Mentan Hentikan Impor Jagung Tahun Depan

Reporter

Jumat, 18 November 2016 23:04 WIB

Jagung. ANTARA/Andreas Fitri Atmoko

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah bertekad akan menghentikan impor jagung pada tahun depan dengan mendorong penggunaan dan pembelian benih yang diproduksi di dalam negeri. Termasuk perluasan areal tanam.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan tahun ini Indonesia mampu menekan impor komoditas hingga sekitar 3,6 juta ton.

"Setiap tahun, kita mengimpor hampir 4 juta ton. Dengan begitu, kita sudah menghemat devisa sebesar Rp10 triliun," ujarnya saat memberikan kuliah umum bertema Arah Kebijakan Sektor Pertanian Dalam Percepatan Pembangunan Bangsa, di Kampus Universitas Negeri Makassar, Jumat (18 November 2016).

Di Makassar, Mentan juga melakukan koordinasi dengan Kodam VII/Wirabuana Anggaran 2016 dan kuliah umum di Universitas Muslim Indonesia dengan tema Meningkatkan Kualitas Stakeholder Pertanian Menuju Petani Yang berdaulat, Kolektif, dan Berbasis Produksi Ekonmis. Terakhir dengan para alim ulama di Massar sambil santap malam.

"Jumlah itu sangat besar. Untuk itu kita bertekad, tahun depan kita tidak lagi mengimpor jagung," ujarnya.

Upaya Pemerintah itu, kata dia, akan dilakukan dengan menyerap benih jagung yang dihasilkan anak bangsa.

"Berapa pun banyaknya, akan kami serap untuk kami. Bagi secara gratis kepada lahan petani yang luasnya 3 juta hektare," tutur Mentan.

Beberapa waktu lalu, kata Amran,Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) telah meluncurkan benih jagung hibrida Nakula Sadewa.

"Produktivitasnya 10 ton per hektare. Bahkan ada yang 13 ton per hektare. Itu akan kami beli berapa pun banyaknya produksinya."

Menurut dia impor jagung selama ini hanyalah keterpaksaan. "Kalaupun masih mau impor, sebaiknya benih saja yang jauh lebih murah dibanding impor jagung [4 juta ton] dengan nilai lebih dari Rp10 triliun," tutur Mentan.

Impor jagung umumnya didatangkan dari India, Brasil, Thailand, dan Amerika Serikat (AS).

Menteri yakin bahwa hingga akhir tahun ini Indonesia mampu memertahankan kinerja tersebut. " Seperti beras, yang mudah-mudahan, hingga akhir musim tanam tahun ini --sekitar tiga bulan-- kita bisa tidak mengimpor lagi."

Sebelumnya, pemerintah merencanakan untuk mengimpor jagung sebanyak 2,4 juta ton untuk kebutuhan pakan ternak pada 2016. Impor itu akan direalisasikan secara bertahap sebanyak 200.000 ton setiap bulan.

Produksi jagung pada 2015 mencapai 19,83 juta ton atau naik 4,34% dari tahun 2014. Di tahun 2016, Kementan menargetkan produksi jagung sebesar 21,53 juta ton.

Produksi jagung 2016 lebih dari cukup memenuhi kebutuhan industri pakan. Kebutuhan industri terdata sebanyak 750 ton per bulan dan total kebutuhan jagung nasional 1,55 juta ton per bulan.

Sementara produksi minimal jagung pada 2016 yang dalam kondisi La Nina ditargetkan 21,53 juta ton. Produksi jagung 2016 diprediksi akan surplus 1,3 juta ton.


BISNIS.COM

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

8 jam lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

1 hari lalu

Cuaca Ekstrem, Pemerintah Siapkan Impor Beras 3,6 Juta Ton

Zulkifli Hasan mengatakan impor difokuskan ke wilayah sentra non produksi guna menjaga kestabilan stok beras hingga ke depannya.

Baca Selengkapnya

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

1 hari lalu

Kuota Pupuk Bersubsidi Naik, Mentan: Segera Tebus

Penambahan pupuk subsidi dari 4,7 juta ton menjadi 9,5 juta ton telah mendapat persetujuan dari presiden.

Baca Selengkapnya

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

1 hari lalu

Jadi Sorotan, Ternyata Segini Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai

Pegawai Direktorat Jenderal Bea Cukai disorot usai banyak kritikan terkait kinerjanya. Berapa gajinya?

Baca Selengkapnya

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

1 hari lalu

Zulhas Cerita Panjang Lebar soal Alasan Permendag Tak Lagi Batasi Barang Bawaan dari Luar Negeri

Mendag Zulhas bercerita panjang lebar soal alasan merevisi Permendag Nomor 36 Tahun 2024 soal pengaturan impor.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

3 hari lalu

Ini Alasan Nurul Ghufron Bantu Mutasi ASN Kementan ke Malang Jawa Timur

Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron menjelaskan perihal laporan dugaan pelanggaran etik yang ditujukan kepadanya soal mutasi ASN di Kementan.

Baca Selengkapnya

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

3 hari lalu

Viral Pria Robek Tas Hermes di Depan Petugas Bea Cukai Karena Tolak Bayar Pajak: Saya Gak Terima..

Viral seorang pria yang merobek tas Hermes mewah miliknya di depan petugas Bea Cukai. Bagaimana duduk persoalan sebenarnya?

Baca Selengkapnya

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

3 hari lalu

Kemendag Sosialisasikan Permendag Nomor 7 Tahun 2024 Soal Pengaturan Impor

Permendag nomor 3 tahun 2023 diklaim belum sempurna.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

3 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

4 hari lalu

Penerimaan Bea Cukai Turun 4,5 Persen

Penerimaan Bea Cukai Januari-Maret turun 4,5 persen dibanding tahun lalu.

Baca Selengkapnya