2016, Investasi Di Luar Jawa Meningkat 14,2 Persen
Editor
Ali Akhmad Noor Hidayat tnr
Rabu, 25 Januari 2017 23:01 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong, mengatakan pertumbuhan investasi di luar pulau Jawa sepanjang 2016 cukup menggembirakan. Pertumbuhan investasi di luar pulau Jawa meningkat 14,2 persen dibandingkan tahun sebelumnya.
"Menurut saya ini konsekuensi program infrastruktur Presiden, banyak sekali di daerah," kata Thomas Lembong saat ditemui di kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal, Jakarta, Rabu 25 Januari 2017.
Baca : Tanjung Priok Jadi Hub Internasional, Bakal Saingi Singapura
Lembong menuturkan proyek pemerintah yang fokus di luar pulau Jawa, membuat investasi swasta ikut mengejar berbagai proyek di luar Jawa. Akibatnya memang ada pertumbuhan investasi di daerah-daerah luar pulau Jawa.
Deputi Bidang Pengendalian Pelaksanaan Penanaman Modal BKPM, M. Azhar Lubis, mengatakan realisasi investasi di luar pulau Jawa pada 2016 sebesar Rp 284,1 triliun atau 46,4 persen dari nilai total keseluruhan investasi di 2016. Sedangkan angka di 2015 adalah sebesar Rp 248,7 triliun atau sebesar 45,6 persen dari total realisasi di tahun itu.
Baca : BKPM: Total Realisasi Investasi 2016 Rp 612,8 Triliun
Adapun untuk total realisasi investasi di luar Jawa, Sumatera menduduki posisi di bawah Jawa dengan Rp 117,6 triliun atau 19,2 persen dari total realisasi. Diikuti oleh Kalimantan dengan Rp 68,8 triliun, Sulawesi dengan Rp 51,3 triliun, dan Maluku dan Papua adalah Rp 30,7 triliun.
Untuk Sumatera, realisasi investasi terdiri dari PMDN sebesar Rp 39,8 triliun dan PMA sebesar US$ 5,7 miliar. Sedangkan di Kalimantan, realisasi investasinya untuk PMDN sebesar Rp 33,6 triliun dan untuk PMA sebesar US$ 2,6 miliar.
Baca : Tekan Kesenjangan, Pemerintah Godok Pembentukan Bank Wakaf
Di wilayah Sulawesi, realisasi investasi PMDN sebesar Rp 13,6 triliun dan PMA sebesar US$ 2,8 miliar. Sementara untuk Maluku dan Papua, realisasi investasi PMA sebesar US$ 2,2 miliar dan PMDN sebesar Rp 300 miliar.
DIKO OKTARA