Kemenhub: 5 Bandara Bakal Dikelola BUMN dalam 5 Tahun

Reporter

Rabu, 14 Desember 2016 20:22 WIB

Gerbang Bandar Udara Juwata Tarakan Kalimantan Timur. TEMPO/Kink Kusuma Rein

TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Perhubungan berencana memberikan jangka waktu sedikitnya lima tahun untuk kerja sama pemanfaatan lima bandara—yang dikelola pemerintah selama ini dengan BUMN. "Mungkin, untuk tahap awal ini, kami berikan lima tahun dulu, sambil kita lihat kira-kira skema mana yang lebih baik ke depannya,” kata Budi Karya Sumadi, Menteri Perhubungan di Jakarta, Rabu (14 Desember 2016).


Dia menuturkan, bahwa pemerintah berkomitmen untuk segera merealisasikan kerja sama pemanfaatan tersebut, guna memastikan pelayanan kepada para pengguna jasa bandara dapat meningkat, sekaligus meringankan beban APBN.


Seperti diketahui, sebanyak lima bandara bakal dikerjasamakan dengan BUMN antara lain Bandara Samarinda Baru, Hananjoedin Tanjung Pandan, Kalimarau Berau, Radin Inten II Lampung dan Juwata Tarakan.


Saat ini, proses kerja sama pemanfaatan masih dilakukan. Untuk Hananjoedin, Radin Inten II dan Juwata, progres ketiga bandara saat ini tengah menunggu persetujuan badan layanan umum (BLU) dari Kementerian Keuangan.


Sementara, Samarinda dan Kalimarau masih menunggu penyelesaian serah terima aset dari pemerintah daerah setempat. Khusus untuk Samarinda, usulan kerjasama ternyata juga harus menunggu penyelesaian pekerjaan multiyears. “Dengan dialihkannya pengelolaan bandara ke BUMN, maka sebagian SDM kami juga bisa mengurusi bandara seperti Miangas, Kutacane, Ilaga, dan lain sebagainya, yang mana saat ini kami sedang kekurangan orang,” tutur Budi.


Advertising
Advertising

Tak hanya melibatkan BUMN, Budi juga berkomitmen untuk mengundang pihak swasta mengelola bandara, khususnya bandara yang telah dikelola BUMN selama ini. Hal itu bertujuan agar BUMN dapat lebih fokus ke bandara lainnya.


Bandara yang ingin dikerjasamakan dengan pihak swasta antara lain Bandara Kualanamu Medan dan Bandara Sepinggan Balikpapan. Menurut Budi, kedua bandara itu berpeluang menjadi ujung tombak untuk mendorong penerbangan internasional. “Mengambil contoh keberhasilan Manado, mungkin Kualanamu bisa fokus ke daerah India dan sekitarnya, Balikpapan ke India, Jepang dan sebagainya, sehingga ada energi baru untuk menggerakkan pergerakan kota-kota di luar Indonesia,” ujarnya.


Budi optimistis apabila ide Kemenhub itu terealisasi akan memudahkan penumpang angkutan udara untuk terbang ke luar negeri, tanpa harus transit terlebih dahulu ke Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng dan Bandara Ngurah Rai Bali.


Hal ini juga secara tidak langsung akan mengurangi kepadatan lalu lintas di Jakarta dan Bali. Alhasil, kedua bandara tersebut berpeluang untuk mengakomodir layanan penerbangan internasional ke kota-kota yang lebih jauh. “Bisa saja Bali akan mulai melayani rute penerbangan ke Rusia, Amerika, Kanada dan lain sebagainya. Jakarta ke beberapa kota lainnya. Sehingga keinginan kita menjadikan Bali dan Jakarta sebagai hub internasional dapat terealisasi,” katanya.


“Bisa saja Bali akan mulai melayani rute penerbangan ke Rusia, Amerika, Kanada dan lain sebagainya. Jakarta ke beberapa kota lainnya. Sehingga keinginan kita menjadikan Bali dan Jakarta sebagai hub internasional dapat terealisasi,” katanya.


Budi menambahkan, dia telah menugaskan tim khusus untuk mempercepat pemanfaatan kerjasama bandara tersebut. Menurutnya, tim yang dimaksud akan mulai intensif bekerja pada pekan depan.


Di tempat yang sama, Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo menuturkan bahwa Kemenhub masih menunggu proposal dari Angkasa Pura I dan Angkasa Pura II terkait kerja sama pemanfaatan lima bandara. “Meski ide kerjasama pemanfaatan bandara ini datang dari Kemenhub, tapi dalam sistem kenegaraan kita, yang memiliki aset itu Kementerian Keuangan. Jadi proposal dari Angkasa Pura itu akan kami teruskan ke mereka,” tuturnya.


Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura I Israwadi menuturkan saat ini memang Angkasa Pura I baru mengajukan surat permohonan terkait kerjasama pemanfaatan untuk Samarinda Baru, Kalimarau dan Juwata. “Masih belum, kami baru kirim letter of intent dulu. Ini tim baru mau presentasikan dulu hasil evaluasi sementara. Jadwal kita cukup padat, dari persiapan Natal dan Tahun Baru 2017, hingga kunjungan komisi DPR,” ujarnya.


Israwadi menambahkan, jadwal pengiriman proposal masih belum ditentukan. Kendati demikian, Angkasa Pura I akan mulai membahas draf proposal kerjasama pemanfaatan itu pada pekan ini. *



BISNIS.COM

Berita terkait

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

2 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Sandiaga Uno: Ada Kekhawatiran Pariwisata Solo Turun

Bandara Adi Soemarmo turun status dari internasional ke domestik. Bagaimana nasib pariwisata di Solo? Ini tanggapan Sandiaga Uno.

Baca Selengkapnya

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Gibran: Harus Perbanyak Event Internasional di Solo

9 jam lalu

Bandara Adi Soemarmo Turun Status, Gibran: Harus Perbanyak Event Internasional di Solo

Gibran mengatakan turunnya status Bandara Adi Soemarmo tidak akan mempengaruhi tingkat kunjungan wisatawan ke Kota Solo.

Baca Selengkapnya

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

10 jam lalu

BNI Telah Salurkan Kredit hingga Rp 695,16 Triliun per Kuartal I 2024

Tiga bulan pertama 2024, kredit BNI utamanya terdistribusi ke segmen kredit korporasi swasta.

Baca Selengkapnya

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

19 jam lalu

Komitmen untuk Pariwisata, Bandara Lombok Tetap Berstatus Internasional

Bandara Lombok merupakan pintu masuk utama bagi wisatawan yang ingin berlibur ke Lombok dan destinasi lain di Nusa Tenggara Barat.

Baca Selengkapnya

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

1 hari lalu

Konflik Iran-Israel, Aria Bima Tegaskan Peran Penting BUMN untuk Penguatan Ekspor

Pemerintah harus cermat menerapkan strategi, salah satunya melalui diplomasi perdagangan

Baca Selengkapnya

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

1 hari lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

1 hari lalu

Bandara Internasional Dipangkas, INACA: Semua Bandara Dapat Hidup, Terjadi Pemerataan Pembangunan

Ketua Umum INACA Denon Prawiraatmadja angkat bicara soal pengurangan jumlah bandara internasional di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

1 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional, Apa Bedanya dengan Bandara Domestik?

Keberadaan bandara internasional terkadang menjadi kebanggaan tersendiri bagi suatu wilayah.

Baca Selengkapnya

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

1 hari lalu

Kemenhub Pangkas Jumlah Bandara Internasional , InJourney Airports: Sejalan dengan Transformasi

InJourney menilai penyesuaian bandara internasional ini berpengaruh positif terhadap konektivitas udara dan pariwisata Tanah Air.

Baca Selengkapnya

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

1 hari lalu

Bos Garuda Indonesia Respons Kebijakan Kemenhub yang Pangkas Jumlah Bandara Internasional

Maskapai Garuda Indonesia belum ada rencana menambah perjalanan internasional dari bandara yang lain.

Baca Selengkapnya