TEMPO.CO, Jakarta - Saham-saham Australia menguat lebih dari satu persen pada Rabu, 23 November 2016 karena investor mempertimbangkan kesehatan ekonomi lokal dengan segala sesuatunya tampak tidak suram seperti yang dulu terlihat.
Indeks acuan S&P/ASX 200 berakhir naik 71,10 poin atau 1,31 persen menjadi 5.484,40 poin, sementara indeks All Ordinaries bertambah 69,30 poin atau 1,26 persen pada 5.549,90 poin, lapor Xinhua.
Momentum berkembang di pasar Australia pada pertengahan sesi karena perubahan pandangan dalam bidang industri, menyebabkan kapitulasi di antara mereka yang telah mendukung pada komoditas-komoditas, kepala analis pasar CMC Markets Ric Spooner mengatakan.
"Bahkan jika Anda mengambil pandangan bahwa mereka akan tinggal, atau tidak jatuh terlalu banyak lebih jauh dari sini, maka itu akan menjadi hal yang positif bagi beberapa perusahaan pertambangan yang bisa dibilang masih diperkirakan cukup konservatif," kata Spooner, menambahkan mereka akan memiliki penghasilan menarik jika harga komoditas tetap sama.
Kenaikan perdagangan Australia menyediakan sedikit penarik bagi perekonomian lokal, sementara kenaikan ekspor LNG dan terus meningkatnya volume bijih besi juga positif.
"Semua itu sedikit positif dan itu mengalir melalui seluruh perekonomian, dan sektor-sektor lain dari pasar saham di luar sektor pertambangan," kata Spooner.
"(Investor) tidak sangat bullish, tapi itu tidak suram."
Pada Rabu, ANZ naik 1,08 persen, Commonwealth Bank of Australia naik 1,33 persen, National Australia Bank naik 1,19 persen dan Westpac berakhir 1,13 persen lebih tinggi.
BHP Billiton naik 2,65 persen, rivalnya Rio Tinto menguat 2,52 persen, dan penambang emas Newcrest naik tipis 0,39 persen.
Oil Search terangkat 1,12 persen, Santos naik 1,45 persen dan Woodside Petroleum ditutup 1,11 persen lebih kuat.
Wesfarmers dan saingan Woolworths masing-masing naik 1,02 persen dan 0,60 persen.
Qantas melambung 2,52 persen dan raksasa telekomunikasi Telstra menambahkan 2,04 persen.
ANTARA
Berita terkait
BI Catat Rp 2,47 T Modal Asing Tinggalkan RI Pekan Ini
7 hari lalu
BI mencatat aliran modal asing yang keluar pada pekan keempat April 2024 sebesar Rp 2,47 triliun.
Baca SelengkapnyaHari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?
13 hari lalu
Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?
Baca SelengkapnyaSenin Depan, BEI Terapkan Full Call Auction di Papan Pemantauan Khusus
44 hari lalu
BEI akan menerapkan mekanisme perdagangan lelang berkala secara penuh atau full call auction di Papan Pemantauan Khusus pada Senin pekan depan.
Baca SelengkapnyaPekan Keempat Februari, Aliran Modal Asing Masuk Rp 1,01 Triliun
25 Februari 2024
Aliran modal asing tetap surplus kendati ada penjualan Surat Berharga Negara (SBN) dan Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI), karena jumlah modal masuk ke pasar saham jauh lebih besar.
Baca SelengkapnyaMicrosoft Salip Apple di Pasar Saham dengan Keunggulan AI
30 Januari 2024
Para investor sepakat bahwa Microsoft berkembang jauh lebih signifikan dibanding Apple, bahkan untuk lima tahun ke depan.
Baca SelengkapnyaIsrael Selidiki Investor Untung Jutaan Dollar karena Sudah Antisipasi Serangan Hamas 7 Oktober
5 Desember 2023
Israel sedang menyelidiki klaim peneliti AS bahwa beberapa investor mungkin telah mengetahui sebelumnya tentang rencana serangan Hamas
Baca SelengkapnyaPotensi Bursa Karbon Cukup Besar, Bos OJK: 71,95 Persen Karbon Masih Belum Terjual
4 Desember 2023
Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi menjelaskan bahwa ke depan potensi bursa karbon masih cukup besar.
Baca SelengkapnyaBEI Ungkap Penyebab Sepinya Bursa Karbon Dibandingkan dengan Bursa Saham
30 November 2023
Dari sisi transaksi bursa karbon tercatat sudah ada lebih dari 490 ribu ton dengan nilai harga jual karbon terakhir senilai Rp 59.200.
Baca Selengkapnya2024, BEI Bidik Nilai Transaksi Harian Rp 12,25 Triliun
26 Oktober 2023
PT Bursa Efek Indonesia (BEI) membidik rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) pada tahun 2024 sebesar Rp 12,25 triliun pada tahun 2024.
Baca SelengkapnyaTransaksi Harian Jeblok 29 Persen, BEI: Ada Shifting Investasi dengan New Normal
7 Oktober 2023
Bursa Efek Indonesia (BEI) membeberkan alasan nilai transaksi harian di pasar modal Indonesia yang jeblok dibandingkan tahun lalu.
Baca Selengkapnya