Alasan Rupiah Baru Belum Tersedia di ATM

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 11 Januari 2017 18:27 WIB

Warga menunjukan mata uang rupiah yang baru di luncurkan oleh Presiden Joko Widodo di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, 19 Desember 2016. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Uang kertas rupiah emisi 2016 membutuhkan waktu untuk bisa tersedia di mesin anjungan tunai mandiri (ATM). Menurut Kepala Perwakilan Bank Indonesia di Lhokseumawe, Aceh, Jufrizal, saat ini uang kertas rupiah emisi 2016 belum tersedia di mesin ATM. "Pendistrubusian masih terbatas melalui bank dan kas keliling Bank Indonesia," kata Jufrizal di Lhokseumawe, Rabu, 11 Januari 2017.

Penyediaan uang baru di ATM itu membutuh penyesuaian perangkat ATM. Bahkan, kata Jufrizal, jumlah uang emisi baru itu masih terbatas dan diperkirakan baru tiga bulan sejak diluncurkan bisa tersebar di seluruh Indonesia.

Baca: Uang Baru Beredar, Bagaimana Nasib Uang Lama?

"Uang baru ini diharapkan dapat tersebar diseluruh Indonesia dalam waktu tiga bulan sejak diluncurkan pada 19 Desember 2016 lalu," jelas Jufrizal.

Di wilayah kerja BI Lhokseumawe, jumlah uang emisi 2016 baru menunggu kiriman Bank Indonesia di Jakarta. Tingkat pengamanan uang baru lebih tinggi dibandingkan dengan mata uang lain dari negara lain.

Semua fitur keamanan yang harus dimiliki uang kertas, dimiliki oleh mata uang rupiah.
"Tingkat keamanan uang rupiah kita termasuk tinggi di dunia, karena dilengjkapi berbagai fitur keamanan, sebagai upaya mengantisipasi kejahatan pemalsuan uang rupiah," kata Jufrizal.

ANTARA

Berita terkait

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

13 November 2021

Ciputra Resmi Akuisisi 15 Persen Saham Metropolitan Land Senilai Rp 367,4 M

Ciputra Development melalui anak perusahaannya, Ciputra Nusantara resmi mengakuisisi 15 persen saham Metropolitan Land.

Baca Selengkapnya

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

1 Februari 2021

IHSG Hari Ini Diperkirakan Masih Tertekan di Kisaran 5.803-5.960, Apa Sebabnya?

Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Senin, 1 Februari 2021, diperkirakan masih tertekan.

Baca Selengkapnya

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

6 Desember 2018

2019, Ekonom Prediksi Nilai Tukar Rupiah Rata-rata Rp 14.725

Ekonom Bank Danamon, Wisnu Wardana memperkirakan rupiah pada 2019 akan berada pada level Rp 14.725 per dolar Amerika Serikat.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

18 Juli 2018

IHSG Diprediksi Rebound Hari Ini, Tetap Waspadai Rupiah

Pergerakan kurs rupiah diprediksi tetap mempengaruhi IHSG hari ini.

Baca Selengkapnya

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

25 Januari 2018

Infobank Beri Penghargaan untuk 100 Emiten Berkinerja Baik

Lembaga analis strategi perbankan dan keuangan, Infobank, akan memberikan penghargaan kepada 100 emiten dengan pertumbuhan tercepat.

Baca Selengkapnya

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

3 Januari 2018

Dibuka Menguat, IHSG Tiba-tiba Anjlok 14,09 Poin

Pada awal perdagangan, IHSG dibuka menguat sebelum tiba-tiba turun.

Baca Selengkapnya

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

6 Desember 2017

IHSG Diprediksi Menguat, Simak Rekomendasi Saham Pilihan

Untuk investasi jangka panjang, IHSG diprediksi akan memberi keuntungan.

Baca Selengkapnya

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

26 Oktober 2017

Dolar Menguat, Rupiah Tertekan ke Level Rp 13.587

Rupiah ditutup melemah 0,07 persen atau 9 poin di Rp 13.587 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

25 Oktober 2017

Rupiah Kembali Melemah, Ditutup di Level Rp 13.578 Per Dolar AS

Rupiah tertekan penguatan dolar Amerika Serikat saat imbal hasil obligasi Amerika meningkat.

Baca Selengkapnya

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

24 Oktober 2017

5 Hari Melemah, Kurs Rupiah Akhirnya Kembali Rebound

Rupiah ditutup menguat 0,07 persen atau 10 poin di Rp 13.533 per dolar AS.

Baca Selengkapnya