TEMPO.CO, Jakarta - Pembatik di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan motif-motif baru untuk memperluas pasar pada tahun 2017.
Wakil Ketua Asosiasi Pengrajin Batik Kulon Progo Umbuk Haryanto di Kulon Progo, Senin, 2 Januari 2017, mengatakan para perajin batik di wilayah tersebut mulai mengembangkan beberapa motif baru selain motif batik khas Kulon Progo, yakni Geblek Renteng, untuk meningkatkan jumlah produksi.
"Motif-motif baru tersebut untuk memenuhi kebutuhan pasar di luar Kulon Progo," ujarnya.
Selama ini, lanjut Umbuk, sekitar 20 perajin batik yang tergabung dalam asosiasi mampu memproduksi sekitar 500 hingga 1000 lembar kain batik per bulan, tergantung pemesanan dan tingkat kesulitan motif batiknya.
Ia berharap pemerintah terus mengupayakan penggalakan pemakaian batik lokal agar produksi bisa ditingkatkan. Umbuk juga berharap bila bandara baru yang ada di Kecamatan Temon mulai beroperasi, produksi para pebatik lokal mendapat fasilitas ruang pamer untuk promosi dan penjualan di lokasi tersebut.
"Kami berharap nantinya para perajin bisa mendapatkan outlet di dalam bandara sehingga bisa merambah pasar yang luas mengingat bandara tersebut merupakan bandara internasional," kata Umbuk.
Salah satu perajin batik Gulurejo, Gito, mengatakan batik abstrak kontemporer diharapkan menjadi ikon batik Kulon Progo.
"Kami berusaha memproduksi batik yang berbeda dengan produsen batik lain. Kami menciptakan berbagai motif batik untuk menarik konsumen," katanya.
Batik abstrak kontemporer merupakan batik tulis tanpa motif dengan cap atau dicetak. Namun, dibuat dengan karya tangan dan kreativitas tinggi agar menghasilkan corak dan warna-warni batik yang menarik.
"Permintaan batik abstrak kontemporer sangat tinggi. Motif ini dapat bagus dalam segala situasi," kata Gito.
ANTARA
Berita terkait
Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia
12 hari lalu
Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".
Baca SelengkapnyaSri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral
13 hari lalu
Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.
Baca SelengkapnyaJangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park
16 hari lalu
Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.
Baca SelengkapnyaPNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah
41 hari lalu
PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.
Baca SelengkapnyaKampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya
43 hari lalu
Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.
Baca SelengkapnyaBegini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik
6 Maret 2024
Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.
Baca SelengkapnyaKBRI Canberra Gelar Promosi Batik di Australia, Potensi Transaksi Capai Rp 200 Juta
28 Februari 2024
Kedutaan Besar RI di Canberra menggelar promosi batik di Balai Kartini, Australia. Agenda tersebut dilaksanakan melalui Atase Perdagangan Canberra bersama Asosiasi Pengusaha Perancang Mode Indonesia (APPMI).
Baca SelengkapnyaPiaggio Indonesia Umumkan Setop Produksi Vespa Batik
17 Februari 2024
Lini terakhir dari Vespa Batik ini akan berhenti diproduksi pada Oktober 2024 setelah mencapai total produksi sebanyak 1.920 unit.
Baca SelengkapnyaNMAA Kembali Tampil di Pameran Osaka Auto Messe, Pajang Lancer Evo Batik
11 Februari 2024
NMAA kembali tampil dalam pameran modifikasi Osaka Auto Messe (OAM), Jepang, pada 10-12 Februari 2024 dengan memajang Lancer Evo Batik.
Baca SelengkapnyaCerita Pengusaha Batik Yogyakarta Bertahan dari Pandemi Berkat Penjualan Online
6 Februari 2024
Pengusaha batik Yogyakarta selamat dari pandemi berkat penjualan online. Omsetnya juga naik.
Baca Selengkapnya