Separuh Tambang Filipina Ditutup, Nikel Tembus US$10.000

Reporter

Kamis, 2 Februari 2017 23:00 WIB

Tempo/Firman Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Harga nikel diprediksi semakin menguat seiring dengan penutupan sejumlah operasi tambang di Filipina, sebagai produsen bijih nikel terbesar di dunia.


Pada penutupan perdagangan Rabu (1 Februari 2017), harga nikel di bursa London Metal Exchange naik 2,96% atau 295 poin menuju US$10.250 per ton. Angka merupakan level tertinggi sejak 16 Januari 2017.


Sepanjang tahun berjalan, harga nikel meningkat 2,3%. Adapun pada 2016, harga nikel tumbuh 13,61%.


Daniel Hynes, senior commodities strategist Australia & New Zealand (ANZ) Banking Group Ltd., mengatakan keputusan pemerintah Filipina menutup pengoperasian sejumlah tambang terbilang mengejutkan pasar.


Menteri Lingkungan dan Sumber Daya Alam Filipina Gina Lopez menyampaikan penutupan tambang mencakup sekitar setengah dari total pasokan nikel di dalam negeri. Selain penghentian operasi, sejumlah perusahaan dikenakan suspensi ekspor.


Advertising
Advertising

Menurut Kementerian, jumlah perusahaan yang dikenakan penyetopan operasi ialah 23 tambang. Adapun keputusan terhadap 5 tambang lainnya masih ditangguhkan.


Filipina menyumbang sekitar 25% produksi nikel global, yang sebagian besar dikirim ke China. Penyidikan terhadap tambang yang diprakarsasi Presiden Duterte dan Lopez bertujuan menegakkan standarisasi keselamatan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pertumbuhan harga nikel.


"Kejutan pasokan dari Filipina membuat harga menanjak. Namun, masih ada kekhawatiran koreksi karena harga sudah naik begitu tinggi pada tahun lalu," ujarnya Hynes seperti dikutip dari Bloomberg Kamis (2 Februari 2017).


Andy Wibowo Gunawan, Senior Analyst PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menyampaikan tindakan pemerintah Filipina mendorong harga nikel dunia ke level lebih tinggi setelah berhasil menembus resistance US$10.000 per ton. Pasalnya, sisi pasokan semakin menurun.


"Tambang yang ditutup atau ditangguhkan menyumbang 50% total produksi nikel Filipina. Negara tersebut berkontribusi terhadap 19,3% pasokan nikel global pada November 2016," paparnya dalam publikasi risetnya, Kamis (2 Februari 2017).


Pasar tentunya menunggu keputusan penyelidikan dari Philippines Environment and Natural Resources. Gina Lopez kemudian memutuskan penangguhan izin lingkungan sejumlah perusahaan tambang seperti OceanaGold, Lepanto Mining, CitiNickel Mines and Development Corporation, serta Berong Nickel Corp. Mantan aktivis lingkungan ini juga memerintahkan penutupan operasi tambang di Pulau Homonhon dan Dinagat.


Andy menyampaikan, faktor fundamental masih akan menjaga harga nikel stabil di atas US$10.000 per ton pada 2017. Pasar komoditas logam ini diprediksi masih tetap stabil karena tingkat suplai yang terbatas dan proyeksi meningkatnya konsumsi, meski keran ekspor bijih nikel dibuka kembali oleh pemerintah Indonesia.


BISNIS.COM

Berita terkait

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

7 jam lalu

LPDP Buka Beasiswa Prioritas ke NEU, CSU dan UST untuk Bidang Pertambangan

Tujuan beasiswa LPDP ini untuk mencetak tenaga kerja untuk memenuhi program hilirisasi industri berbasis tambang mineral di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

2 hari lalu

Hari Bumi dan Hari Kartini, Petani Kendeng Ungkit Kerusakan Karst yang Memicu Banjir

Kelompak masyarakat peduli Pegunungan Kendeng memgangkat isu kerusakan lingkungan pada Hari Bumi dan Hari Kartini/

Baca Selengkapnya

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

4 hari lalu

10 Perusahaan Timah Terbesar di Dunia, Ada PT Timah

Berikut ini deretan perusahaan timah terbesar di dunia berdasarkan jumlah produksinya pada 2023, didominasi oleh pabrik Cina.

Baca Selengkapnya

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

6 hari lalu

Tiga Warga Filipina Tewas Akibat Banjir di Dubai

Banjir di Dubai menyebabkan empat orang lagi tewas, tiga di antaranya adalah warga Filipina.

Baca Selengkapnya

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

17 hari lalu

Warga Filipina Injak Patung Xi Jinping saat Unjuk Rasa Laut Cina Selatan

Pengunjuk rasa di Manila menginjak-injak patung Presiden Cina Xi Jinping saat protes menentang "agresi" Cina di Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

21 hari lalu

JATAM Laporkan Menteri Investasi Bahlil ke KPK, Ini Sebabnya

Jaringan Advokasi Tambang melaporkan Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, apa penyebabnya?

Baca Selengkapnya

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

21 hari lalu

Menjelajah Chocolate Hills, Perbukitan yang Bikin Tercengang di Filipina

Chocolate Hills merupakan bukit-bukit landari yang bergerombol di pulau Bohol, Filipina

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

21 hari lalu

Fakta-fakta Taipe Hadapi Gempa Taiwan 7,2 Magnitudo

Dua bangunan yang rusak paling parah akibat gempa Taiwan masih utuh, memungkinkan penghuninya untuk memanjat ke tempat yang aman melalui jendela.

Baca Selengkapnya

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

21 hari lalu

AS, Filipina dan Jepang akan Bahas Laut Cina Selatan pada KTT Trilateral

Pembahasan di KTT trilateral antara Amerika Serikat, Filipina dan Jepang pekan depan akan mencakup Laut Cina Selatan.

Baca Selengkapnya

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

21 hari lalu

Korupsi Timah: Aturan Rujukan Penghitungan Kerugian Negara Rp 271 Triliun

Kasus dugaan korupsi di PT Timah, yang melibatkan 16 tersangka, diduga merugikan negara sampai Rp271 triliun. Terbesar akibat kerusakan lingkungan.

Baca Selengkapnya