Bank Indonesia Waspadai Kebijakan Trump  

Reporter

Kamis, 19 Januari 2017 20:14 WIB

Donald Trump mengucap sumpah meggunakan alkitab yang diguanakan Abraham Lincoln in 1861. dailymail.co.uk

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung mengatakan kebijakan Presiden Amerika Serikat terpilih Donald Trump harus diwaspadai, terutama kebijakan di sektor fiskal dan perdagangan.

"Yang perlu diwaspadai global, pertama kebijakan Trump, baik dari fiscal policy maupun trade policy," ucap Juda Agung saat ditemui di BI, Jakarta Pusat, Kamis, 19 Januari 2017.

Baca: Trump Disumpah Jadi Presiden AS Gunakan 2 Alkitab

Juda Agung berujar, kalau kebijakan fiskal yang agresif, seperti yang diutarakan Trump saat kampanye, sepertinya itu sulit dilakukan. Alasannya, utang pemerintah sudah mencapai 106 persen dari produk domestik bruto. "Ruang manuver fiskal tak seagresif yang disampaikan."

Lalu, dari sisi kebijakan perdagangan, Presiden Amerika memiliki kewenangan melakukan unilateral trade policy kepada negara yang dianggap tak bisa melakukan kebijakan perdagangan yang tak menguntungkan Amerika.

Menurut Juda, Indonesia sebenarnya tidak masuk negara yang rentan terhadap kemungkinan kebijakan proteksionis, tidak seperti Vietnam. "Ini yang ditunggu dalam pidato Trump nanti," tuturnya.

Baca: Protes Trump, Pria Ini Bakar Diri di Dekat Gedung Putih

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Tirta Segara mengatakan perekonomian dunia diperkirakan membaik didukung ekonomi Amerika dan Cina, meskipun tetap ada sejumlah risiko yang perlu dicermati.

Tirta berujar, perbaikan ekonomi Amerika didorong oleh peningkatan konsumsi dan meningkatnya investasi nonresidensial. Kemudian tingkat pengangguran di Amerika juga berada di level rendah dengan inflasi yang mengarah ke target jangka panjangnya.

Baca:
Aktivis Hak Perempuan Spanyol Bertelanjang Dada Protes Trump

Adapun risiko yang dimaksud Tirta berasal dari dampak kebijakan fiskal dan perdagangan Amerika, lalu dari kenaikan Fed Fund Rate yang berpotensi meningkatkan cost of borrowing. Risiko lain adalah proses penyesuaian ekonomi dan keuangan Cina serta berbagai risiko geopolitik.

DIKO OKTARA




Berita terkait

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

6 jam lalu

Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti

BCA belum akan menaikkan suku bunga, pasca BI menaikkan suku bunga acuan ke angka 6,25 persen.

Baca Selengkapnya

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

16 jam lalu

Kenaikan BI Rate Berpotensi Tekan Penyaluran Kredit

Kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) menjadi 6,25 persen bisa berdampak pada penyaluran kredit.

Baca Selengkapnya

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

18 jam lalu

BI Perluas Cakupan Sektor Prioritas KLM untuk Dukung Pertumbuhan Kredit

BI mempersiapkan perluasan cakupan sektor prioritas Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM).

Baca Selengkapnya

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

1 hari lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

2 hari lalu

BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini

BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

3 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

4 hari lalu

Zulhas Tak Khawatir Rupiah Melemah, BI Mampu Hadapi

Zulhas percaya BI sebagai otoritas yang memiliki kewenangan akan mengatur kebijakan nilai tukar rupiah dengan baik di tengah gejolak geopolitik.

Baca Selengkapnya

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

4 hari lalu

Sehari Usai BI Rate Naik, Dolar AS Menguat dan Rupiah Lesu ke Level Rp 16.187

Nilai tukar rupiah ditutup melemah 32 poin ke level Rp 16.187 per dolar AS dalam perdagangan hari ini.

Baca Selengkapnya

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

4 hari lalu

Pengamat Sebut Kenaikan BI Rate hanya Jangka Pendek, Faktor Eksternal Lebih Dominan

BI menaikkan BI Rate menjadi 6,25 persen berdasarkan hasil rapat dewan Gubernur BI yang diumumkan pada Rabu, 24 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya