The Fed Pertahankan Suku Bunga Acuan

Reporter

Editor

Sugiharto

Kamis, 2 Februari 2017 09:00 WIB

Janet Yellen berada di posisi kedua daftar perempuan paling berpengaruh di dunia versi Forbes. Janet adalah wanita pertama yang mengepalai bank sentral paling berpengaruk di dunia, Federal Reserve. REUTERS/Jonathan Ernst

TEMPO.CO, Washington - Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah di kisaran 0,50 persen hingga 0,75 persen pada Rabu, 1 Fabruari 2017. Namun, The Fed tidak memberikan petunjuk tentang kapan akan menaikkan suku bunganya.

Baca: Tren Rasio Gini Menurun, Menteri Bambang Sumringah

Bank sentral melukiskan gambaran yang relatif positif bagi perekonomian. "Pasar tenaga kerja terus menguat dan ... kegiatan ekonomi telah terus berkembang pada kecepatan yang moderat," kata The Fed dalam sebuah pernyataan setelah mengakhiri pertemuan kebijakan dua harinya.

The Fed juga mengakui bahwa sentimen konsumen dan bisnis meningkat menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS.

Penilaian ekonomi yang positif menunjukkan bahwa bank sentral akan berada di jalur untuk menaikkan suku bunga di waktu mendatang. Pada Desember lalu, The Fed menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin, yang pertama dan satu-satunya pada 2016. Namun, risalah pertemuan Desember menunjukkan bahwa para pejabat Fed tidak yakin tentang laju kenaikan suku bunga tahun ini karena ketidakpastian atas kebijakan-kebijakan fiskal dan ekonomi lainnya dari pemerintahan Donald Trump.

Simak: Toto Nugroho Presiden Direktur Pertagas

Kepala The Fed Janet Yellen mengatakan baru-baru ini bahwa kebijakan fiskal adalah salah satu faktor yang akan mempengaruhi arah kebijakan moneter selama beberapa tahun ke depan. Tetapi, dia menegaskan kembali bahwa masih terlalu dini untuk menilai dampak dari kemungkinan perubahan kebijakan ekonomi, karena ukuran, waktu dan komposisi perubahan tersebut masih belum pasti.

Yellen juga menekankan bahwa bank sentral mungkin akan terus menaikkan suku bunga secara bertahap, karena ekonomi tampaknya tidak mungkin meningkat secara kuat dalam waktu dekat, karena faktor-faktor seperti permintaan luar negeri yang lemah dan pertumbuhan pasar tenaga kerja lebih lambat.

Di sisi lain, beberapa pejabat The Fed mengisyaratkan bahwa bank sentral dapat mempercepat kenaikan suku bunga, jika bauran kebijakan fiskal baru yang diperkenalkan oleh pemerintahan baru dan Kongres meningkatkan inflasi, demikian Xinhua.

ANTARA

Berita terkait

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

1 hari lalu

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.185, Analis: The Fed Membatalkan Kenaikan Suku Bunga

Data inflasi bulan April dinilai bisa memberikan sentimen positif untuk rupiah bila hasilnya masih di kisaran 3,0 persen year on year.

Baca Selengkapnya

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

1 hari lalu

Samuel Sekuritas: IHSG Sesi I Ditutup Mengecewakan, Sejumlah Saham Bank Big Cap Rontok

IHSG turun cukup drastis dan menutup sesi pertama hari Ini di level 7,116,5 atau -1.62 persen dibandingkan perdagangan kemarin.

Baca Selengkapnya

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

3 hari lalu

Lagi-lagi Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini di Level Rp 16.259 per Dolar AS

Kurs rupiah dalam perdagangan hari ini ditutup melemah 4 poin ke level Rp 16.259 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

3 hari lalu

BNI Sampaikan Langkah Hadapi Geopolitik Global dan Kenaikan Suku Bunga

PT Bank Negara Indonesia atau BNI bersiap menghadapi perkembangan geopolitik global, nilai tukar, tekanan inflasi, serta suku bunga.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

3 hari lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

7 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

7 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

7 hari lalu

Setelah Kemarin Melemah, Kurs Rupiah Hari Ini Diprediksi Menguat

Analis Ibrahim Assuaibi, memperkirakan rupiah hari ini fluktuatif dan akan ditutup menguat pada rentang Rp 16.150 sampai Rp 16.220 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

8 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya