Kenaikan Inflasi pada Januari 2017 Diprediksi Mengencang  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 31 Januari 2017 11:38 WIB

Pedagang merapihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 1 Februari 2016. Menurut Badan Pusat Statistuk Nasional inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen, kelompok bahan makanan menjadi komponen pembentuk inflasi tertinggi pada Januari yaitu 2,2 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Analis dari PT Mandiri Sekuritas, Leo Putera Rinaldy, memprediksikan angka inflasi pada Januari 2017 naik sebesar 0,58 persen secara bulanan (month to month). Secara tahunan, angka inflasi pada Januari 2017 diperkirakan naik 3,1 persen atau mengencang dibandingkan pada Desember 2016 yang secara tahunan naik 3,02 persen.

“Secara umum, kami menilai harga makanan masih terkendali dengan kontribusi kenaikan inflasi dari pertumbuhan harga barang dan jasa yang diatur pemerintah (administered price),” ujar Leo, dalam hasil risetnya yang dipublikasi pada Selasa, 31 Januari 2017.

Baca: Harga Cabai Rawit di Cirebon Kembali Naik

Leo memprediksi angka inflasi inti juga akan naik menjadi 3,12 persen secara tahunan pada Januari 2017 dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,07 persen. Bank Indonesia (BI), menargetkan inflasi sepanjang 2017 akan sekitar 4 persen. Menurut dia, angka itu masih sejalan dengan prediksinya yang sekitar 4,2 persen.

"Dengan mempertimbangkan selisih suku bunga-inflasi yang menyempit, kami masih tetap pada prediksi awal bahwa bank sentral akan kembali menetapkan suku bunga 7-day reverse repo rate pada 4,75 persen sepanjang tahun ini,” katanya mengungkapkan.

Baca: Tiga Hal Ini Diprediksi Sumbang Inflasi Januari 2017

Direktur Departemen kebijakan Ekonomi dan Moneter BI, Juda Agung, memprediksikan inflasi keseluruhan pada Januari 2017 mencapai 0,69 persen. "Masih sedikit tinggi, karena ada dampak penyesuaian harga listrik 900 VA dan biaya mengurus surat tanda nomor kendaraan (STNK), surat izin mengemudi (SIM), dan buku pemilik kendaraan bermotor (BPKB),” katanya.

Menurut Juda, kenaikan biaya mengurus STNK, SIM, dan BPKB menyumbang sekitar 0,24 persen, sedangkan kenaikan tarif listrik untuk 900 VA menyumbang 0,1 persen terhadap inflasi. "Karena baru kena tarif listrik yang prabayar, yang pasca bayar baru Februari."

ABDUL MALIK | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

8 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

10 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

23 jam lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

3 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

3 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

3 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

4 hari lalu

Uang Beredar di Indonesia Mencapai Rp 8.888,4 Triliun per Maret 2024

BI mengungkapkan uang beredar dalam arti luas pada Maret 2024 tumbuh 7,2 persen yoy hingga mencapai Rp 8.888,4 triliun.

Baca Selengkapnya