Ekonom Ingatkan Alliran Modal Keluar Terimbas Efek Trump

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Jumat, 27 Januari 2017 15:15 WIB

Pembuat boneka Jepang Kyugetsu Inc. membuat boneka Presiden Donald Trump dan Hillary Clinton, yang dibentuk menjadi boneka hias "hina" untuk merayakan Hari Pemepuan di Tokyo, Jepang, 26 Januari 2017. REUTERS/Toru Hanai

TEMPO.CO, Jakarta - Risiko ketidakpastian global serta kebijakan ekonomi Presiden Amerika Serikat Donald Trump berpotensi mendorong capital flight dari negara emerging market termasuk Indonesia. Ekonom PT Bank Permata Tbk. Josua Pardede mengatakan secara keseluruhan, kebijakan fiskal AS yang ekspansif akan mendorong kenaikan inflasi sehingga mendorong berlanjutnya normalisasi kebijakan suku bunga The Fed pada tahun ini. Suku bunga Federal Reserve diperkirakan bakal naik 50-75 basis poin.

Capital flight dari negara Emerging Market juga akan mendorong penguatan mata uang dolar AS terhadap sebagian besar mata uang dunia. meskipun ada potensi arus dana keluar dari pasar negara berkembang, dia meyakini menjaga iklim investasi dan memperkuat fundamental ekonomi harus dilakukan mengingat kepemilikan asing pada SUN dan saham yang relatif besar.

“Otoritas moneter perlu menjaga stabilitas nilai tukar rupiah serta kebijakan moneter yg relatif ketat,” ujarnya.

Baca: Jokowi Tinjau Proyek Bandara di Yogyakarta


Selain itu, Josua berpendapat perlunya beberapa strategi terkait dengan pembiayaan APBN seperti optimalisasi sumber pendanaan utang dari dalam negeri dengan memprioritaskan utang baru dalam denominasi rupiah serta pengendalian porsi penerbitan obligasi valas.

Kemudian mengoptimalkan utang baru dengan tenor menengah hingga panjang dengan tingkat bunga tetap. Diversifikasi instrumen utang serta mendorong pendalaman pasar surat berharga negara domestik juga menjadi solusi mengatasi larinya dana asing.

Baca: Menhub : Bandara Kulon Progo Beroperasi Maret 2019


Dia mengatakan pemerintah perlu mendorong pendalaman pasar dalam hal basis investor yakni mendorong investor domestik serta menyiapkan crisis menagement protocol seandainya terjadi capital outflow dalam jumlah yang masif.

“Sehingga dengan langkah-langkah antisipatif, pendalaman pasar keuangan, penguatan fundamental ekonomi serta stabilisasi nilai tukar, diharapkan dapat menekan risiko capital outflow,” katanya.


BISNIS

Advertising
Advertising

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

6 hari lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

6 hari lalu

Jelang Singapore International Water Week, Kadin: Masih Banyak Populasi di RI yang Tak Punya Akses Air Bersih

Kadin menggelar panel diskusi sebagai rangkaian dari SIWW 2024. Akses terhadap air bersih masih menjadi tantangan sejumlah wilayah di Indonesia.

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

15 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

18 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

20 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

21 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

25 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

27 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

27 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

28 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya