naik 5,02 persen. Leo menuturkan realisasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal IV 2016 sejalan dengan prediksinya sebesar 4,97 persen, tapi sedikit di bawah prediksi konsensus yang sebesar 5 persen YoY.

“Jika dilihat dari tiap komponennya, ada kelemahan tertentu pada pengeluaran pemerintah dan sektor manufaktur,” ujarnya.

Baca: Sri Mulyani Yakin Ekonomi RI 2017 Tumbuh Positif

Leo memprediksi harga minyak yang naik juga mempunyai risiko pada proyeksi inflasi tahunan 2017 sebesar 4,2 persen dalam biaya administrasi yang lebih tinggi. Dengan asumsi harga minyak mentah Brent tahun ini di kisaran US$ 60 per barel dan nilai tukar rupiah sekitar 13.400 per dolar Amerika Serikat, harga bahan bakar minyak akan berada di level Rp 7.400 per liter atau 14,7 persen lebih mahal daripada harga saat ini pada kuartal I 2017.

“Untuk skenario tersebut, kami mengestimasi tambahan inflasi 0,3 persentase poin,” tuturnya.

Risiko lain, kata Leo, munculnya kebijakan proteksionisme oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump dapat mempengaruhi perdagangan global dan menurunkan dampak positif pada harga komoditas yang lebih tinggi untuk ekspor.

ABDUL MALIK




Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

3 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

6 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

6 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

6 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

6 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

6 hari lalu

BPS Sebut Iran dan Israel Bukan Mitra Utama Dagang RI: Dampak Konflik Tak Signifikan

BPS menilai dampak konflik geopolitik antara Iran dan Israel tak berdampak signifikan terhadap perdangan Indonesia. Begini penjelasan lengkapnya.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

6 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

6 hari lalu

Timur Tengah Memanas, BPS Beberkan Sejumlah Komoditas yang Harganya Melonjak

Badan Pusat Statistik atau BPS membeberkan lonjakan harga komoditas akibat memanasnya tekanan geopolitik di Timur Tengah.

Baca Selengkapnya

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

11 hari lalu

Imbas Perang Iran-Israel terhadap Ekonomi Indonesia

Serangan balasan Iran terhadap Israel meningkatkan eskalasi konflik di Timur Tengah. Ketegangan ini menambah beban baru bagi ekonomi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

24 hari lalu

Penerbangan Internasional di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar Meningkat 8,29 Persen

Aktivitas penerbangan internasional yang datang, berangkat, dan transit di Bandara Sultan Hasanuddin Airport Makassar pada Februari 2024 meningkat.

Baca Selengkapnya