Dolar AS Melemah Tertekan Data Ekonomi

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 31 Januari 2017 08:39 WIB

TEMPO/Eko Siswono Toyudho

TEMPO.CO, New York - Kurs dolar Amerika Serikat sedikit menurun terhadap mata uang utama lainnya pada perdagangan Senin sore, 30 Januari 2017 (Selasa pagi WIB), karena para investor mempertimbangkan sejumlah data ekonomi Negeri Abang Sam yang bervariasi. Indeks dolar terhadap enam mata uang utama di dunia turun tipis 0,06 persen menjadi 100,47 pada akhir perdagangan Senin.

Departemen Perdagangan AS pada Senin mengumumkan Pendapatan pribadi AS pada Desember 2016 meningkat US$ 50,2 miliar atau 0,3 persen, gagal memenuhi target konsensus pasar. Angka pendapatan pribadi yang siap dibelanjakan (disposable personal income) meningkat US$ 43,6 miliar atau 0,3 persen, dan pengeluaran konsumsi pribadi meningkat US$ 63,1 miliar atau 0,5 persen.

Baca : Pembatasan Imigran Trump Pukul Bursa Saham Global

Sementara itu, angka penjualan pending home (rumah yang pengurusannya belum selesai) meningkat pada Desember 2o16. Pending Home Sales Index naik 1,6 persen menjadi 109 pada Desember 2016 dari 107,3 pada November, atau melampaui perkiraan pasar.

Di sisi lain pada dua hari Senin-Selasa, Bank Sentral AS (Federal Reserve) juga melaksanakan pertemuan komite pasar terbuka federal (FOMC) untuk yang pertama kali tahun ini.

Selain dolar AS, pada akhir perdagangan Senin di New York, kurs euro juga jatuh menjadi 1,0693 per dolar AS dari sebelumnya 1,0696 per dolar AS, dan pound sterling Inggris merosot ke level 1,2482 per dolar AS dari sebelumnya 1,2555 per dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia naik menjadi 0,7552 per dolar AS dari sebelumnya 0,7551 per dolar AS.

Baca : Pedagang Valas Ilegal Jadi Sasaran Empuk Kejahatan Bisnis

Dolar AS juga dibeli 113,69 yen Jepang, lebih rendah dari 115,08 yen pada sesi sebelumnya. Dolar juga melemah menjadi 0,9953 franc Swiss dari sebelumnya 0,9995 franc Swiss, dan bergerak turun menjadi 1,3116 dolar Kanada dari sebelumnya 1,3134 dolar Kanada.

ANTARA

Berita terkait

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

52 menit lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

7 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

6 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya