Bank Indonesia Prediksi Inflasi 2017 Bisa di Atas 4 Persen

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 23:03 WIB

Presiden RI, Joko Widodo didampingi Gubernur Bank Indonesia, Agus Martowardojo dan Menteri Keuangan, Sri Mulyani dalam peresmian pengeluaran dan pengedaran uang Rupiah tahun emisi 2016 di Bank Indonesia Jakarta pada Senin, 19 Desember 2016. Tempo/Reza Syahputra

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia memperkirakan laju inflasi sepanjang 2017 bisa mencapai di atas empat persen, lebih tinggi dibandingkan inflasi sepanjang 2016 lalu 3,02 persen.

"Terkait dengan inflasi, di 2017 barangkali tidak serendah di 2016 karena dua hal yakni administered prices (harga-harga yang ditetapkan pemerintah) dan volatile food (pangan bergejolak)," kata Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Juda Agung saat jumpa pers di Jakarta, Kamis.

Pemerintah pada awal tahun ini sudah menaikkan tarif listrik bagi pelanggan 900 volt ampere (VA) yang dinilai tidak layak menikmati subsidi. Selain itu, pemerintah juga menaikkan tarif pengurusan surat kendaraan bermotor.


Baca : BI Klarifikasi ke Ulama Soal Lambang Palu-Arit di Uang Baru

"Mungkin ada reformasi subsidi yang akan dilakukan pemerintah. Maka 2017 perkiraan kami 'baseline' inflasi bisa di dekat di atas empat persen," kata dia. Bank Indonesia, kata Juda, sepakat dengan perkiraan inflasi versi Menteri Keuangan Sri Mulyani, di atas empat persen.

Kendati demikian, reformasi subsidi energi yang dilakukan pemerintah dinilai akan memberikan dampak yang baik dari sisi keuangan negara. "Ini positif dari sisi fiskal dan positif dalam konteks konsistensi reformasi subsidi," kata Juda.


Baca : Yuk, Intip Proses Pencetakan Uang Rupiah Baru di Peruri

Untuk volatile food sendiri, menurut Juda juga harus menjadi perhatian, sebagaimana yang terjadi pada 2016 lalu dimana harga pangan masih menyumbang inflasi terbesar.

Sebelumnya, inflasi tahun 2016 terkendali pada level yang rendah dan berada di batas bawah kisaran sasaran inflasi 3-5 persen. Inflasi bulan Desember 2016 tercatat sebesar 0,42 persen (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang sebesar 0,47 persen (mtm), sehingga secara keseluruhan tahun inflasi 2016 tercatat 3,02 persen (yoy).


Baca : Menteri Susi: Pemerintah akan Bangun Konglomerasi Pribumi



Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan, inflasi yang rendah tersebut didukung oleh inflasi inti yang rendah dan administered prices yang minimal, di tengah inflasi volatile food yang masih meningkat.

Menurutnya, pencapaian tersebut didukung oleh kebijakan Bank Indonesia dan koordinasi dengan Pemerintah yang semakin solid, baik di pusat maupun di daerah, dalam mengendalikan inflasi.

Tirta mengatakan pemerintah perlu mewaspadai pengendalian inflasi yang akan menghadapi sejumlah risiko terutama terkait penyesuaian administered prices sejalan dengan kebijakan lanjutan reformasi subsidi energi. serta risiko kenaikan harga volatile food.

ANTARA

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

1 jam lalu

Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

Gubernur BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi BI untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global.

Baca Selengkapnya

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

3 jam lalu

Bos BI Yakin Rupiah Terus Menguat hingga Rp 15.800 per Dolar AS, Ini 4 Alasannya

Gubernur BI Perry Warjiyo yakin nilai tukar rupiah terhadap dolar AS akan menguat sampai akhir tahun ke level Rp 15.800 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

9 jam lalu

Inflasi April Hanya 0,25 Persen, BI Ungkap Pemicunya

BI menyebut inflasi IHK pada April 2024 tetap terjaga dalam kisaran sasaran 2,51 persen, yakni 0,25 persen mtm.

Baca Selengkapnya

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

2 hari lalu

Ekonomi NTB Tumbuh Positif, Ekspor Diprediksi Meningkat

Perkembangan ekonomi Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) 2023 tumbuh positif.

Baca Selengkapnya

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

3 hari lalu

Meski BI Rate Naik, PNM Tak Berencana Naikkan Suku Bunga Kredit

PNM menegaskan tidak akan menaikkan suku bunga dasar kredit meskipun BI telah menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

3 hari lalu

BRI Klaim Kantongi Izin Penggunaan Alipay

Bank Rakyat Indonesia atau BRI mengklaim telah mendapatkan izin untuk memproses transaksi pengguna Alipay.

Baca Selengkapnya

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

4 hari lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

4 hari lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

4 hari lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

5 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya