TEMPO.CO, Jakarta - Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan suku bunga acuannya di level 4,75 persen dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang hasilnya akan diumumkan pada Kamis, 19 Januari 2017. Otoritas moneter diprediksi akan melakukan pelonggaran moneter pada April 2017.
Chief Economist SIGC (SKHA Institute for Global Competitiveness) Eric Sugandi mengatakan bank sentral masih memiliki peluang untuk menurunkan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin ke posisi 4,5 persen pada April 2017. Potensi inflasi yang rendah akibat panen raya yang terjadi pada April bisa mendorong BI merelaksasi kembali suku bunga acuannya.
“Inflasi pada April cenderung rendah karena musim panen. Kalau secara historis, banyak pemangkasan suku bunga dilakukan pada April atau Mei,” katanya di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017 seperti dikutip dari Bisnis.com.
Dengan penurunan 25 basis poin, masih ada cukup ruang mengingat proyeksinya terhadap inflasi di keseluruhan tahun ini mencapai 3,5 persen. Inflasi tersebut didorong sejumlah barang/jasa yang diatur pemerintah, seperti kenaikan tarif tenaga listrik, walaupun memiliki dampak yang terbatas.
Eric menuturkan, apabila BI tidak menurunkan suku bunga acuannya, maka akan mempertahankan level 4,75 persen yang menjadi pilihan otoritas moneter kendati Fed Fund Rate diprediksi akan naik 75 basis poin pada tahun ini.
“Kalau repo rate tidak turun, kemungkinan stay flat, bukan naik walaupun fed naik. Karena sebenarnya ruang untuk suku bunga pada level sekarang,” ucapnya.