Presiden Jokowi: Sedih Kalau Dengar Impor Pangan

Reporter

Editor

Saroh mutaya

Rabu, 30 November 2016 23:05 WIB

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri (kanan) didampingi Bupati Buleleng Putu Agus Suryatnyana (kedua kanan) mencicipi makanan saat lomba masakan tradisional Bali di Lapangan Busungliu, Buleleng, Bali (3/4). Dalam kampanye Megawati mengajak masyarakat memanfaatkan kekayaan alam hayati Indonesia sehingga tidak tergantung dengan produk impor. ANTARA/Zabur Karuru

TEMPO.CO, Jakarta - - Presiden Joko Widodo menyatakan kesedihannya jika mendengar laporan Indonesia masih melakukan impor pangan.

"Saya kalau dengar yang namanya impor pangan, itu sedih banget," kata Presiden saat acara pemberian penghargaan Adhikarya Pangan Nusantara di Istana Negara Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Jokowi mengungkapkan beberapa pangan yang harusnya bisa ditanam Indonesia, tapi masih diimpor, diantaranya buah, jagung, beras.

"Beras impor, tapi tahun ini tadi Pak Menteri Pertanian bilang sudah nggak impor, sudah. Jagung dulu masih impor 3,2 juta ton sekarang sudah turun anjlok 60 persen, bagus," kata Presiden.

Presiden mengungkapkan untuk jagung pada 2018 telah dijanjikan Menteri Pertanian Amran Andi Sulaiman tidak akan impor kembali.

"(Tahun) 2018, udah ngak impor jagung. Janji pak menteri (pertanian) dengan saya, saksinya bapak-ibu semua, tapi harus didukung bapak ibu semuanya juga," kata Presiden.

Jokowi juga mengatakan bahwa pemerintah akan terus meningkatkan dana desa hingga Rp120 triliun pada 2018 guna mendukung ketahanan pangan nasional.

Presiden berharap dana desa ini bisa digunakan untuk membangun irigasi, embung-embung yang bisa sebagai kantong air sehingga bisa meningkatkan produksi pangan nasional.

Jokowi menegaskan bahwa kecukupan pangan Indonesia ini hanya masalah niat dari pemangku kepentingan untuk mewujudkannya.

"Ini hanya masalah niat, mau atau tidak mau. Ada niat, mau atau tidak mau. Kalau niatnya kuat, maunya kuat rampung urusan-urusan seperti itu," kata Jokowi.

Untuk itu, Presiden meminta tidak ingin ada laporan lagi masalah impor pangan karena sumber daya alam Indonesia mampu memproduksinya.

"Jangan sampai jagung impor lah, buah impor, kedelai masih impor, garam masih impor, masa sih kita ngak bisa memproduksi itu. sumber daya alam kita, tanah kita semuanya sangat mendukung untuk berproduksi dan bisa bersaing dengan negara lain," katanya.

Jokowi meminta pemerintah pusat, pemerintah daerah sampai kepala desa, penyuluh, peneliti, petani secara bersama-sama untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional.

Presiden meminta pada tahun depan untuk fokus membangun embung, waduk sebanyak-banyaknya guna membuat penyimpanan air guna mendukung produksi pangan.

"Di negara mana pun yang pertaniannya bagus, kita intip, tengok, ya air. Kalau airnya ada sepanjang tahun bisa berproduksi tidak hanya nunggu hujan saja. Kunci-kunci seperti itu yang harus kita kerjakan," kata Presiden.

Jokowi mengingatkan bahwa Indonesia sebenarnya memiliki kelebihan cadangan air yang banyak, namun dibiarkan melimpah sehingga menyebabkan bencana banjir.

"Negara kita ini penuh dengan air, kebanyakan, malah jadi banjir yang banyak. Ini harus dikelola. Kalau di kali-kali (sungai-sungai) kecil ditutup, diberi pintu, naikan," katanya.

Presiden juga berjanji akan mengunjungi daerah jika produksi pangannya mengalami peningkatan. "Saya kalau dapat cerita produksi kita meningkat, entah yang namanya cabai, padi, jagung dan kedelai, sudah saya pasti tengok," katanya.

Jokowi juga berjanji kepada Bupati Wajo, Sulawesi Selatan, akan mengunjungi daerahnya jika berhasil membangun embung-embung guna mendorong produksi pangan.

"Saya janjian juga dengan Pak Bupati Wajo, Januari Insya Allah saya akan tengok ke Wajo karena sudah membikin kantong air, membikin embung yang sangat banyak sekali mau saya melihat Produksinya juga meloncat saya kira itu yang musti kita kerjakan," kata Presiden.

Jokowi mengatakan Indonesia masih memiliki banyak peluang untuk menjadi lumbungnya pangan dunia karena masih banyak peluang yang bisa dimanfaatkan.

"Hanya memang kita mengejar ini harus dengan lari, maraton yang cepat. Ngak bisa kita hanya biasa-biasa saja, ketinggalan kita kalau cara larinya biasa biasa saja," harap Presiden.

ANTARA

Berita terkait

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

7 hari lalu

Produk Indonesia di Mesir Raup Transaksi Potensial Rp 253 Miliar, Didominasi Biji Kopi

Nilai transaksi potensial paviliun Indonesia di Cafex Expo 2024, Mesir, capai Rp 253 milir. Didominasi oleh produk biji kopi Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

10 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

10 hari lalu

Rektor Paramadina Ingatkan Pemerintah Tak Remehkan Dampak Konflik Iran-Israel

Didik mengingatkan agar pemerintah tidak menganggap enteng konflik Iran-Israel. Kebijakan fiskal dan moneter tak boleh menambah tekanan inflasi.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

10 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

10 hari lalu

Ekspor Maret 2024 Naik 16,4 Persen tapi Tetap Anjlok Dibanding Tahun Lalu

BPS mencatat nilai ekspor Indonesia pada Maret 2024 naik 16,40 persen dibanding Februari 2024. Namun anjlok 4 persen dibanding Maret 2023.

Baca Selengkapnya

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

10 hari lalu

Surplus Perdagangan Maret Tembus USD 4,47 Miliar, Ditopang Ekspor Logam Dasar dan Sawit

Surplus perdagangan Indonesia pada Maret 2024 tembus US$ 4,47 miliar. Surplus 47 bulan berturut-turut.

Baca Selengkapnya

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

11 hari lalu

Indonesia-Tunisia Gelar Intersesi ke-6, Bahas Peningkatan Perdagangan Bilateral

Delegasi Indonesia dan Tunisia membahas perjanjian perdagangan bilateral di Tangerang. Indonesia banyak mengekspor sawit dan mengimpor kurma.

Baca Selengkapnya

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

57 hari lalu

Kemendag Optimistis Perdagangan Indonesia Kejar Vietnam jika Sepakati IEU-CEPA

Kementerian perdagangan sebut Indonesia bisa kalahkan Vietnam jika sudah melakukan kesepakatan perjanjian dagang dengan Uni Eropa (IEU-CEPA).

Baca Selengkapnya

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

28 Februari 2024

Ma'ruf Amin Dorong Selandia Baru Tingkatkan Ekspor Daging Sapi dan Domba Bersertifikat Halal ke RI

Wakil Presiden Ma'ruf Amin mendorong agar ekspor daging sapi dan domba bersertifikasi halal dari Selandia Baru ke Indonesia bisa ditingkatkan.

Baca Selengkapnya

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

1 Februari 2024

Ganjar Janji Jadikan Sulut Pintu Keluar-Masuk Ekspor Impor dari Utara RI: Titik Pertumbuhan Ekonomi Baru

Ganjar Pranowo berjanji akan menjadikan Sulut sebagai pintu keluar masuk ekspor-impor dari wilayah utara Indonesia.

Baca Selengkapnya