Khawatir Kebijakan Donald Trump, Pagi ini Dolar AS melemah

Reporter

Editor

Abdul Malik

Kamis, 26 Januari 2017 10:50 WIB

Pegawai tengah menghitung uang dolar AS di sebuah tempat penukaran mata uang asing di kawasan Kuningan, Jakarta, 13 September 2016. Bank Indonesia menetapkan kurs tengah di Rp13.151 per dolar AS, melemah 0,47% atau 62 poin dari posisi Rp13.089 per dolar AS pada Jumat (9/9/2016). Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, New York - Kurs dolar Amerika Serikat pada diperdagangkan melemah terhadap sebagian besar mata uang utama pada akhir perdagangan Rabu, 26 Januari 2017 waktu New York (Kamis pagi WIB). Investor khawatir Presiden AS Donald Trump fokus berlebihan terhadap kebijakan proteksionisme.

Trump menandatangani perintah eksekutif pada Rabu untuk membangun tembok perbatasan AS-Meksiko, meningkatkan kekuatan patroli perbatasan dan mengekang imigran ilegal memasuki negara itu.

Baca : IHSG Diperkirakan Tertekan

Para analis mengatakan investor kecewa karena sejauh ini mereka tidak mendengar rincian tentang rencana stimulus ekonomi Trump, seperti diwartakan Xinhua.

Sementara itu, poundsterling Inggris naik di tengah harapan untuk kesepakatan perdagangan antara Inggris dan Amerika Serikat, terkait rencana Perdana Menteri Inggris Theresa May menempatkan kepentingan Inggris dan nilai-nilai Inggris sebagai yang utama.

Indeks dolar terhadap enam mata uang utama, turun 0,17 persen menjadi 100,18 pada akhir perdagangan Rabu.

Baca : Rupiah Diperkirakan Tertahan Penguatan Dolar AS

Pada akhir perdagangan New York, euro naik menjadi 1,0729 per dolar AS dari sebelumnya 1,0728 per dolar AS di sesi sebelumnya dan pound sterling Inggris naik menjadi 1,2623 per dolar AS dari 1,2504 per dolar AS di sesi sebelumnya. Dolar Australia turun menjadi 0,7551 per dolar AS dari 0,7577 per dolar AS.

Dolar AS dibeli 113,8 yen Jepang, lebih rendah dari 113,87 yen dari sesi sebelumnya. Dolar jatuh ke 1,0011 franc Swiss dari sebelumnya 1,0014 franc Swiss, dan turun tipis menjadi 1,3085 dolar Kanada dari 1,3157 dolar Kanada.

ANTARA

Berita terkait

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

21 jam lalu

Donald Trump Memuji Penggerebekan Unjuk Rasa Pro-Palestina oleh Polisi New York

Donald Trump memuji polisi New York yang menggerebek unjuk rasa pro-Palestina di Universitas Columbia.

Baca Selengkapnya

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

2 hari lalu

Terancam Dipenjara, Trump Dijatuhi Denda Rp146 Juta karena Langgar Perintah Pembungkaman

Hakim yang mengawasi persidangan pidana uang tutup mulut Donald Trump mendenda mantan presiden Amerika Serikat itu sebesar US$9.000 atau karena Rp146

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

2 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

3 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

4 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

5 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya