Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, melihat kondisi dua gerbong kereta Kerta Jaya pasca terbakar, di Stasiun Tanjung Priok, Jakarta, 25 Agustus 2016. Menhub menyerahkan proses penyelidikan kebakaran itu ke Tim Pusat Labolatorium Forensik (Puslabfor) Mabes Polri. TEMPO/Imam Sukamto
TEMPO.CO, Bandung - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menemui Wali Kota Bandung Ridwan Kamil di Pendapa Kota Bandung, Jalan Dalem Kaum, Kota Bandung, Sabtu, 26 November 2016.
"Saya selaku Menhub sangat berterima kasih kepada Pak Wali Kota Bandung yang memberikan kesempatan di antara waktunya. Hari ini, kami ingin menangkap aspirasi yang ada di Kota Bandung," kata Budi.
Budi berujar, dalam pertemuan tersebut, Kementerian Perhubungan mendukung rencana Pemerintah Kota Bandung membangun sarana transportasi baru berupa LRT Micro Capsule. "Menhub bersama pemda dan Wali Kota Bandung ingin menginisiasi pembangunan kereta kapsul yang merupakan karya anak bangsa," ucapnya.
Meski belum diketahui pasti nilai investasi proyek LRT Metro Capsule, Budi memastikan pihaknya siap membantu sebagian pembiayaan proyek yang diagendakan selesai pada 2018 tersebut melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara.
"(Dananya) kombinasi. APBN mungkin. Kalau Pak Wali Kota, ada APBD atau swasta. Kami tetap mendukung. Persentasenya nanti kami bahas," tuturnya.
Ridwan Kamil mengatakan trayek LRT Metro Capsule pertama akan menempuh jarak 3 kilometer. "Dari Stasiun Bandung sampai Alun-alun Bandung," ucapnya.
Selain membahas LRT Metro Capsule, Ridwan dan Budi Karya berencana mengganti kereta rel diesel rute Cicalengka-Bandung-Padalarang dengan kereta commuter mirip Yogya-Solo dan Jakarta-Bogor.
"Mewacanakan rel kereta yang ada diaktivasi diperbanyak dengan commuter. Jadi keretanya khusus, jaraknya lebih dekat, stasiunnya, waktunya lebih banyak," ujarnya.