Bebek Impor di Pasar Becek, Pemerintah Bela Importir Resmi

Reporter

Editor

Sugiharto

Rabu, 21 Desember 2016 07:00 WIB

AP/Ng Han Guan

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian I Ketut Diarmita membantah tuduhan bahwa importir daging (karkas) bebek berizin memasukkan daging ke pasar tradisional.

Kalau pun ada daging yang rembes, menurut Ketut, pelakunya bukan mereka. “Pasti di luar importir yang dapat izin,” kata dia kepada Tempo pada Selasa, 20 Desember 2016.

Dugaan rembesnya daging ke pasar tradisional dicetuskan oleh Himpunan Peternak Unggas Lokal Indonesia (Himpuni). Ketua Himpuni Ade Zulkarnaen mengatakan, indikasi rembes diperkuat setelah ada upaya penyelundupan 2.100 ekor bebek Peking asal Malaysia yang digagalkan Balai Karantina Pertanian Bakauheni. Bebek yang rencananya akan dikirim ke Jawa tersebut diketahui milik salah satu dari tujuh importir resmi.

Baca: Realisasi Impor Bebek 3.600 Ton Seret

Ketut menjelaskan, kesimpulan tersebut berdasarkan hasil rapat koordinasi antarinstitusi untuk membahas pengendalian peredaran daging bebek pada Senin sore, 10 Desember 2016. Rapat tertutup yang berlangsung selama tiga jam tersebut dihadiri perwakilan dari Ditjen Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan, Badan Karantina Pertanian, Ditjen Bea Cukai Kementerian Keuangan, Dinas KPKP DKI Jakarta, hingga Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara.

Ketut menerangkan, importir resmi tidak mungkin memasukkan daging ke pasar tradisional karena jumlah realisasi karkas impor tidak melebihi kuota penugasannya. Jika importir memasukkan karkas ke pasar tradisional, Ketut mengatakan, jumlah realisasi impor seharusnya melonjak. Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Sumatera Utara dan Dinas KPKP DKI Jakarta pun telah memastikan tak ada daging bebek impor yang rembes di pasar tradisional di daerah mereka.

Simak: Bebek Impor Merembes ke Pasar Tradisional

Indikasi importir resmi tidak bermain, menurut Ketut, harga daging bebek di pasar tradisional. Harga jual daging bebek lokal di pasar tradisional saat ini masih di kisaran Rp 29-30 ribu per kilogram. Ia mengatakan, importir resmi juga tidak mungkin menjual daging ke pasar tradisional karena harganya lebih tinggi ketimbang daging lokal, yakni Rp 80-85 ribu. Dengan perbedaan harga yang tinggi, masyarakat yang terbiasa berbelanja di pasar tradisional tak mungkin melirik bebek impor. “Tidak akan ada yang beli dengan harga segitu,” kata Ketut.



Data ketut berbeda dengan versi Ketua Himpuni Ade Zulkarnaen. Ade menuturkan, rembesan daging impor menyebabkan harga jual daging bebek di pasar tradisional anjlok dalam beberapa waktu terakhir. Harganya anjlok dari Rp 24 ribu menjadi Rp 19 ribu per kilogram.

Ketut pun menyatakan berencana bertemu dengan Himpuni. Selain membahas dugaan daging impor yang rembes, ia juga ingin memberikan masukan mengenai peningkatan daya saing dengan produk internasional. Salah satu yang akan ia soroti adalah pengembangan rantai dingin (cold chain).



Mengenai oenyelundupan, Ketut menjelaskan, tindakan Badan Karantina Pertanian mencegah penyelundupan merupakan indikasi adanya barang ilegal yang masuk. Badan tersebut tercatat sudah menindak 5.068 kasus sepanjan 2016, meningkat 56,86 persen dibandingkan tahun lalu.

Simak: Bebek Ilegal, Dinas Peternakan Jawa Barat Operasi Pasar

Ketut memastikan, jika benar terjadi penggelontoran bebek impor ke pasar tradisional pelakunya bukan importir pemegang izin impor bebek. Akan ada sanksi jika importir terbukti memasarkan daging di luar peruntukannya yaitu untuk hotel, restoran, industri, catering, dan pasar yang memiliki rantai dingin. “Akan diproses di kepolisian,” ujar Ketut.

Kementerian Pertanian memberikan rekomendasi kuota impor karkas bebek 2016 sebanyak 3.600 ton. Kuota diberikan kepada tujuh importir di tiga daerah yaitu Jakarta, Batam, dan Sumatera Utara dan diambil dari rumah potong bebek di Malaysia, yaitu Perak Duck dan PG Lean Hwa. Enam dari ketujuh importir telah mendapatkan izin dari Kementerian Perdagangan. Satu perusahaan lainnya tidak mengajukan izin meski mendapat rekomendasi.

Berdasarkan data Pusat Karantina Hewan, jumlah realisasi karkas bebek impor mencapai 3.028 ton sejak 1 Januari – 19 Desember 2016. Realisasinya mencapai 0,7 persen dari kebutuhan nasional sebesar 382.500 ton.


Advertising
Advertising


VINDRY FLORENTIN | AKBAR TRI KURNIAWAN

Berita terkait

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

6 jam lalu

Bea Cukai Beri Tips Terhindar dari Denda Bawa Barang Belanja dari Luar Negeri

Bea Cukai memberi tips agar tak terkena sanksi denda saat bawa barang belanja dari luar negeri.

Baca Selengkapnya

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

1 hari lalu

Laporan Dugaan Korupsi Impor Emas oleh Eko Darmanto Masih Ditindaklanjuti Dumas KPK

Kepala Bagian Pemberitaan KPK Ali Fikri, mengatakan laporan yang disampaikan bekas Kepala Bea Cukai Yogyakarta, Eko Darmanto, masih ditindaklanjuti.

Baca Selengkapnya

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

1 hari lalu

Viral Kasus Bea Masuk Rp 31 Juta Satu Sepatu, Dirjen Bea Cukai: Itu Termasuk Denda Rp 24 Juta

Direktur Jenderal Bea dan Cukai Askolani mengatakan kasus pengenaan bea masuk Rp 31 juta untuk satu sepatu sudah sesuai aturan.

Baca Selengkapnya

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

1 hari lalu

Mendag Zulkifli Hasan Sebut Neraca Perdagangan Indonesia Surplus US$ 4,47 Miliar, Impor Barang Modal Laptop Anjlok

Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan klaim neraca perdaganga Indonesia alami surplus, ada beberapa komoditas yang surplus dan ada beberapa yang defisit.

Baca Selengkapnya

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

2 hari lalu

Kini Impor Bahan Baku Plastik Tidak Perlu Pertimbangan Teknis Kemenperin

Kementerian Perindustrian atau Kemenperin menyatakan impor untuk komoditas bahan baku plastik kini tidak memerlukan pertimbangan teknis lagi.

Baca Selengkapnya

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

3 hari lalu

Novel Baswedan Sebut Jika Polda Metro Jaya Tahan Firli Bahuri Bisa jadi Pintu Masuk Kasus Lainnya

Novel Baswedan menjelaskan, jika Firli Bahuri ditahan, ini akan menjadi pintu masuk bagi siapa pun yang mengetahui kasus pemerasan lainnya.

Baca Selengkapnya

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

3 hari lalu

Kemenkeu Antisipasi Dampak Penguatan Dolar terhadap Neraca Perdagangan

Kementerian Keuangan antisipasi dampak penguatan dolar terhadap neraca perdagangan Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

4 hari lalu

Kesaksian Permintaan Uang dari Syahrul Yasin Limpo Saat Jadi Mentan, untuk Perawatan Kecantikan Anak hingga Kado

Sejumlah pejabat Kementerian Pertanian dihadirkan sebagai saksi di sidang lanjutan dugaan pemerasan dan gratifikasi oleh Syahrul Yasin Limpo.

Baca Selengkapnya

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

4 hari lalu

Nilai Tukar Rupiah Melemah, Pengusaha Minta Pemerintah Perluas Pemberian Insentif

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia atau Apindo Shinta Kamdani menilai melemahnya nilai tukar rupiah berdampak pada penurunan confidence ekspansi usaha di sektor manufaktur nasional.

Baca Selengkapnya

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

5 hari lalu

Dewas KPK Masih Proses Dugaan Pelanggaran Etika oleh Dua Pimpinan Komisi Antikorupsi

Dewan Pengawas Komisi Pemberantasan Korupsi masih memeriksa dugaan pelanggaran etika oleh dua pimpinan KPK.

Baca Selengkapnya