Bakteri Cabe Asal Tiongkok Ancam Kedaulatan Pangan Indonesia

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Selasa, 13 Desember 2016 20:02 WIB

Direktur Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian, Spudnik Sujono saat menggelar konferensi pers terkait harga, distribusi, dan pasokan komoditas cabai dan bawang di kantornya, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 7 November 2016. Tempo/Richard Andika Sasamu

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Komisi IV DPR, Hermanto, mengingatkan bakteri berbahaya yang terinfeksi dalam benih cabe yang ditanam oleh warga Tiongkok di Bogor bisa mengancam kedaulatan pangan Indonesia.

"Bakteri berbahaya itu bisa menular dan menimbulkan penyakit pada tanaman lainnya, sehingga tanaman yang tertular bakteri itu selanjutnya akan berkurang produktivitasnya. Ini merupakan ancaman yang serius dan bisa mengakibatkan krisis pangan di Indonesia," kata Hermanto saat dikonfirmasi dari Padang, Selasa, 13 Desember 2016.

Menurut dia bakteri tersebut harus bisa dimusnahkan tanpa bekas karena jika tidak Indonesia yang negara agraris bisa menjadi sangat tergantung pada pangan impor. "Saya mengapresiasi kinerja karantina pertanian yang bisa mendeteksi masuknya bakteri berbahaya ke Indonesia. Tapi mestinya, benih dari luar tidak boleh dulu ditanam di dalam negeri sebelum dipastikan aman," ujar Hermanto.

Ia berharap ke depan karantina harus diperketat dan diperkuat dan tidak boleh lagi ada benih dan atau bibit dari luar yang ditanam di dalam negeri sebelum dipastikan aman. Hermanto juga mendesak pemerintah agar segera menindak warga Tiongkok penanam benih cabe terinfeksi bakteri ganas tersebut. "Preseden buruk ini mestinya menjadi sinyal bagi pemerintah agar mewaspadai penguasaan lahan pertanian oleh asing," katanya

Sebelumnya Balai Besar Uji Standar Karantina Pertanian menyatakan benih cabai yang ditanam warga Tiongkok di Bogor positif terinfeksi bakteri berbahaya jenis Erwinia chrysantemi, organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) A1 golongan 1.

Kementerian Pertanian menegaskan bahwa bakteri perusak tanaman Erwinia chrysanthemi sebelumnya tidak ada di Indonesia, baru ditemukan saat Badan Karantina dan Imigrasi mendapati warga Tiongkok menggunakan benih terinfeksi bakteri itu untuk bercocok tanam di Kabupaten Bogor beberapa waktu lalu.

"Kami menemukan yang kemarin dimusnahkan itu, ada dua kilogram dan tanaman yang sudah ditanam di lahan 4.000 meter," kata Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian Banun Harpini.

"Kami mengambil sampel, kami uji ke balai karantina. Hasilnya ternyata, positif Erwinia chrysanthemi. Itu ditemukan di sisa packing yang semua berbahasa China," katanya.

Balai Besar Karantina Pertanian memutuskan untuk memusnahkan benih cabai yang kemasannya bertulisan bahasa China, serta tanaman cabai dan benih bawang daun yang terinfeksi bakteri Erwinia chrysanthemi pada Sabtu (8 Desember 2016).

ANTARA

Berita terkait

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

1 hari lalu

Fathan Subchi Dorong Pemerintah Sisir Belanja Tidak Prioritas

Wakil Ketua Komisi XI DPR RI, Fathan Subchi meminta pemerintah untuk mencari langkah antisipatif untuk menyelamatkan perekonomian Indonesia, salah satunya adalah dengan cara menyisir belanja tidak prioritas.

Baca Selengkapnya

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

3 hari lalu

Menhub Budi Karya Sebut Bandara Panua Pohuwato akan Tingkatkan Perekonomian Gorontalo

Menteri Perhubungan atau Menhub Budi Karya Sumadi mengatakan Bandara Panua Pohuwato menjadi pintu gerbang untuk mengembangkan perekonomian di Kabupaten Pohuwato dan Provinsi Gorontalo.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

4 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

8 hari lalu

Apa Kata Pengamat Ekonomi jika Konflik Iran-Israel Berlanjut bagi Indonesia?

Konflik Iran-Israel menjadi sorotan sejumlah pengamat ekonomi di Tanah Air. Apa dampaknya bagi Indonesia menurut mereka?

Baca Selengkapnya

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

10 hari lalu

Imbas Serangan Iran ke Israel, Pemerintah akan Evaluasi Anggaran Subsidi BBM 2 Bulan ke Depan

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto merespons soal imbas serangan Iran ke Israel terhadap harga minyak dunia. Ia mengatakan pemerintah akan memonitor kondisi selama dua bulan ke depan sebelum membuat keputusan ihwal anggaran subsidi bahan bakar minyak atau BBM.

Baca Selengkapnya

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

10 hari lalu

Airlangga Siapkan Antisipasi Imbas Tekanan Serangan Iran ke Israel Terhadap Perekonomian RI

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menanggapi soal imbas serangan Iran ke Palestina terhadap perekonomian Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

11 hari lalu

Menko Perekonomian Airlangga Sebut Bakal Lakukan Antisipasi Imbas Serangan Iran ke Israel

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bakal melakukan antisipasi imbas serangan Iran ke Israel agar perekonomian tidak terdampak lebih jauh.

Baca Selengkapnya

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

15 hari lalu

ADB Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Asia Pasifik Mencapai 4,9 Persen Tahun Ini, Apa Saja Pemicunya?

ADB memperkirakan pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia dan Pasifik bakal mencapai angka rata-rata 4,9 persen pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

16 hari lalu

Pengusaha Beri Masukan Peta Perekonomian ke Prabowo, Apa Isinya?

Kalangan pengusaha di Apindo memberi masukan berupa peta perekonomian kepada pemerintahan selanjutnya yakni Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka.

Baca Selengkapnya

Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

36 hari lalu

Benarkah THR 100 Persen ASN Tak Bisa Mendongkrak Perekonomian? Ini Kata Bank Indonesia

Pemerintah akan menggelontorkan anggaran sebesar Rp99,5 triliun untuk THR dan gaji ke-13 aparatur sipil negara tahun ini.

Baca Selengkapnya