Bulog Berharap Tahun Ini Tak Ada Impor Beras  

Reporter

Selasa, 31 Januari 2017 18:20 WIB

Beras impor asal Thailand beredar di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta, 20 Februari 2015. Bulog memastikan tak akan impor beras tahun 2015. Sebab harga beras pada 2015, diyakini tidak akan terlalu bergejolak karena produksi berlimpah. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Bulog) Djarot Kusumayakti mengatakan pihaknya berharap tahun ini tak ada impor beras. Saat ini sejumlah pihak terkait memiliki semangat yang sama terkait beras, yaitu tak ingin melakukan impor.

"Insya Allah tak ada impor beras, kecuali jika keadaan memaksa untuk melakukan impor," kata Djarot di kantor Perum Bulog, Jakarta Selatan, Selasa, 31 Januari 2017.

Baca Juga: Tekan Impor Beras, Kemenkop Siapkan Kluster Pertanian

Djarot menjelaskan, untuk tahun ini, target pengadaan beras dalam negeri adalah 3,7 juta ton. Angka tersebut dibagi menjadi 3,2 juta ton untuk keperluan beras public service obligation (PSO) dan 500 ribu ton untuk keperluan beras komersial.

Menurut Djarot, sebenarnya tahun lalu tidak ada impor beras. Namun ada beras yang masuk di awal 2016 sebanyak 538 ribu ton sebagai bagian dari kontrak impor yang dilakukan pada 2015. "Kedatangan beras yang diimpor di 2015."

Djarot menambahkan, pada 2016, Bulog telah menyerap gabah sebanyak 2,9 juta ton atau 92,54 persen dari target rencana kerja dan anggaran perusahaan. Meski tidak mencapai target yang sebesar 3,2 juta ton, angka ini sudah melebihi capaian tahun lalu.

Simak: Inflasi Tahun Ini Diprediksi 4 Persen, Ini Penyebabnya

Selain itu, untuk kegiatan pengelolaan cadangan beras pemerintah 2016, sebanyak 329.420 ton telah tersalurkan untuk bantuan bencana dan pengendalian harga beras sebanyak 311.764 ton. Dengan angka tersebut, artinya cadangan beras pemerintah sudah tersalurkan sebanyak 94,6 persen.

Sebelumnya, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah sedang menyiapkan program kluster pertanian. Selain bertujuan meningkatkan kesejahteraan petani, program tersebut diproyeksikan untuk mengurangi ketergantungan akan beras impor.

Menurut Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga, untuk tahap awal, saat ini sudah disiapkan lima kluster pertanian di lima daerah dengan masing-masing luas lahannya 1.000 hektare. "Nantinya, akan ada 65 kluster pertanian yang saya kira akan mampu mengurangi, bahkan menghentikan ketergantungan beras impor," ucapnya dalam keterangan tertulis, Sabtu, 7 Januari 2017. Ia menyampaikan itu dalam kunjungannya ke Koperasi Unit Desa Padangan, Bojonegoro.

Baca: Alasan Menteri Darmin Belum Setuju Dua KEK Ini Dibangun

Lima daerah yang disiapkan untuk program itu adalah Sukabumi, Lampung, Banyumas, Demak, dan Bojonegoro. Dari kelimanya, kluster Sukabumi yang sudah berjalan, selebihnya masih dalam proses. Kluster pertanian di Sukabumi menggandeng PT Pertamina (Persero) yang menyalurkan dana corporate social resposibility-nya melalui program kemitraan bina lingkungan (PKBL).

DIKO OKTARA|LARISSA HUDA

Berita terkait

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

6 hari lalu

Harga Gabah Anjlok, Kemendag: Gara-gara Panen Raya

Harga gabah anjlok menjadi Rp 4.500 per kilogram. Kemendag sebut gara-gara panen raya.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

7 hari lalu

Terpopuler: Prabowo-Gibran Diharap Percepat Pertumbuhan Ekonomi, Tanggal Pendaftaran CPNS 2024

Berita terpopuler: Prabowo-Gibran diharap bisa mempercepat pertumbuhan ekonomi usai dilantik, pendaftaran CPNS 2024 dibuka.

Baca Selengkapnya

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

7 hari lalu

Terkini: OJK Beri Tips Kelola Keuangan untuk Emak-emak, Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah

Kepala Eksekutif OJK Friderica Widyasari Dewi memberikan sejumlah tips yang dapat diterapkan oleh ibu-ibu dalam menyikapi isi pelemahan rupiah.

Baca Selengkapnya

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

7 hari lalu

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah Teknologi Cina di Kalimantan Tengah, Jika Diminta

Bulog mengaku siap jika diminta pemerintah menjadi off-taker gabah dari kerjasama pertanian Indonesia dan Cina

Baca Selengkapnya

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

9 hari lalu

Luhut Gandeng Cina Kembangkan Teknologi Penanaman Padi di Kalteng: Tinggal Cari Partner Lokal

Luhut Pandjaitan menyatakan bahwa Cina bersedia turut memberikan teknologi padinya ke Indonesia

Baca Selengkapnya

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

11 hari lalu

Bulog Cirebon Mulai Serap Gabah Petani, Panen Raya sampai Mei

Bulog cabang Cirebon mulai menyerap gabah hasil panenan petani. Panen diperkirakan semakin banyak pada akhir April hingga Mei.

Baca Selengkapnya

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

25 hari lalu

Pergantian Kepala Bulog Disinggung di MK, Budi Waseso Bilang Tak Ada Masalah

Hakim konstitusi Arief Hidayat mempertanyakan alasan Buwas diganti Wakil Menteri Perdagangan 2011-2014 Bayu Krisnamurthi di tengah masa kritis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

26 hari lalu

Jokowi Ikut Salurkan Bansos Beras di Jambi, Pastikan Penyalurannya Dilanjutkan Sampai Juni

Presiden Joko Widodo alias Jokowi ikut menyalurkan bantuan pangan atau bansos beras di Jambi hari ini. Jokowi mengklaim bantuan ini menjadi salah satu program pemerintah untuk menjaga daya beli masyarakat dan menekan inflasi, utamanya inflasi beras.

Baca Selengkapnya

PT Suri Nusantara Sebut Tahun Ini Tidak Dapat Izin Impor Daging Kerbau

27 hari lalu

PT Suri Nusantara Sebut Tahun Ini Tidak Dapat Izin Impor Daging Kerbau

Tidak disebutkan detail kapan izin impor daging kerbau diberikan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Bos PT Timah Beberkan Alasan Produksi Jeblok, Respons Sri Mulyani Dipanggil MK ke Sidang Pilpres

28 hari lalu

Terpopuler: Bos PT Timah Beberkan Alasan Produksi Jeblok, Respons Sri Mulyani Dipanggil MK ke Sidang Pilpres

Berita terpopuler bisnis pada Selasa kemarin dimulai dari penjelasan Dirut PT Timah soal jebloknya pendapatan negara dari sektor timah pada 2023.

Baca Selengkapnya