Kisah Menteri Sri Mulyani dan 'Tamu Istimewa'-nya  

Reporter

Rabu, 30 November 2016 16:58 WIB

Menteri Keuangan Sri Mulyani memberi sambutan dalam acara Innovative Fiscal Support for Better Public Service. TEMPO/Bambang Harymurti

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menceritakan, saat ia menjabat Menteri Keuangan untuk pertama kalinya pada 2005-2010, tamu istimewa datang, yakni badai El Nino. Sebelumnya, mantan Menteri Keuangan Boediono mengatakan salah satu tantangan saat ia menjabat Menteri Keuangan pada 2001-2004 adalah badai El Nino.

"El Nino memang senang mendatangi Menteri Keuangan. El Nino datang, harga minyak naik menjadi US$ 100. Presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) pun menghadapi situasi di mana tiba-tiba APBN (Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara) tidak kredibel lagi," katanya dalam Seminar Nasional Tantangan Pengelolaan APBN dari Masa ke Masa di Kementerian Keuangan, Jakarta, Rabu, 30 November 2016.

Dengan naiknya harga minyak, penerimaan negara dari ekspor minyak memang naik. Tapi, ucap Sri Mulyani, subsidi bahan bakar minyak (BBM) meningkat lebih besar, sehingga defisit membengkak dan persoalan ekonomi membesar. "Saya diminta menjadi Menteri Keuangan saat APBN agak goyang. Kami harus kembalikan lagi, urus subsidi menjadi lebih baik," ujarnya.

Saat krisis terjadi pada 2008-2009, Sri Mulyani menuturkan, problemnya adalah masyarakat teringat pada krisis 1997-1998. Kalau Indonesia tidak memiliki trauma masa lalu, kata dia, barangkali warga menghadapinya tidak sekompleks itu. Menurut dia, pelaku ekonomi dalam situasi itu cenderung menyelamatkan diri sendiri, menarik modal, menutup, menarik uang.

Lantaran para pelaku usaha saat itu tidak rasional dan selalu sangat khawatir, ucap Sri Mulyani, pemerintah harus menenangkan dan mengembalikan kepercayaan diri mereka. Dalam situasi itu, APBN tertekan. Selama APBN kredibel, kata dia, sebenarnya masalah psikologi bisa dihadapi. "Kalau APBN tidak kredibel, apa yang diomongkan Menteri Keuangan menjadi tidak kredibel," ujarnya.

APBN, tutur dia, tidak seharusnya menjadi masalah. Dia menjelaskan. APBN merupakan instrumen yang bisa menjadi solusi permasalahan ekonomi. "Waktu ekonomi kuat, dia bisa menjadi instrumen untuk mendinginkan. Waktu ekonomi lemah, dia bisa menjadi instrumen untuk stimulus. Karena itu, APBN harus dijaga bersama," katanya.

ANGELINA ANJAR SAWITRI




Berita terkait

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

20 jam lalu

Sri Mulyani dan Presiden ADB Bahas Mekanisme Transisi Energi: Kita Mulai Bicara yang Konkret

Sri Mulyani Indrawati dan Presiden ADB Masatsugu Asakawa membahas lebih lanjut program Mekanisme Transisi Energi (ETM) ADB untuk Indonesia.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

1 hari lalu

Sri Mulyani Waspadai Dampak Kenaikan BI Rate terhadap APBN

Menkeu Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan ada dampak kenaikan BI Rate ke level 6,25 persen terhadap APBN, terutama penerimaan pajak.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

2 hari lalu

Sri Mulyani: Meski Kurs Rupiah Melemah, Masih Lebih Baik dibanding Baht dan Ringgit

Menkeu Sri Mulyani mengatakan, nilai tukar rupiah pada triwulan I 2024 mengalami depresiasi 2,89 persen ytd sampai 28 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

2 hari lalu

Kuartal I-2024, KSSK Sebut Stabilitas Sistem Keuangan RI Terjaga meski Ketidakpastian Meningkat

Menkeu Sri Mulyani mengatakan Stabilitas Sistem Keuangan Indonesia pada kuartal pertama tahun 2024 masih terjaga.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

2 hari lalu

Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?

Sri Mulyani menyebut perkiraan pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini bakal relatif stagnan dengan berbagai risiko dan tantangan yang berkembang.

Baca Selengkapnya

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

2 hari lalu

Sektor Manufaktur Masih Ekspansif dan Inflasi Terkendali

Sektor manufaktur tunjukan tren kinerja ekspansif seiring Ramadhan dan Idul Fitri 2024. Sementara itu, inflasi masih terkendali.

Baca Selengkapnya

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

4 hari lalu

Terkini: Pendapatan Garuda Indonesia Kuartal I 2024 Melonjak, Sri Mulyani Kembali Bicara APBN untuk Transisi Energi

PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. mencatatkan pertumbuhan pendapatan di kuartal I 2024 ini meningkat hingga 18,07 persen dibandingkan kuartal I 2023.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

4 hari lalu

Sri Mulyani Tekankan Pentingnya Kekuatan APBN untuk Efektivitas Transisi Energi

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menekankan pentingnya kekuatan anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN) untuk efektivitas transisi energi.

Baca Selengkapnya

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

4 hari lalu

Disebut Tukang Palak Berseragam, Berapa Pendapatan Pegawai Bea Cukai?

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai sedang menjadi sorotan publik karena sejumlah kasus dan disebut tukang palak. Berapa pendapatan pegawai Bea Cukai?

Baca Selengkapnya

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

4 hari lalu

Menteri Keuangan Israel Serukan Penghancuran Total Gaza

Menteri Keuangan Israel menyerukan penghancuran total Kota Rafah, Deir al-Balah, dan Khan Younis di Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya