TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) Bambang Brodjonegoro senang dengan rasio gini atau tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia pada September 2016 yang turun menjadi 0,394.
"Artinya program pemerintah untuk masyarakat lapisan bawah mulai terlihat hasilnya," ucap Bambang di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Rabu, 1 Februari 2017.
Baca: Inflasi Januari Tinggi, Ini Penjelasan Menteri Darmin
Bambang mengatakan program pemerintah yang dimaksud seperti dana desa hingga layanan Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Indonesia Pintar (KIP) pada era pemerintahan Presiden Joko Widodo. "Lalu juga ada infrastruktur yang memberikan dampak langsung."
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat rasio gini September 2016 turun 0,003 poin jika dibandingkan dengan periode Maret 2016 sebesar 0,397. "Kami menargetkan tahun ini 0,390," ucap Bambang.
Rasio gini di daerah perkotaan tercatat 0,409 atau turun dari sebelumnya 0,410. Rasio gini di daerah perdesaan tercatat 0,316 atau turun dari sebelumnya 0,327.
Simak: BPJS Ketenagakerjaan Antisipasi Ledakan Tenaga Kerja
Angka rasio gini ini dilaporkan BPS relatif stabil bahkan mengalami sedikit penurunan ketimpangan. Ketimpangan yang tidak melebar disebabkan kelompok 20 persen masyarakat terkaya Indonesia hanya mengalami pertumbuhan konsumsi sebesar 3,83 persen.
"Justru di kelompok kelas menengah dengan 40 persen penduduk mengalami pertumbuhan relatif tinggi," kata Deputi Bidang Statistik Sosial, M. Sairi Hasbullah, di kantornya, pagi tadi.
Sairi menambahkan pertumbuhan lapisan menengah tumbuh hingga 11,69 persen. Sedangkan kelompok bawah relatif rendah yaitu hanya 4,56 persen.
GHOIDA RAHMAH