Pendapatan Freeport Indonesia Tahun lalu capai Rp 44 Triliun
Editor
Abdul Malik
Kamis, 26 Januari 2017 20:24 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - PT Freeport Indonesia, unit usaha perusahaan tambang asal Amerika Serikat, Freeport-McMoRan, sepanjang tahun lalu membukukan pendapatan sebesar US$ 3,29 miliar atau sekitar Rp 44 triliun. Angka itu melonjak 24 persen dibandingkan 2015 sebesar US$ 2,65 miliar atau sekitar Rp 35,3 triliun.
Menurut laporan keuangan perusahaan per Desember 2016, disebutkan nilai pendapatan dari tambang Grasberg, Papua adalah merupakan yang terbesar dibandingkan pendapatan dari tambang-tambang Freeport di negara lain.
“Nilai pendapatan itu termasuk penjualan Freeport Indonesia kepada unit usaha PT Smelting yang senilai US$ 1,4 miliar pada 2016 dibandingkan US$ 1,1 miliar pada 2015,” demikian disampaikan manajemen Freeport-McMoRan dalam laporan keuangan yang dipublikasi pada Rabu, 25 Januari 2017, waktu AS.
Baca : Kalah Gugatan dan Dilarang Ekspor, Saham Freeport Anjlok
Seiring kenaikan pendapatan, laba operasi Freeport Indonesia tahun lalu juga melonjak 128 persen dari sebelumnya US$ 449 juta (Rp 5,98 triliun) pada 2015 menjadi US$ 1,02 miliar (Rp 13,6 triliun) di 2016. Perusaahan merealisasi belanja modal US$ 1,02 miliar (Rp 13,6 triliun) atau naik 13,7 persen dibandingkan 2015 yang sebesar US$ 901 juta (Rp 12 triliun).
Kenaikan pendapatan dan laba Freeport Indonesia salah satunya ditopang oleh kenaikan volume produksi dan penjualan tembaga. Pada 2016, realisasi produksi dan penjualan tembaga Freeport Indonesia masing-masing melonjak 41 persen.
Baca : Freeport Ajukan Dua Syarat Akhiri Kontrak Karya
Produksi tembaga naik dari 752 juta pound pada 2015 menjadi 1,06 miliar pound pada 2016, kemudian penjualan tembaga juga naik dari 2015 sebesar 744 juta pound menjadi 1,05 miliar pound pada 2016.
“Kenaikan penjualan tembaga terutama ditopang realisasi pada kuartal IV 2016 yang sebesar sebesar 352 juta pound atau melonjak 80 persen dibandingkan kuartal IV 2015 yang sebesar 195 juta pound,” demikian dinungkapkan manajemen Freeport-McMoRan.
Berbeda dengan tembaga, produksi dan penjualan emas perusahaan sepanjang tahun lalu menurun. Pada 2015, produksi emas Freeport Indonesia sebesar 1,23 juta ounce, namun sepanjang tahun lalu menurun 14 persen menjadi 1,06 juta ounce.
Baca : Divestasi Freeport Terganjal Perbedaan Nilai Saham
Tidak berbeda penjualan emas juga menurun 14 persen dari sebelumnya 1,22 juta ounce di 2015 menjadi 1,05 juta ounce di 2016. Meski begitu, rata-rata harga emas pada 2016 naik 9,5 persen menjadi 1.237 per ounce.
Hingga akhir Desember 2016, nilai total aset tambang Grasberg milik Freeport Indonesia adalah sebesar US$ 10,95 miliar atau setara Rp 146 triliun. Angka itu melonjak 17 persen dibandingkan 2015 yang sebesar US$ 9,35 miliar atau setara Rp 124 triliun.
ABDUL MALIK