Pengamat Opimistis Inflasi Jatim pada 2017 Terkondisi Rendah

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Senin, 26 Desember 2016 15:10 WIB

Pedagang merapihkan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta, 1 Februari 2016. Menurut Badan Pusat Statistuk Nasional inflasi Januari 2016 sebesar 0,51 persen, kelompok bahan makanan menjadi komponen pembentuk inflasi tertinggi pada Januari yaitu 2,2 persen. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo

TEMPO.CO, Jakarta - Pengamat optimistis angka inflasi di Jatim pada 2017 tetap terjaga rendah dengan syarat masalah pasokan pangan membaik seperti pada tahun ini.

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya Prof Candra Fajri Ananda mengatakan perkiraan rendahnya angka inflasi di Jatim juga mengacu pada target pemerintah pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang mematok angka inflasi tahunan mencapai 4%.

“Kalau dari sisi pasokan pangan sama dengan tahun ini, saya optimisme target tersebut dapat dipenuhi,” ujarnya di Malang, Senin, 26 Desember 2016.

Dengan asumsi produksi pangan bisa sama dengan 2016 yang baik, maka otomatis harga komoditas pangan bisa terjaga rendah. Jika harga pangan masih tinggi, hampir dipastikan penyebabnya bukan dari sisi pasokan, melainkan dari distribusi dan struktur pasar. “Karena itulah penting untuk dijaga agar dari sisi produksi pangan tetap baik seperti tahun ini,” ujarnya.

Terkait dengan rencana pemerintah mencabut subsidi atas tarif listrik dengan beban 900 VA, menurutnya, tidak terlalu terpengaruh pada inflasi. Hal itu terjadi karena penyumbang terbesar justru pada pangan.

Apalagi dalam menghapus subsidi atas tarif listrik beban 900 va, pemerintah rencananya melakukan secara bertahap sehingga pengaruhnya terhadap inflasi bisa diminimalisasi.

Kepala Divisi Regional Bulog Jatim Witono dalam suatu kesempatan di Batu menegaskan dari sisi produksi sebenarnya posisi Jatim cukup strategis. Jatim menyumbang pangan terbesar secara nasional.

Seperti beras, produksi dari Jatim dikirim untuk memenuhi kebutuhan di 21 provinsi. Begitu juga dengan gula. Di Jatim bisa disebut paling banyak berdiri pabrik gula. Karena itulah, pasokan pangan di tingkat regional mestinya tidak ada masalah karena produksinya banyak. Terutama di 2016.

Dari sisi distribusi, katanya, Bulog akan terus berperan untuk menjaga stabilitas harga komoditas pangan utama. Melalui Rumah Pangan Kita (RPK), Bulog akan mendistribusikan pangan utama sampai ke tingkat rukun warga (RW).

Dengan cara seperti itu, maka harga pangan diharapkan bisa stabil, tidak mengalami volatilitas. Sampai saat ini, jumlah RPK di Jatim berjumlah 1.059 unit, tetapi pada tahun depan akan ditambah lagi sebanyak 7.000 unit. Untuk mencapai target 1 RW 1 RPK, maka perlu didirikan 25.000 unit.

Lewat RPK, maka dapat dijembatani dari sisi produsen dan konsumen. Produsen masih memperoleh untung jika harga pangan stabil, namun konsumen tetap mampu membelinya karena harganya masih dalam jangkauan kemampuan mereka.

BISNIS

Berita terkait

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

2 hari lalu

LPEM UI Sebut Tiga Sumber Inflasi, Rupiah sampai Konflik Iran-Israel

Inflasi April 2024 sebesar 3 persen secara year on year.

Baca Selengkapnya

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

2 Maret 2024

Cetak Petani Milenial untuk Tangani Inflasi di Nusa Tenggara Timur

Kabupaten Timor Tengah Selatan NTT menginisiasi program cetak petani milenial. Mereka diajari tanam cabai hingga bawang.

Baca Selengkapnya

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

17 Oktober 2023

Mengenal Apa itu inflasi, Jenis, dan Dampaknya

Inflasi adalah istilah yang merujuk pada kondisi di mana harga barang mengalami kenaikan. Berikut dampak yang ditimbulkan karena inflasi.

Baca Selengkapnya

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

31 Agustus 2023

Inflasi 15 Provinsi di Atas Nasional, Jokowi Minta Pemda Rajin Cek ke Lapangan

Jokowi menyebutkan terdapat 15 provinsi dan kabupaten/kota yang laju inflasinya di atas tingkat nasional meskipun sudah di bawah 5 persen.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

1 Agustus 2023

Sri Mulyani Catat Permintaan Domestik Dorong Pertumbuhan Ekonomi Triwulan II 2023

Perekonomian triwulan II 2023, kata Sri Mulyani diprakirakan masih tumbuh kuat, ditopang peningkatan konsumsi rumah tangga dan tren ekspansif aktivitas manufaktur.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

1 Agustus 2023

Sri Mulyani: Inflasi Kembali ke Sasaran, Lebih Cepat dari Perkiraan

Sri Mulyani memperkirakan inflasi dapat tetap terkendali.

Baca Selengkapnya

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

1 Agustus 2023

Inflasi Tahunan Juli 3,08 Persen, Sektor Transportasi, Makanan dan Rokok Penyumbang Terbesar

BPS mencatat inflasi tahunan pada Juli 2023 sebesar 3,08 persen.

Baca Selengkapnya

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

31 Juli 2023

Ekonom Prediksi Inflasi Tahunan 3,6 Persen: El Nino Perlu Diantisipasi dengan Hati-hati

Ekonom dari Bank Mandiri, Faisal Rachman, memperkirakan inflasi tahunan terus menurun sepanjang paruh kedua 2023.

Baca Selengkapnya

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

30 Juli 2023

ASDP Jelaskan Faktor Pembentuk Tarif Baru Angkutan Penyeberangan yang Mulai Berlaku 3 Agustus

PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menerapkan penyesuaian tarif angkutan pada 29 lintasan penyeberangan di seluruh Indonesia.

Baca Selengkapnya

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

3 Juli 2023

BPS Catat Inflasi Tahunan Juni 2023 3,52 Persen, Terendah sejak April 2022

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi secara tahunan atau year on year pada periode Juni 2023 sebesar 3,52 persen.

Baca Selengkapnya