YLKI Minta Pemerintah Terapkan Kebijakan Energi Bersih  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 31 Januari 2017 10:47 WIB

Para pengunjung melihat aksi pawang mengandalikan uap panas bumi di Kawah Kereta Api Geotermal Kamojang, Kecamatan Ibun, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, 16 Juli 2016. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan sebagai negara kepulauan, Indonesia seharusnya dapat mengembangkan energi yang ramah lingkungan dan energi bersih. Namun pemerintah dinilai belum serius mengembangkan energi bersih sebagai salah satu sumber energi untuk memasok kebutuhan masyarakat.

"Pemerintah praktis hanya menggantungkan pada komoditas energi fosil yang terbukti mempunyai dampak negatif terhadap lingkungan global, menggerus uang negara karena harus impor, dan stoknya pun sangat terbatas," kata Tulus dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 31 Januari 2017.

Baca: Pertamina Gunakan Skema Gross Split di 8 Blok Migas

Karena itu, Tulus berujar, pemerintah harus serius mewujudkan kebijakan energi bersih, baik pembangkit listrik maupun bahan bakar rumah tangga. "Untuk konteks pembangkit listrik, seharusnya pemerintah memasok PT PLN dengan sumber-sumber energi bersih, minimal dengan gas, dan/atau mengembangkan pembangkit-pembangkit kecil yang berbasis air, angin, bahkan sampah."

Menurut Tulus, hal tersebut sangat mendesak untuk memenuhi kekurangan pasokan energi listrik. Pembangunan pembangkit listrik besar terbukti lama dan perlu biaya besar. "Karena itu, pemerintah seharusnya melakukan pembinaan dan pemberdayaan kepada masyarakat yang mempunyai potensi untuk menerapkan energi bersih, termasuk dalam skala pembiayaannya," tuturnya.

Pemerintah melalui PT Pertamina, kata Tulus, juga harus segera mewujudkan energi panas bumi atau geotermal. Indonesia adalah pemasok geotermal terbesar di dunia, yakni sebesar 40 persen. "Tapi hingga kini yang termanfaatkan baru empat persen saja. Faktor kendala finansial dan regulasi sering membuat operator geotermal enggan berinvestasi di pembangkit geotermal," ujarnya.

Baca: Pertamina Putuskan Bangun Sendiri Kilang Balongan-Dumai

Tulus mengatakan pemerintah perlu memberikan insentif fiskal bagi operator geotermal, termasuk subsidi. Pemerintah juga harus mengatasi adanya konflik regulasi, khususnya regulasi di bidang kehutanan. "Di mana eksplorasi panas bumi dilarang dilakukan di daerah hutan, khususnya hutan lindung. Padahal sumber-sumber geotermal banyak di area hutan lindung," katanya.

Menurut Tulus, memasok energi yang murah dan ramah lingkungan adalah kewajiban negara. Karena itu, dia menegaskan, penyediaan energi bersih sangat penting di tengah semakin minimnya akses akan energi fosil. "Plus makin tingginya dampak eksternal penggunaan energi fosil, baik bagi lingkungan maupun kesehatan," tuturnya.

Tulus meminta pemerintah memberikan berbagai insentif pada pihak-pihak yang peduli dan berhak pada energi bersih. Subsidi yang selama ini digelontorkan pada energi fosil, terutama untuk listrik, BBM, dan gas, harus mulai dialihkan untuk subsidi energi bersih. "Energi bersih yang sebenarnya berhak mengantongi hak subsidi. Energi fosil seharusnya diberikan disinsentif," ujarnya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI

Berita terkait

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

5 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

17 hari lalu

Inilah 3 Profesi yang Diyakini Bill Gates Tak Bisa Digantikan AI

Pendiri perusahaan teknologi Microsoft, Bill Gates, mengatakan bahwa ada tiga profesi yang tahan dari AI. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

22 hari lalu

Kilas Balik Tragedi Brexit 2016, Sedikitnya 12 Pemudik Tewas dalam Arus Mudik Lebaran

Tragedi macet terparah mudik pada 2016. Kilas balik tragedi Brexit yang tewaskan belasan orang.

Baca Selengkapnya

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

31 hari lalu

Daftar Anggota MWA ITB Terpilih 2024-2029, Ada Nama Ignasius Jonan dan Salman Subakat

Ignasius Jonan dan Salman Subakat ada di antara empat nama anggota MWA ITB unsur wakil masyarakat. Menunggu pengesahan mendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Kerugian Kemacetan Jabodetabek Rp 100 Triliun, YLKI: Batasi Kendaraan Pribadi

5 Februari 2024

Jokowi Sebut Kerugian Kemacetan Jabodetabek Rp 100 Triliun, YLKI: Batasi Kendaraan Pribadi

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) tanggapi pernyataan Jokowi dan menyarankan pemerintah batasi kepemilikan kendaraan pribadi.

Baca Selengkapnya

YLKI Minta Iklan Rokok Dilarang Total, Apa Alasannya?

25 Januari 2024

YLKI Minta Iklan Rokok Dilarang Total, Apa Alasannya?

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia meminta iklan rokok dilarang total di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

6 Desember 2023

Ignasius Jonan Disebut Anies Baswedan Jika Bangun Kereta Api di Kalimantan Selatan, Ini Serba-serbi Eks Menhub

Anies Baswedan sebut akan libatkan Ignasius Jonan bangun jalur kereta api di Kalimantan Selatan, jika terpilih. Ini serba-serbi eks Menhub itu.

Baca Selengkapnya

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

6 Desember 2023

Sosok Ignasius Jonan, yang Dilirik Anies untuk Bantu Urus Kereta Api Bila jadi Presiden

Anies Baswedan berjanji bakal melibatkan mantan Menhub Ignasius Jonan dalam pembangunan transportasi kereta api di Kalimantan.

Baca Selengkapnya

Citibank Tutup Layanan Consumer Banking, Berikut 5 Tokoh Alumnusnya: Ada Ignasius Jonan

25 November 2023

Citibank Tutup Layanan Consumer Banking, Berikut 5 Tokoh Alumnusnya: Ada Ignasius Jonan

Citibank tutup bisnis consumer banking dan kartu kredit di Indonesia sejak 17 November lalu. berikut 5 tokoh alumnus Citibank, termasuk Ignatius Jonan

Baca Selengkapnya

Ignasius Jonan Diangkat Jadi Komandan Ksatria Santo Gregorius Agung oleh Paus

18 November 2023

Ignasius Jonan Diangkat Jadi Komandan Ksatria Santo Gregorius Agung oleh Paus

Paus Fransiskus memberikan penghargaan untuk tiga tokoh awam Katolik Indonesia, mereka adalah Ignasius Jonan, Lucia Maria Liando, dan Rudy Lawantara.

Baca Selengkapnya