Keanggotan RI di OPEC Dibekukan, Jokowi: Bukan Masalah

Kamis, 1 Desember 2016 17:47 WIB

Presiden Jokowi memberikan sambutan saat Munas Realestat Indonesia (REI) ke-XV di Jakarta, 29 November 2016. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Joko Widodo akhirnya berkomentar soal keputusan Indonesia membekukan sementara keanggotaannya di Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries). Ia menyebut keputusan yang diambil dalam Sidang Ke-171 OPEC, Wina, Austria tersebut bukan sebagai hal yang besar.

"Kalau memang harus keluar kan gak ada masalah," ujar Presiden Joko Widodo saat dicegat usai pembukaan Rapat Pimpinan Nasional Kamar Dagang Indonesia di Hotel Borbudur, Jakarta, Kamis, 1 Desember 2016.

Indonesia sebelumnya memutuskan untuk membekukan keanggotaannya di OPEC karena faktor Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara 2017. Menurut Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan, jika Indonesia tidak membekukan keanggotaannya, maka hitung-hitungan RAPBN 2017 bisa terpengaruh keputusan sidang OPEC tersebut. Pasalnya, Indonesia harus memotong produksi minyak mentahnya sekitar 5 persen.

Permintaan sidang tersebut untuk menjaga nilai minyak dunia yang tengah memburuk. Harapannya, dengan membatasi produksi minyak, maka harga minyak dunia bisa dinaikkan kembali ke harga yang ideal. Dalam hal ini, Indonesia diminta memotong produksi minyak mentahnya sebesar 37 ribu barel per hari.

Pemotongan 37 ribu barel per hari dianggap pemerintah merugikan Indonesia. Selain akan mengubah kembali hitung-hitungan RAPBN 2017, di mana Indonesia hanya bisa menerima pemotongan produksi 5 ribu barel per hari, juga akan membuat harga minyak secara teoritis naik tinggi.

Presiden Joko Widodo melanjutkan bahwa keputusan yang diambil Indonesia sudah tepat karena hal ini untuk melindungi APBN. Di sisi lain, kata Presiden Joko Widodo, sudah bukan hal baru bagi Indonesia untuk membekukan keanggotaannya di OPEC.

"Dulu kita pernah menjadi anggota OPEC dan pernah tidak menjadi anggota OPEC. Kemudian, kita masuk lagi karena ingin informasi naik turunnya harga dan stok di setiap negara. Itu bisa tahu kalau jadi anggota. Karena sekarang untuk APBN, ya harus keluar lagi bukan masalah," ujar Presiden Jokowi.

Sebagai catatan, total sudah dua kali Indonesia membekukan keanggotaannya di OPEC. Pembekuan pertama pada 2008 yang efektif berlaku 2009. Indonesia memutuskan untuk kembali aktif pada 2016 ini meski apda akhirnya membekukan lagi yang efektif 2017.

ISTMAN MP

Berita terkait

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

4 jam lalu

Bos Microsoft ke Indonesia, Investasi hingga Luhut Menjamin Keuntungan

Presiden Jokowi menerima kunjungan kerja Chief Executive Officer Microsoft Satya Nadella di Istana Kepresidenan Jakarta, pada Selasa, 30 April 2024

Baca Selengkapnya

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

5 jam lalu

CEO Microsoft Ketemu Jokowi Bahas Investasi Rp 14 Triliun, Ini Profil Satya Nadella

CEO sekaligus Chairman Microsoft Satya Nadella bertemu Jokowi, kemarin. Berikut profilnya.

Baca Selengkapnya

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

6 jam lalu

Siapa Sosok David Tobing yang Gugat Rocky Gerung?

Rocky Gerung dinyatakan tidak bersalah dalam gugatan penghinaan presiden yang diajukan David Tobing. Bagaimana kilas baliknya?

Baca Selengkapnya

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

19 jam lalu

Ragam Pendapat Pakar Soal Komposisi Kabinet Prabowo-Gibran

Prabowo-Gibran diminta memperhatikan komposisi kalangan profesional dan partai politik dalam menyusun kabinetnya.

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

19 jam lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

20 jam lalu

Jokowi Sebut Redistribusi Tanah Rampung Tahun Depan: Presiden Baru Hanya Urus Sedikit

Jokowi mengatakan selama 10 tahun dia menjabat sebagai presiden urusan konflik tanah selalu menjadi keluhan utama warga.

Baca Selengkapnya

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

20 jam lalu

Warga Desa Temurejo Tagih Sertifikat Tanah ke Jokowi: Mohon Diselesaikan Sebelum Turun Jabatan

Presiden Jokowi ditagih sertifikat tanah oleh warga dalam kunjungan kerja ke Jawa Timur.

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

22 jam lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

22 jam lalu

Tunjuk Pamannya Jadi Plh Sekda Kota Medan, Berikut Sederet Kontroversi Bobby Nasution

Bobby Nasution kembali menuai kontroversi setelah melantik pamannya menjadi Sekda Kota Medan. Ini deretan kontroversinya.

Baca Selengkapnya

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

23 jam lalu

Jokowi Kunker ke Banyuwangi, Bakal Serahkan Sertifikat Tanah Elektronik

Presiden Jokowi bertolak ke Banyuwangi, Jawa Timur, untuk kunjungan kerja.

Baca Selengkapnya