Fed Fund Naik, Sri Mulyani: Ekonomi RI Tak Terpengaruh

Jumat, 16 Desember 2016 07:25 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan pencapaian realisasi dan evaluasi program pengampunan pajak periode pertama di Kementerian Keuangan, Jakarta, 14 Oktober 2016. Periode I program pengampunan pajak harta terdeklarasi mencapai Rp3.826,81 triliun. ANTARA/Puspa Perwitasari

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani yakin ekonomi domestik tak akan terpengaruh kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral Amerika Serikat (Fed Fun Rate). Pasalnya, Indonesia termasuk negara berkembang yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi sebesar 5 persen.

Sri Mulyani menjelaskan, dampak kenaikan suku bunga acuan Bank Sentral AS (The Federal Reserve atau The Fed) tertahan oleh level defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara terjaga di level 2,7 persen serta tingkat utang pemerintah terhadap produk domestik bruto 28 persen. "Ini memberikan fondasi bahwa Indonesia bisa dibedakan dengan negara berkembang lain," katanya di Hotel Mulia, Jakarta, Kamis, 15 Desember 2016.

The Fed sebelumnya menaikkan suku bunga acuan 0,25 basis poin ke level 0,75 persen. Keputusan ini merupakan pertama kalinya sepanjang 2016. Dengan kenaikan bunga tersebut, Amerika Serikat memprediksi pertumbuhan ekonominya tumbuh di atas 2 persen tahun depan.

Adapun pemerintah telah mengantisipasi kebijakan ini dengan menerbitkan surat utang negara (global bond) awal 2015 dan dua pekan lalu sebesar US$ 3,5 miliar atau setara Rp 46,6 triliun. Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan Robert Pakpahan mengatakan investor Amerika menyambut positif penjualan surat utang Indonesia.

"Order book tinggi menunjukkan pemesanan bagus masih tingginya sentimen, walaupun pasar agak volatile setelah pemilihan presiden," kata Robert di Bali, 9 Desember 2016.

Hasil lelang tersebut digunakan untuk kebutuhan APBN 2017 (prefunding) bukan menutup defisit 2016. "Prefunding untuk mengantisipasi kebutuhan 2017, ketika SAL atau pajak agak terlambat masuk pada Januari," kata Robert.

Ekonom Universitas Gadjah Mada Anthonius Tony Prasentiantono mengatakan dampak kenaikan suku bunga The Fed tak akan berlangsung lama. Keputusan The Fed memang sempat melambungkan harga saham New York mencapai titik tertinggi sepanjang sejarah.

Harga saham yang normalnya berkisar 17.000 kini mencapai 19.700. Transaksi dengan mata uang dolar membuat banyak dana mengalir ke New York. "Ini tak lama, karena kalau ketinggian bisa bubble. Outflow ini bisa terhambat jika tax amnesty kita berhasil," kata Tony.

Direktorat Jenderal Pajak mencatat total harta yang telah dideklarasikan wajip pajak mencapai Rp 4.009,3 triliun Sementara repatriasi tercatat sebesar Rp143,75 triliun, deklarasi harta dalam negeri Rp 2.887 triliun, dan deklarasi luar negeri Rp 988 triliun. "Ini yang membuat inflow lebih besar sehingga cadangan devisa bisa lebih stabil," kata Tony.

PUTRI ADITYOWATI

Berita terkait

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

9 jam lalu

Viral Berbagai Kasus Denda Bea Masuk Barang Impor, Sri Mulyani Instruksikan Ini ke Bos Bea Cukai

Sri Mulyani merespons soal berbagai kasus pengenaan denda bea masuk barang impor yang bernilai jumbo dan ramai diperbincangkan belakangan ini.

Baca Selengkapnya

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

2 hari lalu

Bertubi-tubi Penghargaan untuk Bobby Nasution, Terakhir Menantu Jokowi Raih Satyalancana dan Tokoh Nasional

Wali Kota Medan Bobby Nasution boleh dibilang banjir penghargaan. Menantu Jokowi ini dapat penghargaan Satyalancana baru-baru ini.

Baca Selengkapnya

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

2 hari lalu

Masih Loyo, Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp 16.210 per Dolar AS

Pada perdagangan Kamis, kurs rupiah ditutup melemah pada level Rp 16.187 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

2 hari lalu

Semakin Turun, Surplus APBN Maret 2024 Hanya Rp 8,1 Triliun

Sri Mulyani menilai kinerja APBN triwulan I ini masih cukup baik.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Anggaran Pemilu 2024 Belum Terbelanjakan Rp 12 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan masih ada Rp 12,3 triliun anggaran Pemilu 2024 yang belum terbelanjakan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

2 hari lalu

Sri Mulyani: Penyaluran Bansos Januari-Maret 2024 Mencapai Rp 43 Triliun

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan penyaluran bantuan sosial atau Bansos selama Januari-Maret 2024 mencapai Rp 43 triliun.

Baca Selengkapnya

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

2 hari lalu

Harga Minyak Dunia Naik, Sri Mulyani Bisa Tambah Anggaran Subsidi

Menteri Keuangan Sri Mulyani bisa melakukan penyesuaian anggaran subsidi mengikuti perkembangan lonjakan harga minyak dunia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

2 hari lalu

Sri Mulyani Beberkan Efek Konflik Timur Tengah ke Indonesia, Mulai dari Lonjakan Harga Minyak hingga Inflasi

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengatakan tensi geopolitik di Timur Tengah cenderung meningkat dan menjadi fokus perhatian para pemimpin dunia. Ia menegaskan kondisi ini mempengaruhi beberapa dampak ekonomi secara signifikan.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Realisasi Anggaran IKN Baru Mencapai 11 Persen

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan bahwa realisasi anggaran dari APBN untuk pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN) baru mencapai 11 per

Baca Selengkapnya

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

2 hari lalu

Ekonom Ideas Ingatkan 3 Tantangan RAPBN 2025

Direktur Institute for Demographic and Poverty Studies (Ideas) Yusuf Wibisono menyebut RAPBN 2025 akan sejumlah tantangan berat.

Baca Selengkapnya