Alasan Bank Dunia Prediksi Ekonomi Indonesia Naik 5,3 Persen  

Reporter

Editor

Abdul Malik

Selasa, 17 Januari 2017 13:49 WIB

Menteri Keuangan Indonesia Sri Mulyani berbicara dengan Presiden Bank Dunia Jim Yong Kim sebelum pertemuan tahunan Komite Pembangunan IMF/Bank Dunia di Washington, AS, 8 Oktober 2016. REUTERS/Yuri Gripas

TEMPO.CO, Jakarta - Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017 bisa mencapai 5,3 persen, meningkat dari tahun lalu sebesar 5,1 persen. "Ekonomi Indonesia tetap kuat di tengah pertumbuhan global yang sedang lesu," ucap Acting Lead Economist World Bank Jakarta Hans Anand Beck dalam paparannya di peluncuran laporan triwulanan perekonomian Indonesia oleh Bank Dunia bersama Center for Strategic and International Studies (CSIS) di Jakarta, Selasa, 17 Januari 2017.

Menurut Hans, ekonomi Indonesia dinilai mampu bertahan terhadap berbagai gejolak finansial global. Ada sejumlah faktor yang dapat berpotensi meningkatkan atau melemahkan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini. Faktor itu terdiri atas faktor eksternal dan internal. "Tapi lebih banyak faktor yang membawa risiko menurunkan pertumbuhan ekonomi bagi Indonesia," ujar Hans.

Baca : IMF Proyeksikan Ekonomi Dunia Tahun ini Naik 3,4 Persen

Faktor pendukung peningkatan pertumbuhan ekonomi dari eksternal adalah kembali naiknya harga-harga komoditas. Sedangkan faktor internal adalah reformasi iklim investasi yang berjalan cepat.

Bank Dunia memaparkan pula faktor yang berpotensi melemahkan pertumbuhan ekonomi dari sisi eksternal. Faktor tersebut adalah lemahnya pertumbuhan perdagangan global dan adanya ketidakpastian kebijakan ekonomi global. "Kalau dari internal, adanya risiko penerimaan negara lebih rendah daripada perkiraan," tutur Hans.

Sementara itu, kata Hans, program pengampunan pajak (tax amnesty) pemerintah yang kini sudah memasuki periode ketiga dapat menambah penerimaan 2016 sebesar Rp 103 triliun atau mencapai 62 persen dari target di akhir periode kedua. “Tapi penerimaan utama lain turun pada 2016."

Baca : Sri Mulyani Minta Dana Desa Rp 60 Triliun Dioptimalkan

Dengan demikian, ucap Hans, kredibilitas fiskal Indonesia harus ditingkatkan, salah satunya dengan merevisi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang menyertakan proyeksi penerimaan 2017 yang lebih realistis.

Selain itu, pemerintah masih bisa melakukan perbaikan mutu belanja, khususnya belanja modal yang nilainya turun 23 persen pada tahun lalu. "Dan juga perlu realokasi belanja, khususnya dari gaji pegawai dan subsidi ke sektor-sektor yang lebih produktif," tutur Hans.

GHOIDA RAHMAH




Berita terkait

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

42 menit lalu

BI Optimistis Pertumbuhan Ekonomi Naik 4,7-5,5 Persen Tahun Ini

BI sedang mempersiapkan instrumen insentif agar mendorong pertumbuhan ekonomi.

Baca Selengkapnya

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

11 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya