Analis: Harga Komoditas Bakal Topang IHSG

Rabu, 23 November 2016 09:22 WIB

Papan indeks bursa saham di Bank Mandiri, SCBD, Jakarta, Kamis (29/10). Aksi panik jual dan dugaan forced sell sempat memaksa IHSG turun lebih dari 100 poin pada awal perdagangan, pada perdagangan Kamis (29/10/2009). TEMPO/Dwianto Wibowo

TEMPO.CO, Jakarta - Analis ekonomi dari First Asia Capital David Sutyanto memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpeluang melanjutkan penguatan dalam rentang terbatas.


"IHSG diperkirakan akan bergerak dengan support di 5.180 dengan resisten di 5.230 berpeluang melanjutkan penguatan terbatas," kata David Sutyanto dalam pesan tertulisnya, Rabu, 23 November 2016.

Kenaikan indeks, menurut David, terutama ditopang meredanya risiko pasar saham dan tren menguatnya harga komoditas logam. Semalam pasar saham global melanjutkan penguatan ditopang saham sektor energi, material, telekomunikasi.

Meski harga minyak terkoreksi -0,66 persen di harga US$ 47,92 per barel, namun beberapa harga komoditas menguat. Hal ini di antaranya ditunjukkan dari Indeks harga saham emiten asal Indonesia yang diperdagangkan di bursa Amerika Serikat I Shares MSCI Indonesia ETF (EIDO) yang naik 1,23 persen. Harga batubara dan timah juga menguat 1,82 persen dan 0,96 persen.

Indeks saham di Uni Eropa, Eurostoxx, naik 0,4 persen di 3.044,33. Di Wall Street Indeks DJIA untuk pertama kali tutup di atas 19.000 yakni di 19.023 atau menguat 0,4 persen. Indeks S&P turut memecahkan rekornya untuk pertama kali tutup di atas 2.200 yakni di 2.202 atau naik 0,2 persen.


Indeks Nasdaq menguat 0,3 persen di 5.386,35. "Saham sektor energi dan pertambangan logam melanjutkan rally ditopang sentimen atas rally harga komoditasnya," kata David.

Selain itu, pasar juga merespon positif data penjualan rumah bekas di AS Oktober lalu mencapai 5,6 juta unit di atas perkiraan 5,4 juta unit. Ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2007. Perekonomian AS menunjukkan pemulihan berlanjut. Pasar berspekulasi perekonomian AS mampu menghadapi rencana kenaikan bunga di Desember mendatang.

Meredanya risiko pasar emerging market terutama ditopang naiknya harga minyak mentah dan sejumlah harga komoditas logam kembali mendorong aksi spekulasi beli pemodal atas sejumlah saham sektoral terutama tambang dan konsumsi.

Pada perdagangan kemarin IHSG akhirnya berhasil menguat tutup di 5.204,674 atau menguat 56,355 poin (1 persen). Meski demikian, menurut David, penguatan ini dinilai bersifat spekulatif di tengah masih tingginya risiko keluarnya modal asing.

DESTRIANITA

Berita terkait

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

15 jam lalu

IHSG Tutup Sesi Pertama di Zona Hijau, Saham Bank BRI Paling Aktif Diperdagangkan

IHSG menguat 0,86 persen ke level 7.097,2 dalam sesi pertama perdagangan Senin, 29 April 2024.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

4 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

5 hari lalu

IHSG Sesi I Menguat 0,8 Persen ke Level 7.168,5

IHSG sesi I ditutup menguat 0,81 persen ke level 7.168,5. Nilai transaksi mencapai Rp 6,6 triliun.

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

7 hari lalu

IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat

IHSG ditutup melemah seiring pelaku pasar masih bersikap 'wait and see' terhadap hasil sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

7 hari lalu

Pembacaan Putusan MK Pengaruhi IHSG, Perdagangan Ditutup Melemah 7.073,82

Putusan MK terkait sengketa Pilpres diprediksi akan mempengaruhi IHSG. Perdagangan hari ini ditutup 7.073,82 atau melemah 13,50 basis poin.

Baca Selengkapnya

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

7 hari lalu

Hari Ini IHSG Diperkirakan Menguat, Saham Apa Saja yang Potensial Dilirik?

Analis PT Reliance Sekuritas Indonesia Reza Priyambada memperkirakan IHSG pada awal pekan ini menguat bila dibandingkan pekan lalu. Apa syaratnya?

Baca Selengkapnya

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

11 hari lalu

SimInvest: Konflik Timur Tengah Tak Berpengaruh Langsung terhadap Bursa Saham Indonesia

SimInvest memprediksi dampak konflik timur Tengah tak begitu berpengaruh langsung terhadap bursa saham Indonesia.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

13 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya