TEMPO.CO, Jakarta - Suku bunga simpanan (deposito) perbankan nasional pada Januari 2017 stabil, setelah pada Desember lalu banyak bank memangkas suku bunganya. Kesimpulan itu berdasarkan hasil riset PT Mandiri Sekuritas terhadap 12 bank besar nasional yang masih menjaga tingkat bunga mereka.
“Kecuali PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Bank Panin dan PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU),” ujar analis Mandiri Sekuritas, Priscilla Thany, dalam hasil risetnya yang dipublikasi Selasa, 24 Januari 2017.
Menurut Priscilla, Bank Panin memangkas suku bunga deposito berjangka 1 bulan (1M deposit rates) sebesar 25 basis poin, sedangkan Bank Nationalnobu secara agresif memangkas bunga deposito 1 bulan dan 3 bulan masing-masing 25 basis poin dan 50 basis poin pada Januari 2017. Bank Panin mengembalikan level suku bunga deposito tenor 1 bulan menjadi 6,75 persen pada Januari setelah pada Desember sempat naik menjadi 7 persen.
Baca : Tingkatkan Efisiensi, Kementerian Perhubungan Gandeng Bank Mandiri
Adapun PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (BBNI), tetap mempertahankan suku bunga simpanannya di level yang sama sejak Juni 2016. Tidak berbeda PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) juga mempertahankan suku bunganya sejak November 2016.
Analis Mandiri Sekuritas, Tjandra Lienandjaja, menambahkan beberapa bulan sebelumnya terjadi tren pemangkasan suku bunga simpanan kemudian diakhiri dengan sedikit kenaikan pada Desember 2016, kini Januari suku bunga simpanan mulai stabil. Pada Desember 2016, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), menaikkan suku bunga 1 dan 3 bulan sebesar 100 basis poin untuk nilai simpanan di atas Rp 100 miliar.
“Namun ketidakpastian akibat sentimen kebijakan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, fluktuasi nilai tukar, dan Otoritas Jasa Keuangan yang menunda implementasi kebijakan soal suku bunga deposito, membuat pelaku usaha perbankan masih menahan suku bunganya,” ungkap Tjandra.
Baca : Lowongan Dewan Komisioner OJK Diserbu Pendaftar
OJK sebelumnya menyatakan akan tetap mempertahankan kebijakan capping bunga deposito pada 2017 ini karena mengantisipasi ketatnya likuiditas akibat ketidakpastian pasar global. Memasuki 2017, OJK berencana untuk memformulasi ulang kebijakan capping bunga deposito yang baru untuk mempersempit kesenjangan suku bunga simpanan antara Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) III dengan IV dari sebelumnya 25 basis poin menjadi 10 basis poin.
Analis Teknikal Mandiri Sekuritas, Hadiyansyah, menyatakan tren saham sektor perbankan sedang sideways (kecenderungan stabil) dengan rentang pergerakan support dan resistance jangka pendek pada 780-815. “Di sisi lain, tren PNBN sedang turun (bearish) dengan support-resistance jangka pendek pada Rp 720-Rp 800 per saham,” ujarnya.
Baca : Saham BCA Penekan Utama Laju IHSG
Menurut Hadiyansyah, saham bank lain yakni BRI dan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) justru menunjukkan tren kenaikan (bullish) dengan support-resistance pendek masing-masing Rp 11.500 – Rp 12.800 per saham dan Rp 1.800-Rp 2.000 per saham.
Untuk diketahui, Bank Indonesia telah mempertahankan level suku bunga acuan BI 7-Day Repo Rate sebesar 4,75 persen sejak Oktober tahun lalu hingga Januari 2017. Hasil rapat Dewan Gubernur 19 Januari 2017 lalu memutuskan untuk tetap mempertahankan suku bunga deposit facility sebesar 4 persen dan lending facility sebesar 5,5 persen.
“Keputusan BI tersebut sejalan dengan upaya untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan tetap mengoptimalkan pemulihan ekonomi domestik di tengah ketidakpastian pasar keuangan global,” ujar Juru Komunikasi BI, Tirta Segara.
ABDUL MALIK
Berita terkait
Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.
Baca SelengkapnyaBos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya
1 hari lalu
Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.
Baca SelengkapnyaInflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya
1 hari lalu
BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.
Baca SelengkapnyaEkonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat
4 hari lalu
Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.
Baca SelengkapnyaMeski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit
4 hari lalu
PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaBRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay
5 hari lalu
Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.
Baca SelengkapnyaSuku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti
5 hari lalu
BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.
Baca SelengkapnyaHilirisasi Banyak Dimodali Asing, Bahlil Sentil Perbankan
5 hari lalu
Menteri Investasi Bahlil Lahadalia buka suara soal dominasi penanaman modal asing (PMA) atau investasi asing ke sektor hilirisasi di Indonesia.
Baca SelengkapnyaKenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit
6 hari lalu
Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.
Baca SelengkapnyaBI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit
6 hari lalu
BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).
Baca Selengkapnya