Pemerintah Klaim Berhasil Minimalkan Impor Beras 2016
Editor
Rully Widayati
Kamis, 29 Desember 2016 23:03 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah mengklaim telah berhasil meminimalkan importasi beras sepanjang 2016.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Agung Hendriadi mengatakan importasi beras yang tinggi dalam tiga bulan pertama tahun ini adalah sisa perjanjian impor pada 2015.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), selama kuartal I 2016 masih ada realisasi impor beras 982 ribu ton. Selanjutnya, mulai April hingga November, impor beras tetap terjadi kendati jumlahnya jauh lebih sedikit, yakni berkisar 17-38 ribu ton.
"Memang pada 2016 ada impor beras. Itu adalah residu dari keputusan impor pada 2015, tepatnya pada September-Desember, yang mana ada rekomendasi impor lebih dari 1 juta ton yang masuknya pada triwulan pertama 2016," katanya dalam jumpa pers di BPS, Jakarta, Kamis 29 Desember 2016.
Menurut dia, hal tersebut tak lepas dari upaya manajemen penanaman yang dilakukan selama dua tahun terakhir dalam meningkatkan produktivitas produk pangan.
Padahal kondisi iklim tahun ini tidak jauh berbeda dengan El Nino yang terjadi pada 1998 lalu yang membuat Indonesia mengimpor beras sampai 7 juta ton.
Senada dengan Agung, Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengatakan aktivitas impor beras yang dilakukan setiap bulan mulai periode April-November bukanlah untuk memenuhi kekurangan beras nasional.
Dia menjelaskan, mulai Januari-Oktober 2015, impor beras bulanan dalam jumlah kecil dilakukan untuk memenuhi permintaan beras premium dari restoran Timur Tengah atau Jepang. Namun, mulai dua bulan terakhir pada tahun lalu, pemerintah memutuskan mengimpor sekitar 1,5 juta ton beras untuk memenuhi cadangan beras nasional.
Keputusan tersebut menyebabkan impor per November melonjak menjadi 318.920 ton dan pada Desember 2015 mencapai 291.980 ton. Lonjakan tersebut berlanjut sampai Maret 2016.
Hal tersebut menyebabkan total nilai impor beras sampai November mencapai 1,2 juta ton dengan nilai US$ 495,12 juta. Adapun ekspor beras sampai November masih berkisar 1.000 ton dengan nilai total US$ 0,86 juta.
"Volume ekspor beras kita pada 2016 flat, tapi nilainya naik tajam karena harga beras ekspor lumayan tinggi," ujarnya.
BISNIS.COM