TEMPO.CO, Jakarta - Wall Street ditutup turun tipis pada perdagangan Kamis (29 Desember 2016) waktu AS, setelah saham perbankan turun akibat para pelaku pasar mengambil posisi menjelang akhir tahun.
Indeks patokan Dow Jones Industrial Average (DJI) terpangkas 13,14 poin arau 0,07 persen pada 19.820,54 poin.
Dua indeks patokan utama lainnya juga ikut turun. Indeks S&P 500 turun tipis 0,56 poin atau 0,02 persen menjadi 2.249,36 poin dan demikian pula indeks Nasdaq yang tertekan 6,47 poin atau 0,12 persen pada 5.432,09 poin.
Seperti terjadi di Eropa, saham-saham sektor keuangan yang melonjak naik sejak akhir Pemilu AS lalu akibat suntikan sentimen bakal naiknya suku bunga, berbalik mengalami tekanan akibat jatuhnya yield obligasi.
Harga saham sektor keuangan di AS dan Eropa pun tertekan sampai 1,0 persen.
"Kita kehabisan energi setelah Pemilu lalu. Kini pasar pada nilai wajarnya dan kini pertanyaannya apa yang akan terjadi nanti?'", kata Scott Wren, analis senior pada Wells Fargo Investment Institute di St. Louis, seperti dikutip Reuters.
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Pekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Potensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.