Realisasi 60 Persen, Sri Mulyani Tagih Komitmen Repatriasi

Reporter

Rabu, 4 Januari 2017 07:00 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (kiri) dan Dirjen Pajak Ken Dwijugiasteadi saat memberi keterangan terkait hasil Tax Aamnesty tahap I di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Para abdi negara tersebut diharapkan bisa ikut Program Pengampunan Pajak. Tempo/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani akan menagih tanggung jawab peserta amnesti pajak yang telah berkomitmen memulangkan hartanya (repatriasi) saat pengumpulan surat penyertaan harta (SPH). Sebab, realisasi komitmen tersebut belum tercapai hingga akhir Desember 2016. Sampai tenggat, realisasi repatriasi baru 63 persen.

"Kalau enggak akan melakukan repatriasi, berarti kami akan men-charge lebih tinggi. Kalau mereka lakukan, ya kita lakukan sesuai kesepakatan," kata Sri di kantornya, Selasa, 3 Januari 2017.

Pemerintah telah memberikan kelonggaran pemulangan harta atau selama enam bulan. Sebagian besar wajib pajak yang menyerahkan SPH pada periode pertama, diperbolehkan mengalihkan hartanya hingga akhir tahun lalu.

Baca: Ditjen Pajak Ungkap Tebusan Amnesty Baru Rp107 Triliun

Sri akan mengevaluasi jumlah penerimaan repatriasi yang tercatat di 77 bank persepsi amnesti pajak. Ia akan menagih pembayaran tersebut pada periode ketiga. "Kami harap mereka penuhi. Kita lihat saja berapa realisasi nanti. Kita hitung-hitungan dengan mereka," kata dia.

Pada 27 Desember 2016, Otoritas Jasa Keuangan mencatat jumlah dana repatriasi yang masuk ke bank persepsi baru mencapai Rp 89,6 triliun. Artinya, realisasi repatriasi baru 63,6 persen dari total komitmen repatriasi dalam SPH Rp 141 triliun.

Baca: Ini Penyebab Amnesti Pajak Periode III Bakal Seret

Dana tersebut terbagi atas Rp 88,2 triliun yang mengendap di bank persepsi, Rp 1,27 triliun dikelola manajer investasi, dan Rp 832 miliar diperdagangkan lewat perantara efek.

Baca: Dirjen Pajak: Mari Ikut Tax Amnesty Sebelum Mati

Direktur Eksekutif Center for Indonesia Taxation Analysis (CITA) Yustinus Prastowo mengatakan pemerintah perlu meraup lebih banyak repatriasi dari komitmen deklarasi luar negeri. “Ada potensi Rp 700 triliun harta bergerak yang sudah dideklarasi, tapi belum direpatriasi. Ini potensi untuk ditindaklanjuti. Tanya apa alasannya dan apa yang mereka butuhkan,” ujarnya.

PUTRI ADITYOWATI | GHOIDA RAHMAH

Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

21 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya