Pekerja menyelesaikan pembangunan konstruksi proyek kereta api ringan LRT rute Cibubur-Cawang di Jakarta Timur, 18 Desember 2016. Jalur transportasi massal ini ditargetkan selesai pada 2018. ANTARA/Andika Wahyu
TEMPO.CO, Jakarta -Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan Prasetyo Boeditjahjono mengatakan ada tiga hal yang membuat proyek light rail transit belum ada kontrak, sampai hari ini. Hal ini diungkapkannya usai rapat dengan Menko Kemaritiman.
"Kontrak itu belum ada karena tiga hal, kalau tiga hal itu belum ada ya sudah," kata Prasetyo saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Jakarta Pusat, Jumat 3 Februari 2017.
Prasetyo menjelaskan tiga hal tersebut adalah soal lingkup pekerjaan, sumber pendanaan, dan jangka waktu. Hal tersebut sampai sekarang masih belum ada, sehingga membuat kontrak antara pemerintah dan kontraktor LRT belum dilakukan.
Menurut Prasetyo pembahasan soal kontrak masih membutuhkan waktu lagi ke depannya. Dia juga menyatakan masalah kontrak tersebut masih akan dibicarakan lebih lanjut oleh pihak-pihak terkait. "Ya kan masih diomongin lagi."
Diketahui sampai saat ini, kontrak antara pemerintah dengan Adhi Karya sebagai kontraktor pembangunan LRT Jabodebek belum ada. Pihak Adhi Karya mengaku masih menunggu kehadiran kontrak tersebut seperti yang tercantum dalam Perpres nomor 65 tahun 2016.
Kontrak dibutuhkan agar pembangunan LRT berjalan dengan lancar, mengingat pinjaman dari perbankan untuk proyek tersebut. Untuk tahap pertama pembangunan LRT, Adhi Karya diketahui memerlukan dana sebesar Rp 7 triliun.