Santori Berpeluang Kantongi Jatah Impor Sapi Bakalan

Reporter

Rabu, 21 Desember 2016 16:43 WIB

Pekerja memberi makan sapi di lokasi pemotongan hewan di Kampung Sawah, Ciputat, Tangerang Selatan, 28 Agustus 2015. Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution mengatakan, kurangnya populasi sapi membuat pemerintah berencana mendatangkan sapi indukan dari luar negeri. Agar dapat memenuhi kebutuhan sapi nasional yang hingga kini angka polulasinya terus menurun. TEMPO/Aditia Noviansyah

TEMPO.CO, Jakarta - PT Santosa Agrindo, anak usaha PT Japfa Comfeed Indonesia yang bergerak di peternakan dan pengolahan daging, mengantongi jatah impor sapi bakalan sedikitnya 18.705 ekor.

Jatah impor tersebut diraih Santosa Agrindo (Santori) setelah memenuhi permintaan pemerintah untuk mengimpor sapi indukan sebanyak 3.741 ekor atau dengan perbandingan 20 peresn dari total sapi bakalan yang akan diimpor. Ketentuan perbandingan itu sesuai dengan Permentan No. 49/2016 tentang Pemasukan Ternak Ruminansia Besar ke Dalam Wilayah Indonesia.

Safuan K. Suwondo, Indonesia Country Head Santosa Agrindo mengatakan rangkaian program importasi sapi indukan dan bakalan tersebut sebagai bentuk komitmen perusahaan dalam mendukung program pemerintah dalam meningkatkan populasi sapi potong di Tanah Air. Untuk tahap awal, perusahaan mengimpor ribuan sapi indukan dengan berat rata-rata 300 kilogram itu diprediksi mencapai Rp 60 miliar. “Nilai tersebut belum termasuk bea masuk untuk sapi indukan sebesar 5% dari total nilai transaksi,” katanya.

Sapi indukan tersebut, tutur Safuan, dikapalkan oleh Frontier International Agri dari pelabuhan Darwin, Australia menuju Tanjung Perak, Surabaya, Jawa Timur, Rabu 21 Desember 2016. Nantinya, setelah sampai di Tanjung Perak, sapi indukan tersebut akan diinseminasi buatan di kandang berkapasitas 45.000 ekor per tahun yang berlokasi di Tongas, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. “Setelah sapi itu bunting, akan dimitrakan dengan kelompok peternak sapi yang tersebar di penjuru Jawa Timur.”

Baca: Bebek Impor di Pasar Becek, Pemerintah Bela Importir Resmi

Pada periode sebelumnya, Santori juga telah mengimpor 2.497 ekor sapi indukan ke Jawa Timur. “Nantinya, seluruh sapi indukan impor yang sudah berjumlah 6.238 ekor itu akan disalurkan ke kelompok peternak mitra” kata Safuan.

Menurut Safuan, Santori melihat peluang yang besar untuk membangun kemitraan dengan peternak rakyat untuk memelihara sapi indukan. Melihat berbagai peluang tersebut, Santori percaya diri untuk berinvestasi dan memanfaatkan peluang kebijakan dengan mengembangkan usaha breeding sapi potong berbasis kemitraan.

Dengan demikian, jika Santori mengambil seluruh jatah impor sapi bakalan, perusahaan tersebut mempunyai 22.446 ekor sapi yang terdiri dari bakalan dan indukan. Jumlah tersebut difokuskan untuk mendukung peningkatan populasi sapi di Tanah Air.

Kendati demikian, kekhawatiran pencapian peningkatan populasi sapi di Tanah Air justru dihembuskan oleh Frontier, eksportir sapi yang juga mempunyai ladang ternak sapi di Australia.

Simak: 3.000-an Tambang Bandel Akan Dicabut izinnya

Sales Manager Frontier Tony Gooden berpendapat pemerintah Indonesia harus memberikan insentif kepada para pelaku industri pembibitan sapi jika ingin populasinya bertambah. Pasalnya, berbagai kebijakan yang dibuat oleh pemerintah Indonesia berisiko memberikan disinsentif bagi para pelaku industri.

"Usaha pembibitan di Indonesia adalah usaha yang sangat berat karena tidak bisa dilaksanakan dengan efisien dan dengan daya dukung lahan yang kuat. Pembibitan sapi dengan sistem dikandangkan membutuhkan tenaga kerja yang besar serta pasokan pakan dalam jumlah besar," ucap Tony.

Tony mencontohkan, usaha pembibitan sapi di Australia bisa sangat efektif dan efisien karena dikelola menggunakan sistem penggembalaan dengan lahan luas. Sistem tersebut memungkinkan sapi dapat mencari makan sendiri dan tidak memerlukan banyak tenaga kerja dalam jumlah besar. Faktanya, di lahan yang dimiliki Frontier dengan luas 1,5 juta hektare mampu menampung 150.000 ekor sapi.

Simak: Pertamina Klaim Rugi Akibat Harga Premium Tak Naik

Dengan proporsi tersebut, kata Tony, memungkinkan usaha pembibitan sapi menjadi sangat murah karena sapi akan dapat mencari makan sendiri dengan hijauan. Model tersebut menjadi sangat efisien juga karena tenaga kerja yang menjalankan industri peternakan hanya sekitar 10-15 orang untuk setiap lahan dengan populasi ratusan ribu ekor.

Lebih lanjut, ketiadaan infrastruktur tersebut membuat biaya pembibitan sapi di Indonesia menjadi sangat mahal. Untuk itu, pemerintah Indonesia perlu melakukan relaksasi terhadap kebijakan impor sapi, selain perlunya kepastian kebijakan, Indonesia perlu mengurangi barrier industri seperti salah satunya bea impor sapi indukan, mempercepat masa karantina karena banyak penyakit yang sudah tidak ada. "Namun untuk masalah penyakit harus tetap diperiksa ulang."

BISNIS.COM

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

4 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Kembalikan Aturan Impor Bahan Baku Industri ke Aturan Lama, Ini Alasannya

Mendag Zulkifli Hasan kembalikan aturan impor bahan baku industri. Apa alasannya? Begini bunyi Permendag 25/2022.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

4 hari lalu

Terpopuler: Zulhas Revisi Permendag Barang Bawaan Impor, Teten Evaluasi Pernyataan Pejabatnya soal Warung Madura

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas merevisi lagi peraturan tentang barang bawaan impor penumpang warga Indonesia dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

5 hari lalu

Terkini Bisnis: Ikappi Respons Isu Pembatasan Operasional Warung Madura, Tips Hindari Denda Barang Impor

Ikappi merespons ramainya isu Kementerian Koperasi dan UKM membatasi jam operasional warung kelontong atau warung madura.

Baca Selengkapnya