Pasokan Cabai NTB Dikirim Melalui Pesawat  

Reporter

Rabu, 11 Januari 2017 05:00 WIB

Cabai rawit merah. ANTARA/Widodo S. Jusuf

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Dinas Perdagangan Nusa Tenggara Barat Putu Selly Andayani mengakui, meski harga cabai melambung tinggi, para pedagang mengirimkan cabai dari daerah itu tidak hanya melalui laut, tapi juga menggunakan pesawat terbang.

"Selain menggunakan kendaraan pelat luar daerah, mereka menggunakan pesawat dan itu lolos," kata Selly di Mataram, Selasa, 10 Januari 2017.

Ia menyebut, per kilogram cabai dikenakan biaya hanya Rp 6.000, sehingga jauh lebih murah daripada harus melalui jalur laut. Hanya saja, agar tidak mengurangi pasokan di dalam daerah, ia menyarankan perlu ada pembatasan.

"Silakan dikirim ke luar, tapi jangan berlebihan, sehingga di dalam daerah menjadi berkurang," ujar Selly.

Terkait dengan maskapai yang digunakan untuk mengangkut cabai, mantan Kepala Dinas Koperasi dan UMKM Nusa Tenggara Barat itu enggan menyebutkan. Guna mencegah komoditas di Nusa Tenggara Barat tidak mudah keluar sehingga bisa mengamankan pasokan dalam daerah, pihaknya berencana menerapkan e-commerse agar setiap transaksi yang dilakukan pedagang dan pembeli bisa diketahui.

Pemerintah melakukan operasi pasar untuk mencegah kenaikan harga cabai tidak terlalu tinggi.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Nusa Tenggara Barat Husnul Faozi membenarkan pengiriman cabai ke luar daerah tidak lagi menggunakan kapal laut, tapi sudah menggunakan maskapai penerbangan meski kenaikan harga cabai bersifat musiman.

Saat ini harga cabai di daerah itu terus merangkak naik hingga menembus angka Rp 115 ribu per kilogram.

"Dua hari lalu harganya Rp 85 ribu per kilogram, tapi naik lagi Rp 95 ribu per kilogram, kemudian naik lagi Rp 115 ribu per kilogram," ucap Husnul.

Ia menjelaskan, kenaikan harga cabai tersebut tidak terkait dengan ketersediaan. Sebab, Nusa Tenggara Barat merupakan daerah surplus cabai. Adapun naiknya harga cabai disebabkan oleh cabai asal Nusa Tenggara Barat banyak dikirim ke sejumlah daerah, salah satunya Jakarta, sehingga persediaan di dalam daerah berkurang.

"Produksi cabai kita itu 105 ribu ton per tahun dari 5.800 hektare lahan. Saat panen tertinggi, 13-14 ribu ton per hektare. Sisanya surplus sekitar 20 ton. Surplus inilah yang juga dibawa keluar," kata Husnul.

ANTARA

Berita terkait

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

17 jam lalu

Didesain sebagai Kota Cerdas, IKN Bakal Hadirkan Smart Transportation and Mobility

OIKN bakal mengembangkan sistem transportasi cerdas di IKN.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

3 hari lalu

Menhub Budi Karya Minta Jepang Berkoordinasi dengan BUMN soal Pengembangan Konektivitas Transportasi IKN

Menhub Budi Karya membahas rencana pengembangan jaringan transportasi di Ibu Kota Negara atau IKN Nusantara dengan Jepang.

Baca Selengkapnya

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

10 hari lalu

Mudik Lebaran Dibayangi Masalah Kemacetan dan Infrastruktur, Dosen ITS Jelaskan Perspektif Perencana Transportasi

Momentum mudik kali ini kembali diiringi oleh permasalahan yang terjadi dari tahun ke tahun.

Baca Selengkapnya

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

13 hari lalu

PLN Jamin Pasokan Listrik di Sejumlah Titik Transportasi Publik di Jakarta Selama Arus Balik Lebaran

PLN menjamin ketersediaan listrik di sejumlah titik transportasi umum.

Baca Selengkapnya

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

15 hari lalu

Hingga H+2 Lebaran, Airnav Indonesia Telah Layani Hampir 37 Ribu Penerbangan

AirNav Indonesia telah melayani 36.994 penerbangan sejak tanggal 3 April sampai dengan 11 April 2024 atau H+2 Lebaran.

Baca Selengkapnya

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

20 hari lalu

8 Cara Mengatasi Kesemutan pada Kaki Saat Mudik

Saat mudik, risiko mengalami kesemutan bisa terjadi. Perjalaan jauh dan duduk berjam-jam bisa menjadi pemicunya.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

21 hari lalu

Fakta-fakta Mudik lebaran 2024 Paling Meriah Sepanjang Sejarah, Dilakukan 193,6 Juta Orang

Mudik lebaran 2024 diprediksi menjadi mudik terbesar dan termeriah sepanjang sejarah.

Baca Selengkapnya

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

21 hari lalu

Transportasi Inklusif Bikin Penyandang Disabilitas Kini Bisa Mudik dengan Nyaman

Kementerian Perhubungan dan BSI memfasilitasi penyandang disabilitas untuk mudik dengan nyaman.

Baca Selengkapnya

Tiket Mudik Gratis Diperjualbelikan, Respons Kemenhub dan Kritik Masyarakat Transportasi Indonesia

24 hari lalu

Tiket Mudik Gratis Diperjualbelikan, Respons Kemenhub dan Kritik Masyarakat Transportasi Indonesia

Masyarakat menyoroti tiket mudik gratis yang diperjualbelikan, bagaimana respons Kemenhub? MTI pun memberikan kritik terhadap mudik gratis ini.

Baca Selengkapnya

Sejumlah Stasiun di KAI Daop 9 Jember Mulai Padat Penumpang H-10 Lebaran

28 hari lalu

Sejumlah Stasiun di KAI Daop 9 Jember Mulai Padat Penumpang H-10 Lebaran

Sebanyak 7.796 pelanggan menggunakan kereta api dari KAI Daop 9 Jember menuju beberapa kota pada H-10 Lebaran.

Baca Selengkapnya