TEMPO.CO, Surabaya -Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maaf mengenai kasus pilot Citilink yang diduga mabuk menjelang penerbangan dari Jakarta ke Surabaya pada 28 Desember lalu. Budi engajak semua pihak di industri penerbangan agar introspeksi diri.
“Jujur kami minta maaf atas kejadian itu. Kami juga berterima kasih atas mereka yang menginformasikan (kejadian) itu,” kata Budi di sela peninjauan di Terminal Penumpang Gapura Surya Nusantara Tanjung Perak Surabaya, Sabtu, 31 Desember 2016.
Budi menambahkan insiden pilot Citilink mabuk tersebut menjadi introspeksi bersama atas pelaksanaan regulasi yang sudah ditetapkan. Peraturan itu menggunakan azas kepercayaan terhadap maskapai untuk dijalankan. “Regulasi sudah bagus itu kok tidak berjalan dengan baik?” ujarnya.
Untuk itu, Budi menegaskan akan melakukan pembenahan. “Kami akan melakukan upaya-upaya yang konservatif melalui pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan secara acak, tak hanya dilakukan setiap enam bulan sekali, tapi setiap hari."
Menteri Budi juga memastikan telah mengirim surat peringatan kepada maskapai Citilink berisi teguran berupa peringatan pertama, yang intinya meminta pengawasan terhadap pilot. "Saat ini pilotnya sudah dilarang terbang sambil menunggu pemeriksaan," katanya.
Sebuah video yang menampilkan seorang pilot berjalan terhuyung-huyung dalam proses pengecekan oleh petugas bandara beredar luas di jagat maya. Tekad Purna Agniamartanto yang tercatat sebagai pilot Citilink berbicara melantur saat hendak melakukan penerbangan dari Jakarta ke Surabaya pada Rabu, 28 Desember.
Akibat peristiwa ini, Chief Executive Officer PT Citilink Albert Burhan memutuskan mengundurkan diri dari jabatannya, Jumat, 30 Desember 2016. Direktur Operasional Citilink Hadinoto Soedigno ikut mengundurkan diri bersama.