Produksi Pertanian Melambat, Ekonomi Sumatera Barat Turun

Reporter

Senin, 6 Februari 2017 20:00 WIB

Presiden Joko Widodo (tengah) berbincang dengan anggota kelompok tani saat mengunjungi lahan pertanian padi di Trayu, Banyudono, Boyolali, Jawa Tengah, 29 Oktober 2016. Hasil panen benih unggulan ini mampu meningkatkan hasil produksi dua kali lipat dari hasil panen biasanya. ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho

TEMPO.CO, Padang - Badan Pusat Statistik Sumatera Barat mencatat pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat tahun 2016 hanya 5,26 persen. Terjadi penurunan dari tahun sebelumnya yang tercatat 5,52 persen.

Baca : BPS: Triwulan IV 2016, Optimisme Pebisnis Turun

"Perlambatan ini disebabkan melambatnya sektor pertanian yang hanya tumbuh 1,96 persen," ujar Kepala BPS Sumatera Barat Sukardi Senin 6 Februari 2017. Padahal, sektor pertanian memberikan konstribusi terhadap perekonomian Sumatera Barat sebesar 24 persen.

Menurut dia, sektor pertanian mengalami perlambatan cukup signifikan dibanding tahun 2015 yang mencapai 4,36 persen. Melambatnya produksi sektor pertanian ini dipengaruhi cuaca ekstrem, terutama produksi tanaman pangan, cabai berah, beras dan kebutuhan pokok lainnya.

Baca : BPS Beberkan Kondisi Ekonomi Konsumen Kuartal IV 2016

Dari sisi pengeluaran, melambatnya komponen pengeluaran pemerintah yang hanya tumbuh 1,20 persen juga menyebabkan perlambatan. Efisiensi dan pengetatan anggaran menyebabkan terjadi perlambatan. Sedangkan pada tahun 2015 pengeluaran pemerintah masih tumbuh 4,36 persen.

Namun, kata dia, secara nasional pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat lebih tinggi dari pertumbuhan nasional. Badan Pusat Statistik mencatat, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2016 sebesar 4,94 persen, menurun 1,77 persen dari triwulan III tahun sama. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2016 tercatat 5,02 persen.

Baca : Bakal Ada Pajak Kepemilikan Tanah untuk Tekan Spekulasi

Sebelumnya Bank Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat hanya berada di kisaran 5,3 peren hingga 5,6 persen. Sedangkan tahun ini Bank Indonesia memproyeksikan di kisaran 5,3 persen hingga 5,7 persen.

“Tahun ini kami proyeksikan di kisaran 5,3 persen- 5,7persen, peluangnya masih terbuka lebar,” ujarnya.

ANDRI EL FARUQI


Berita terkait

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

5 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

23 jam lalu

17 Bandara Internasional Turun Status, BPS: Hanya Digunakan 169 Wisatawan Mancanegara

BPS mencatat hanya 169 wisatawan mancanegara yang menggunakan 17 Bandara yang kini turun status menjadi Bandara domestik.

Baca Selengkapnya

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

1 hari lalu

BPS: Inflasi Indonesia Mencapai 3 Persen di Momen Lebaran, Faktor Mudik

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat inflasi pada momen Lebaran atau April 2024 sebesar 3 persen secara tahunan.

Baca Selengkapnya

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

3 hari lalu

Program Electrifying Agriculture PLN, Mampu Tingkatkan Produktivitas Pertanian

Program Electrifying Agriculture (EA) dari PT PLN (Persero), terus memberikan dampak positif bagi pertanian di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

7 hari lalu

Menteri Pertanian Ukraina Ditahan atas Dugaan Korupsi

Menteri Pertanian Ukraina Mykola Solsky ditahan setelah ditetapkan sebagai tersangka resmi dalam penyelidikan korupsi bernilai jutaan dolar

Baca Selengkapnya

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

9 hari lalu

Pengamat Pertanian Ragu Benih dari Cina Cocok di Indonesia

Pengamat Pertanian Khudori meragukan sistem usaha tani dari Cina yang akan diterapkan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

10 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

11 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

11 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya